Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ochuqueenaAvatar border
TS
ochuqueena
Titik Panas layaknya Doomsday di Kalimantan Tengah
Titik Panas layaknya Doomsday di Kalimantan Tengah

Sejak di gadangkan menjadi kandidat kuat untuk lokasi pemindahan Ibu Kota Negara, Kalimantan Tengah akhirnya bisa menjadi pusat perhatian anak bangsa. Padahal beberapa waktu sebelumnya, nama ini jarang disebut. Bahkan jika di sebut Kalimantan Tengah, beberapa orang bisa salah menyebut Ibu Kota Provinsinya, entah itu Balikpapan atau Banjarmasin.

Agustus 2019 menjadi bulan mengenang jasa para pahlawan, sekaligus memasuki musim ketiga di Kalimantan dan daerah 'habitat' lahan gambut lainnya. Musim ketiga ini sangat beresiko dan tergolong berbahaya bagi kesehatan masyarakat, yang sayangnya bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Salah satu 'musim ketiga' terparah di Kalimantan Tengah adalah pada Oktober 2015. Penyelamat dari kedatangan musim ketiga itu hanyalah hujan yang datang konsisten, sebagai penyembuh.

Sebagai kata pengantar, penulis hanya mengingatkan. Bahwa Kalimantan tengah adalah salah satu wilayah yang memiliki lahan gambut terluas dan paling berpengaruh dampaknya bagi wilayah lain apabila terjadi sesuatu yang di luar harapan.

Lahan gambut adalah lahan yang kaya. Karena mengandung sisa-sisa pelapukan tumbuhan bahkan sampai kedalaman tertentu. Hanya saja, perlu di garis bawahi bahwa sisa tumbuhan merupakan sumber bahan bakar alami. Dengan demikian, lahan gambut mengandung bahan bakar yang besar. Pada kondisi tersebut, diketahui bahwa lahan gambut memiliki sumber api dari bawah permukaan tanah.

Jika musim kemarau datang, tanaman cenderung mengering. Sehingga pada kedalaman tertentu di lahan gambut, akan memicu timbulnya titik panas yang sekaligus menjadi sumber api.

Karena lahan gambut memiliki sumber api dari bawah permukaan tanah yang menjalar pada kedalaman dan jarak yang tidak terdeteksi, maka sebarannya sulit diketahui. Sehingga terjadilah kebakaran lahan pada beberapa titik rawan di daerah lahan gambut.

Kebakaran di lahan gambut yang cenderung terjadi di musim kemarau ini, justru memperparah keadaan. Selain karena sumber api berada pada kedalaman tertentu yang sulit dideteksi, proses pemadamannya pun membutuhkan kegiatan berulang selama beberapa kali. Dengan tujuan, agar sumber api benar-benar padam.

Mirisnya, beberapa pihak ketiga dengan kepentingan tertentu. Seringkali memanfaatkan kedatangan musim kemarau untuk proses land clearing atau pembukaan lahan dalam skala yang cukup luas dengan metode pembakaran lahan, yang diketahui lebih minim biaya daripada harus melakukan pembukaan lahan sesuai standar operasional.


Dampaknya, selama kebakaran lahan gambut terjadi, terbentuklah asap tebal yang tentunya mencemari kualitas udara dan memicu beberapa penyakit pernafasan bagi masyarakat. Sebut saja salah satunya asma dan ISPA.

Selama memasuki 'musim ketiga' ini, perlu diketahui oleh masyarakat tentang Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang merupakan laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari.

#bersambung
#asap
#kalimantan
Diubah oleh ochuqueena 14-08-2019 15:32
0
309
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan