Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Dua Putra Jokowi Masuk Bursa Calon Wali Kota Solo


Dua Putra Jokowi Masuk Bursa Calon Wali Kota Solo

Jakarta, CNN Indonesia -- Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep masuk dalam bursa Pemilihan Wali Kota Surakarta (Solo) periode 2020-2025.

Hal itu berdasarkan survei calon wali kota Solo yang dilakukan Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.

"Ini sesuai dengan hasil survei yang kami lakukan," kata Ketua Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta Suwardi di Solo, seperti dikutip Antara Kamis (25/7).


Survei dilakukan di 96 titik lokasi dengan delapan responden di masing-masing titik.

"Jumlah total kuesioner yang kami sebarkan ada 768. Akan tetapi, yang dua tidak bisa dianalisis sehingga dibuang. Jadi, ada 766 yang kami uji sampel dengan margin error 4 persen," katanya.
Lihat juga: Jokowi Minta BMKG Tak Sungkan Sampaikan Potensi Bencana
Survei tersebut menguji tiga kategori, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Dari kategori popularitas, nama Gibran muncul dengan angka popularitas tertinggi.

"Dari total jumlah responden, 90 persennya mengenal Gibran," katanya.

Selain itu, dengan angka yang sama juga muncul nama Achmad Purnomo, yang saat ini menjabat Wakil Wali Kota Surakarta mendampingi Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo.

"Di urutan ketiga adalah Kaesang dengan persentase popularitas 86 persen dan di urutan keempat ada nama Teguh Prakosa yang merupakan Ketua DPRD Kota Surakarta dengan angka 49 persen," katanya.
Lihat juga: Menangkap Pesan Jokowi Mencari Menteri Pemberani
Sementara itu, dari sisi kategori akseptabilitas, Achmad Purnomo menempati peringkat tertinggi dengan persentase 83 persen, diikuti Gibran 61 persen, dan Teguh 49 persen.

Dari segi elektabilitas, Achmad Purnomo masih menempati urutan pertama dengan angka 38 persen, urutan kedua ada Gibran dengan 13 persen, berikutnya Teguh Prakosa dengan angka 11 persen.

Selain empat nama tersebut, survei juga memunculkan beberapa nama tokoh lain di Kota Solo, di antaranya Ketua Kadin Gareng S. Haryanto, Pengasuh Pondok Pesantren Al Quraniy K.H. Abdul Kharim atau Gus Kharim, mantan Rektor UNS Ravik Karsidi, pengusaha Slamet Rahardjo, dan Ketua Tim Pemenangan Daerah Jokowi-Maruf Her Suprabu, dan akuntan publik Rachmad Wahyudi.

sumber

===========

Yaiyalah, siapa yang gak kenal Gibran dan Kaesang, apalagi di Solo. Tapi bicara kepemimpinan gak selalu berbanding lurus dengan terkenal meskipun seantero negeri. Pun kepiawaian mengelola sebuah perusahaan tak serta merta membuat seseorang mengerti tata kelola sebuah wilayah.

Walaupun begitu, mungkin bagi seorang Gibran atau Kaesang nampaknya bisa belajar langsung dari Bapaknya soal kepemimpinan, karena Jokowi benar-benar merayap dari bawah untuk menjadi pemimpin nomor satu negeri ini, bukan serta merta loncat karena punya uang triliunan. Dan Gibran atau Kaesang adalah tipikal orang-orang muda Indonesia yang berpikiran simpel, bisa menahan amarah, dan memandang segala sesuatu apa adanya, tidak dibuat ribet.

Mungkin kita harus memakai perkecualian untuk setuju atau tidak setuju dengan langkah setiap anak seorang tokoh politik tanah air. Perkecualian itu adalah melihat secara jelas dan kasat mata siapa orangtuanya dan bagaimana tingkah lakunya. Benalu akan meneruskan tradisinya menjadi benalu. Kambing akan mewarisi keturunan seekor kambing. Banteng akan mewarisi generasi seekor Banteng. Dan Sengkuni akan mewarisi keturunan yang berwatak Sengkuni.

Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia masih berkutat melihat seseorang dari keturunannya. Bahkan seorang Habib saja masih dilihat darimana asal muasal keturunannya. Jika seorang Habib seringkali berprilaku sombong, kasar, dan suka berkata kotor, bisa jadi keturunannya akan berperilaku sama. Jika ada seorang tokoh yang suka mencitrakan dirinya berlebihan, bimbang, bisa jadi anaknyapun akan sama sifat dan wataknya.

Soal Gibran dan Kaesang, sebagai anak-anak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia saat ini, pastinya nama besar Bapaknya merupakan modal dasar yang besar untuk maju dalam kompetisi politik Indonesia. Tapi seorang Tommy Suharto nyatanya sama sekali tak punya pengaruh besar dalam perpolitikan Indonesia meskipun bapaknya adalah mantan orang terkuat Indonesia selama 32 tahun.

Politik dinasti sebenarnya buruk, JIKA dinasti yang dibangun hanya terfokus pada kekuasaan semata, apalagi dengan tujuan menumpuk harta. Ini telah terjadi di banyak tempat di Indonesia ini, bahkan wilayah yang dekat dengan Jakarta.

Semoga Gibran dan Kaesang memandang masuknya nama mereka dalam bursa calon Walikota Solo menjadi cambuk untuk mengasah budi pekerti dan rendah hati mereka lebih dalam lagi, sehingga kelak jika mereka memang dipanggil untuk memimpin, mereka telah siap. Bukan matang karena dipaksa atau dikarbit, tetapi benar-benar matang lahir dan bathin.

Semoga.


Diubah oleh n4z1.v8 25-07-2019 15:25
raafirastania26
rizaradri
comrade.frias
comrade.frias dan 15 lainnya memberi reputasi
16
4.1K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan