Berawal dari sebuah gempa 5,6 skala Richter, yang terjadi di bantul di mana seluruh kehidupan perekonomiannya harus turun secara drastis, karena gempa itu telah menghancurkan tempat tinggal, harta benda sampai pada akhirnya dia kehilangan sebuah pekerjaan. Namun Lasiyo tidak patah semangat, dia mendapatkan ide untuk menjadi petani pisang setelah gempa.

Lewat kegigihannya bercocok tanam, pada akhirnya dia mampu membuat pengebrakan baru dalam dunia pertanian, dia menciptakan sebuah pestisida berkualitas. Di mana idenya ini membuat hasil panen memuaskan sekali. Kalian mau tau ide cemerlangnya? Cekidot ya Delia mencari bahan dari beberapa sumbernya.





Kesuksesannya dalam mengembangkan pupuk untuk pertanian pohon pisang di tinjau negara-negara lainnya. Wah luar biasa ya! Padahal dia bukanlah lulusan dari sebuah sekolah bergensi loh gan-sis. Dia hanya lulusan kejar paket B saja.



Dia mampu memproduksi pisang hanya dalam waktu dua bulan dengan hasil yang sangat memuaskan sekali.





Nah gan-sis! Bagaimana menurut kalian? Apakah bisa pertanian di Indonesia meningkat di masa yang akan datang? Bukan hanya dari sebuah pohon pisang saja, tetapi dari semua pertanian yang dulu pernah menjadi sukses dan makmur.

Setidaknya, memproduksi bahan-bahan pertanian dari dalam negeri untuk kebutuhan dalam negeri, sukur-sukur bisa untuk luar negeri pula, sehingga penghasilan devisa meningkat dan perlahan-lahan ekonomi bangsa bisa meningkat juga. Ya begitulah kira-kira, menurut Delia. Sebab bermimpi adalah sebuah awalan untuk sesuatu, entah apa dan akan menjadi apa. Setidaknya dari mimpilah sebuah tekad muncul dengan sendirinya.

Semoga saja ke depannya nanti kita menjadi negara penghasil bukan konsumen. pan menghayal untuk tanah kelahiran gratis ya!? So jangan buli ya gan-sis, hayalan tingkat tinggi juga perlu loh!? Bisa sebagai motivasi atau angan-angan saja. Intinya masih gratis.

Kesimpulan: Kemampuan seseorang itu tidak diukur oleh sebuah titel, semuanya kepandaian dan kecerdikan tidak selalunya berasal dari bangku sekolahan, terkadang di dapatkan dari pengalaman dan pembelajaran. Berpendidikan dan mempunyai titel yang tinggi tidak akan berguna, jika tidak mempelajari secara langsung turun ke lapangan. Karena sebuah teori yang diam di tempat, tidak akan menghasilkan sesuatu, jika tidak di kembangkan, vakum dan hanya berdiri di tempatnya semula, tanpa sebuah perubahan sama sekali, untuk itu kita membutuhkan beberapa faktor, agar segala keinginan berjalan sesuai harapan di situlah akan terlahir sebuah perubahan daya cipta.

Sebab yang Delia pahami dari sebuah kehidupan adalah, sebuah perubahan pasti akan terjadi, tetapi butuh sebuah proses dengan melakukan berbagai usaha seperti; penelitian, yang mana sebuah riset itu berlangsung berulang-ulang, hingga menemukan solusi terbaik dari sebuah pencapaian di sanalah, rasa puas akan membawa kepada pintu sebuah kesuksesan dan membuka banyak kesempatan lainnya.

So Indonesia! Mari kita bangkit merubah nasib bangsa menjadi lebih baik. Cintailah tanah kelahiran kita dan buatlah perbaikan dalam kehidupan kedepannya. Jangan berpangku tangan dan selalu melambai, menyerah. Karena hidup sebenarnya kitalah yang membuatnya sulit ataupun menjadi mudah.

Akhir kata Delia ucapkan SEMANGAT INDONESIAKU. MAJU DAN MAJU.Jangan menyerah kepada hidup dan kehidupan. Selalu kobarkan semangat 45 dalam dada. Sebab keberhasilan kita adalah senyum perjuangan leluhur, yang mana dahulu telah banyak terluka, oleh sebuah kata merdeka untuk kemerdekaan. Jagalah tanah ini menjadi kebanggaan, bukan sebuah ajang permusuhan.

Pamit mundur ah... Sebelum di sambitin.

Tulisan asli ts bersumber dari sebuah Instagram #Indonesia