Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
Anda Punya Nyali? Singgah Ke Sini Aja
Spoiler for screenshotan google:


Gan-sis, pernah tidak membayangkan ada sebuah desa yang hanya berisikan kumpulan jenazah di sekelilingnya? Bagaimana keadaan desa itu? Pasti sepi dan menyeramkan bukan?

Tetapi ternyata dugaan Delia salah, desa itu bahkan ramai, entah oleh para turis atau para penduduk aslinya. Aneh tidak ya? Kok bisa mereka betah bertahan di sana?

Ya karena di sanalah mereka dilahirkan, maka dari itu alam dan lingkungannya bagaikan jiwa mereka. emoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakak itu menurut opini Delia sendiri sih!

Jika kalian berada di desa itu, Apakah kalian punya nyali untuk hidup lebih lama di desa tersebut?

Ngapain juga takut, bukankah semua yang hidup bakalan meninggal juga nantinya, ya kan?

Dan apakah kalian tidak terganggu oleh aroma daging busuk di sekitar pemakaman?

Ya, gan-sis! Ternyata di pemakaman itu jenazah tidak dikuburkan atau di kremasi. Namun di biarkan membusuk hingga entah berapa tahun. Dan kuburan ini sudah ada selama bertahun-tahun lamanya loh!? Bahkan sebelum aku lahir.

Oh em gie. Pasti lebih tua dari aku ya!?

Begitulah kira-kira gan-sis.

Spoiler for screenshot google:


Sebut saja perkampungan itu adalah kuburan masal, kenapa? Karena telah banyak kuburan yang sudah tumpang tindih, dari awalan lahirnya adat istiadat ini, sampai hari ini, loh gan-sis!

Oh wow

Kenapa bisa serupa itu ya? Karena tempat ini memang untuk meletakkan jenazah, jumlah bambu sajinya hanya ada sebelas buah, sedari dahulu tidak pernah berkurang atau bertambah. Paling ada yang rusak kemudian di betulkan.

Padahal jumlah jenazah begitu banyak, ini terlihat dari banyaknya tulang belulang yang berserakan di sekeliling tempat itu, juga peninggalan barang-barang kesayangan dari si jenazah, juga banyak ditemukan berserakan.

Bayangkan saja, para zenazah yang ada di desa Trunyan, kecamatan kintamani, Bali ini tidak dikuburnya, tetapi di biarkan membusuk hingga menjadi tulang-belulang kemudian di pindahkan ke sebuah altar di bawah pohon suci. Yang anehnya sih pemakaman itu tidak berbau busuk, padahal begitu banyak jenazah.

Tetapi yang ada di kuburan ini hanyalah orang-orang yang meninggal secara wajar, selayaknya orang tidur. Jika ada luka ataupun penyakit, tidak diperbolehkan di letakan di sana. Juga wanita pribumi desa ini, tidak diperbolehkan untuk masuk ke pemakaman.

Kenapa? Karena dipercayai akan terjadi bencana gempa bumi ataupun letusan gunung Merapi.

Lalu bagaimana dengan jenazah yang meninggal karena penyakit atau terluka akibat kecelakaan, apakah ada tempat yang lebih khusus?

Ternyata di desa ini hanya terdapat tiga tempat pemakaman yang terpisah, untuk yang meninggal karena wajar bernama seme wajah, seme bantah untuk yang meninggal karena kecelakaan dan seme muda untuk, bayi, anak kecil dan pemuda-pemudi yang belum menikah.

Soal caranya di makamkan di

Spoiler for screenshotan:


Quote:


Tetapi penduduk pribumi tidak terlalu ramah dengan wisatawan, tidak banyak para turis yang merasa kapok dan tak ingin kembali. Hal ini mengakibatkan perekonomian desa itu begitu memperihatinkan sekali.

Nah gan-sis bagaimana menurut pendapat kalian tentang pemakaman enih? Apakah hal yang baru bagi kalian atau sudah pernah mengetahui kebudayaan yang ada di desa ini? Yuk diskusikan kembali topik Bali sebagai bahan utama Delia kali ini...besok kalau gak cape karena aktivitas Delia akan kembali dengan budaya lainnya.emoticon-Ngakakemoticon-Ngakakpastinya Delia nyari yang unik dan horor gan-sis...


Asli tulisan ts

Sumber gambar screenshot google
alifrian.
anakjahanam721
swiitdebby
swiitdebby dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.3K
112
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan