Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

l13skaAvatar border
TS
l13ska
Tuhan, Ajari Aku Cinta



Sumber Gambar: capucinolatte2.blogspot.com

Laila sadar keputusan yang diambilnya akan melukai hatinya. Lebih dari yang bisa dirasakan Madun saat ini. Pria yang sangat dicintainya itu tengah duduk lesu di sampingnya. Namun, ia yakin inilah yang terbaik untuk hubungan mereka berdua saat ini. Putus dan mengakhiri semua setelah tiga bulan memadu kasih.

"Kenapa tiba-tiba kamu ingin putus?"
Laila tak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia membisu dalam diamnya.


***


Laila terlalu lelah menjalani hubungan yang mulai tidak sehat. Semakin hari hatinya semakin tertambat pada sosok Madun. Madun seolah menjadi semesta kehidupannya. Hati dan pikiran dipenuhi tentang Madun. Hanya Madun.

"Tidak boleh. Aku tidak boleh terus-terusan begini. Rasa cintaku terhadap Madun tak boleh melebihi cinta kepada Allah. Ini salah. Jelas salah." pikir Laila

Suatu hari Laila dan Madun berada di sebuah taman yang indah. Mereka berdua saling menatap penuh cinta. Bergandengan tangan dan menghabiskan waktu berdua seolah mereka tak kan pernah terpisahkan.

Saat mulut mereka beradu dan saling mencumbu, tiba-tiba rerumputan dan bunga-bunga indah di taman tersebut berubah menjadi semak belukar. Kering dan tandus. Begitu seterusnya, setiap mereka berbuat haram di taman itu sekeliling berubah menjadi tempat yang buruk dan semakin buruk.

Madun kemudian menuntun tangan Laila berjalan entah kemana. Mereka berdua berjalan menuruti jalan setapak tanpa melepas genggaman tangan sedikitpun. Tak lama setelah itu, Madun dan Laila menghentikan langkah kaki mereka di sebuah tempat.

Semuanya terasa panas. Peluh tak henti keluar dari wajah dan leher mereka. Laila yang merasa gerah, terpaksa melepaskan genggamannya dari Madun. Diusapkannya wajah dan lehernya dengan tangan kosong. Laila masih melihat Madun di dekatnya.

Madun pun demikian, sibuk mengusap keringat yang mengucur di wajahnya.
Laila nampak ketakutan melihat sekitar. Semua gelap dan panas.

Saat ia menundukkan kepala, ia melihat tanah disekitarnya menghilang berganti dengan sebuah jembatan panjang. Kaget. Laila tersentak hingga mundur beberapa langkah menjauhi Madun.

Pemandangan dibawah sungguh sangat menyeramkan. Api yang bergejolak dan teriakan-teriakan orang kesakitan serta tak henti meminta ampunan. Seolah tak tahan dengan panas dan aneka bentuk siksaan di dalam tempat laknat itu. Tepat di bawah kaki Laila.



Laila gemetaran tak percaya akan apa yang ia lihat. Ia semakin ketakutan. Neraka. Apakah yang dilihatnya adalah neraka?

"Madun, apa ini?" Panggil Laila dengn nada keras.

Tak ada jawaban dari Madun hanya punggungnya saja yang tampak membelakangi Laila. Madun perlahan menolehkan kepala. Betapa terkejutnya Laila melihat wajah Madun yang berubah menyeramkan. Kepala dengan warna merah dan dua tanduk kecil di kepalnya.

"Iya sayang. Ada apa?"

"SETAAAN."

Laila berteriak dan menutup matanya dangan kedua tangannya. Saat membuka matanya kembali ia sudah berada di atas kasur. Mimpi. Hanya mimpi.

***



Laila adalah malam sedangkan Madun adalah siang. Pemikiran mereka tak kan pernah sepaham. Seperti malam dan siang yang tak pernah saling bertemu kecuali secercah senja di ufuk barat. Senja itu pun berlalu dalam hitungan menit berganti dengan setitik kehampaan.

Laila takut kalau-kalau kebablasan dalam pacaran dan semakin jauh dari jalan Allah. Ia merasa sudah saatnya ia kembali ke titik terdahulu. Titik dimana ia sendiri untuk intropeksi diri. Tanpa Madun.

"Maafkan aku Madun kita putus saja ya..."

Suara Laila lirih disertai sedikit serak demi menahan tangis yang seolah akan segera pecah.

"Apa ada lelaki lain, Laila?"

Laila hanya mampu menggelengkan kepalanya. Ia tak percaya pertanyaan itu bisa muncul dari lelaki yang sangat ia cintai.

"Tidak. Tidak ada." Laila menggigit bibirnya.

"Lalu kenapa?" Madun terdiam sejenak seperti bingung dan marah.

" Ya sudah kalau itu keputusanmu. Aku memang banyak kekurangan. Tak pantas untukmu."

Seolah pasrah Madun mengiyakan saja keputusan Laila. Jika mau jujur, bukan itu yang diharapkan Laila. Tapi pria bodoh dan berpikiran sempit seperti Madun tak kan mampu meraba maksud hati seorang Laila.

***

Sudah hampir dua bulan Laila menjalin kasih dengan Madun. Tak seperti harapannya, Madun tak kunjung melamar dan menikahi Laila seperti janjinya.

Madun memang pria berhati lemah. Menyerah dan mengalah begitu saja dengan keputusan Laila. Cinta yang disuguhkan dan dikoar-koarkan Madun selama ini, Laila tak lagi percaya. Kecewa.

Beberapa kali Laila percaya bahwa Madun akan menikahinya. Laila pun rela tubuhnya dijamah oleh Madun demi membuktikan besar cintanya. Ciuman, pelukan hampir semua sudah dilakukannya. Zina. Laila dan Madun benar-benar telah mendekati Zina.

"Kalau cinta ya harus berkorban." begitu lah doktrin Madun terhadap Laila.

Laila memang seorang wanita biasa. Namun ia punya keyakinan bahwa pengorbanan dan cinta bukanlah hal naif seperti yang dipikirkan Madun. Pemikiran sederhana itu pun telah menyelamatkan Laila dari ganasnya nafsu shahwat Madun.

Hampir saja ia memberikan keperawanannya kepada Madun. Terlebih ketika Madun merengek dan memintanya berhubungan intim. Bahkan Madun rela bersikap seperti pengemis yang memohon sambil terus memegangi kaki Laila yang berdiri tepat di depannya. Semua demi menyalurkan nafsu bejatnya. Nafsu.

"Aku janji akan nikahi kamu, Laila."

Madun memasang wajah memelas sembari menahan besarnya dorongan untuk berhubungan badan.

Jika saja tak berfikir logis mungkin Laila sudah tak punya kehormatan lagi sebagai wanita. Rusak harga dirinya dan rusak pula hidupnya. Jadi wanita murahan. Tak berharga.

Dalam otaknya, bergelut berbagai macam pertanyaan. Bagaimana jika ia hamil sementara kuliah saja belum kelar? Akankah Madun benar-benar bersedia menikahinya jika ia hamil. Pikiran-pikiran semacam inilah yang membuat Laila meragukan Madun.

Jangan-jangan saat Laila menuntut pertanggung-jawabannya sebagai lelaki yang menaruh sel telor dirahimnya. Seperti kebanyakan pria hidung belang lainnya, Madun akan ngotot tak mau tanggung jawab dan bilang:

"Itu bukan anaku. Siapa yang bisa menjamin bahwa itu adalah anakku? Bisa saja kamu melakukan dengan gebetanmu iya khan?! Dasar wanita murahan."

Persis seperti adegan dalam sinetron-sinetron Indonesia. Adegan ketika sang wanita yang tengah berbadan dua ditinggalkan begitu saja oleh kekasihnya. Tidak gentle.

Jikalau pun dinikahi, mungkin pernikahan Laila dan Madun hanya akan seusia jagung. Banyak kasus-kasus Married Because Accident (MBA) yang harus berakhir. Ini fakta: rumah tangga yang dimulai dengan hubungan intim harus berakhir dalam hitungan tahun bahkan bulan.

Quote:


Laila tak mau berakhir seperti gadis-gadis bodoh dalam sinetron itu

***

Laila semakin hari semakin ragu akan keseriusan Madun. Lalia tak habis pikir dengan pemikiran Madun. Pikiran Laila kala meminta putus hubungan, Madun akan merengek agar tak ditinggalkan dan segera menikahi Laila.

"Setelah ini aku gak kan menikah sampai kapanpun."

Perkataan Madun itu bukanlah yang ingin di dengar Laila. Laila sempat ingin menarik perkataannya demi memdengar Madun bicara. Kasihan. Namun diurungkannya niat Laila untuk menarik keputusannya saat itu juga.

Dipikiran Laila tak mungkin ia yang sensitif mampu menyembuhkan luka Madun sebagai pria yang super melankolis. Tak mungkin ia bisa bertahan dalam hubungan dan menyembuhkan luka Madun sementara dia sendiri tengah terluka.

***

Laila hanya ingin ketegasan Madun. Sebagai pria yang pernah beristri seharusnya Madun bisa lebih peka akan perasaan Laila. Laila bisa terima jika Madun duda tanpa anak setelah ditinggal mati istrinya. Namun menjalin kasih dengan adik iparnya sebelum kuburan istrinya mengering rasanya tak bisa diterima akal.

Suatu hari Laila tanpa sengaja menemukan file foto-foto dalam folder yang tiap dibuka ada folder lagi. Begitu seterusnya hingga membentuk kata LOVE. Cinta dan isinya foto kemesraan Madun dengan mantan pacarnya yang tak lain adalah adik iparnya.

Tidak setia. Itukah pikiran yang muncul pertama kali dalam diri Laila. Hari itu kepercayaan Laila akan Madun mulai meluntur.

Jika dia benar- benar mencintai Laila, jauh-jauh hari pasti Madun sudah melamarnya. Tidak diam membisu ketika bertemu Kurdi, ayah Laila.

Pantaslah jika Kurdi sempat berkomentar dengan sedikit pedas.

"Kamu itu anak gadis kug mau nikah sama duda. Gadis yow mboknikah sama jejaka bukan sama duda."

Meski Laila sering tak sepaham dengan pemikiran ayahnya. Berbeda kali ini, Laila sangat setuju dengan nasihat ayahnya. Pernikahan bukan hanya sekelar ijab dan qobul. Bukan hanya persolan cinta.

Pernikahan lebih tentang rasa saling percaya dan pengabdian tulus kepada suami yang lilahi ta ala. Jika ia sudah ragu akan ketulusan Madun, bagaimana jika mereka menikah kelak?

Tak bisa dibenarkan memulai sebuah hubungan pernikahan dengan mempertaruhkan kehormatan. Sekalipun itu atas nama cinta. Rela ditiduri sebelum ijab qobul terucap sama saja itu kebodohan. Itu bukan cinta. Tapi nafsu biadab. Pelakunya pun bukanlah manusia tapi setan berwujud manusia.

***


Laila tak sebodoh itu hingga harus menyerahkan semuanya termasuk keperawanannya atas nama cinta. Bagi Laila itu bukanlah cinta tapi kebodohan.

Seseorang yang tulus mencintai akan menerima segala kekurangan kita bukan menuntut lebih dan lebih dari kapasitas perempuan sebagai perempuan.

Setelah memutuskan hubungan dengan Madun. Laila berusaha tegar kembali dan mencoba melupakan Madun. Laila menangis tiap kali teringat akan dosanya-dosanya. Laila menyesal karena berpacaran. Menyesal karena tak sedari dulu meninggalkan Madun. Meninggalkan pria yang tak serius menikahinya.

Gadis yang terombang-ambing dalam kebingungan
Telah lepas diri dari keputus-asaan

Ia tinggalkan kekasih jahanamnya
Demi batin yang rindu cinta Sang Khalik

Dalam doa ia menangis tersedu
Sesali segala dosa akan kehidupan yang telah lalu

Bertaubat atas segala dosa: kecil dan zina.
Sebenar-benarnya taubat: Taubatan Nasuha.

Di dalam dua sujud ia pun berdoa:

Tuhan ajari aku cinta.
Aku tahu selama ini yang kusebut cinta bukanlah cinta
Ini hanya nafsu setan yang mencengkeram hati dan pikiran

Kebodohanku sebagai hamba yang masih lemah akan iman di dada
Ini bukan cinta Ya Robb..
Tak lebih hanya dusta dan tipuan setan belaka
Betapa bodohnya aku terjebak begitu lama

Kumohon Ya Rob, penguasa seluruh alam
Jauhkan aku dari segala jenis dusta
Lindungi aku dari panasnya neraka
Berikan pengganti yang layak untuk dicintai
KarenaMu dalam fitrahMu

Tuhan, ajari aku cinta sebenar-benarnya cinta.
Jangan biarkan aku tersesat berat
Terjebak hubungan haram nan nista
Laknat penuh mudharat: Pacaran

Tuhan hanya kepdaMu aku mohonkan ampunan
Meminta dengan sisa-sisa hati yang penuh luka

Engkaulah Maha Cinta yang tak pernah berdusta
Engkaulah sebaik penolong
Raja segala raja
Tak ada sekutu bagiMu

Maafkan aku Ya Rob
Ampuni aku ya Wahab

Begitu lama aku tersesat dalam kegelapan
Kini aku telah sampai pada cahaya kebenaran

Sudilah Kau terima taubatku Ya Rob
Sudilah Kau sayangi aku lagi ya Allah
Hamba yang begitu lemah
Terlalu naif hingga mudah terperdaya

Tunjukkan jalan lurus Mu
Izinkan ku menciumi wangi surga Mu

Dalam khidmat kusadar
Butuh ratusan purnama dosaku gugur
Jutaan siang dan malam salahku luntur

Tuhan, sekali lagi
Ajari aku cinta
Walau sedikit dari cintaMu
Itulah samudra kebahagiaan bagiku


***

Keputusan hijrah telah diambil Laila. Ia kembali pada kehidupannya terdahulu. Hidup dengan banyak kawan seiman dan melupakan hasrat berpacaran. Katakan tidak pada pacaran.

Butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka pasca putus hubungan dengn Madun. Bagaimana lagi? Laila tak berdaya mengontrol hatinya. Terlebih rasa sayag terhadap Madun telah tumbuh di hati Laila.

Laila pun berusaha mengubur mimpinya untuk menjadi Laila bagi Majnun seperti dalam kisah Ranjang Pengantin karya Kahlil Gibran.

Laila sadar, rupanya kisah cintanya dengan Madun bukanlah cinta sejati seperti kisah Ranjang Pengantin. Laila telah salah menganggap Madun adalah Majnun, cinta sejatinya.

Ia mulai berhenti mencari Majnun dalam hidupnya. Pikirnya, toh kisah Laila dan Majnun dalam Ranjang Pengantin bukan kisah yang happy ending.Tak lebih sebuah tragedi percintaan antara dua sejoli yang dipertemukan kembali sebelum Sang Maut menjemput.

Laila telah ikhlas melepas Madun dari hidupnya, dari hati dan pikirannya. Kini Laila siap menjemput cinta yang Allah turunkan di setiap detik dan detak kehidupannya.

Quote:


Laila harus yakin bahwa Allah SWT telah menciptakan jodoh terbaik dalam hidupnya.

Berpuluh-puluh kilometer dari tempatnya berdiri sekarang, ada seorang lelaki yang tengah kesepian dan menunggu jodohnya. Baik Laila dan lelaki itu suatu saat akan dipertemukan dalam cinta Allah SWT.

Siapa yang bisa tahu jika keduanya akan disatukan dalam ikatan suci pernikahan?
Wallahu'alam

Quote:





Batu, 14 Mei 2019
Diubah oleh l13ska 24-10-2019 11:21
KnightDruid
anasabila
someshitness
someshitness dan 5 lainnya memberi reputasi
6
5.7K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan