stealthmaniaAvatar border
TS
stealthmania
7 Fakta Penting Kesalahpahaman Orang Indonesia dalam Memandang Bangsa Arab

Semua warga Arab mempraktikkan budaya berpakaian yang sama, yaitu memakai hijab /cadar serta gamis | TheJuryExpert


Apa yang kamu pikirkan jika mendengar tentang bangsa Arab? Kebanyakan dari kita mungkin akan mengaitkan Arab setidaknya dengan empat kata, yaitu 'Arab Saudi', 'Islam', 'hijab atau thawb (gamis pria)', serta 'konservatif'.

Sebagai tempat di mana Nabi Muhammad lahir dan menyebarkan ajarannya, Arab selalu dipandang sebagai cerminan wajah Islam yang sebenarnya. Alhasil, warga di negara-negara bermayoritas Muslim, seperti Indonesia menjadi tipe warga dunia yang kerap mengekor bangsa Arab dalam menjalankan berbagai aspek kehidupan.

Dengan kata lain, segala yang berbau Arab adalah hal mutlak yang harus ditiru dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Pola pikir warga Indonesia dalam memandang bangsa Arab ini dikaji ulang oleh Sumanto Al Qurtuby yang merupakan akademisi, peneliti, penulis, serta atropologi asal Batang, Jawa Tengah, yang saat ini menjadi dosen Antropologi di King Fahd Petroleum University, Arab Saudi.

Melalui berbagai tulisan dan diskusi publiknya, Sumanto mencoba mendobrak stigma umum yang dimiliki oleh warga Indonesia dalam memandang bangsa Arab.

Dihimpun AKURAT.CO, Senin (24/6), dari berbagai sumber, berikut 7 fakta kesalahpahaman orang Indonesia dalam memandang bangsa Arab menurut Sumanto Al Qurtuby.

1. Bangsa Arab adalah bangsa Muslim

Kesalahpahaman warga Indonesia dalam menjustifikasi bangsa Arab adalah bangsa Muslim menempati urutan pertama dalam daftar kesalahkaprahan orang Indonesia dalam memandang bangsa Arab. Padahal kenyataannya, sebagai salah satu negara ethnolinguistik, masyarakat Arab tidak hanya tersusun oleh penganut Islam saja, tetapi juga penganut ajaran-ajaran lain.

Bahkan, ajaran-ajaran agama serta kepercayaan yang berkembang di Arab sangatlah beragam, yaitu mulai dari Yahudi, Kristen, Druze, Baha’i, hingga ateis, dan agnostik. Tidak hanya itu, meskipun Islam masih menjadi agama mayoritas, berbagai aliran atau mahzab Islam seperti Sunni, Syiah, dan Ibadi tetap menjamur di kalangan bangsa Arab.

2. Bangsa Arab adalah Arab Saudi

Persepsi yang menyimpulkan bahwa bangsa Arab adalah Arab Saudi paling sering dijumpai di kalangan masyarakat Indonesia. Padahal, bangsa Arab tidak hanya mendiami Arab Saudi saja, tetapi juga tersebar di berbagai negara.

Untuk menguatkan pendapat tersebut, Sumanto merujuk laporan Charter of the Arab League, yang menyebutkan bahwa ada 22 negara Arab di Timur Tengah yang memiliki Arab sebagai bahasa resmi atau nasionalnya.

Negara-negara tersebut antara lain adalah Arab Saudi, Aljazair, Bahrain, Komoro, Djibouti, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Libanon, Libya, Mauritania, Maroko, Oman, Palestina, Qatar, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, serta Yaman.

3. Semua warga Arab mempraktikkan budaya berpakaian yang sama, yaitu memakai hijab/cadar serta gamis

Anggapan cara berbusana inilah yang juga kerap menghampiri pikiran warga Indonesia terkait dengan tata busana bangsa Arab. Padahal, dalam perkembangannya, Arab bukanlah negara atau bangsa homogen yang menjalankan tradisi sama, termasuk di dalamnya cara berpakaian.

Bahkan, bagi Sumanto, pandangan homogen tersebut dianggap sangat salah kaprah dan fatal. Pada praktiknya, banyak orang Arab yang juga gemar mengenakan pakaian ala Barat. Selain itu, pikiran bahwa orang laki-laki di Arab cenderung memanjangkan jenggot mereka juga bukanlah suatu hal yang benar lantaran pada kenyataannya, banyak laki-laki Arab yang berdandan klimis.

Pun dengan perempuan Arab, tidak semua perempuan di Arab mengenakan hijab atau cadar. Bahkan jika kita menengok kota-kota besar di Arab Saudi, kita akan menemukan banyak sekali perempuan-perempuan tanpa cadar. Tidak hanya itu, ini jugalah yang mungkin bisa menjelaskan fenomena beberapa perempuan Arab yang juga tidak mengenakan hijab di tempat umum. Pasalnya, pandangan teologi-keagamaan di Arab juga beragam.

4. Semua bangsa Arab menganut sistem kekhalifahan

Isu kekhalifahan inilah yang justru sering digembar-gemborkan oleh beberapa kelompok Islam fanatik di Indonesia. Menurut mereka, sistem kekhalifahan adalah sistem negara yang harus dianut oleh negara yang bermayoritas muslim. Tidak jarang kelompok-kelompok ini pun merujuk bangsa Arab pada zaman dulu sebagai role model untuk negara bersistem kekhalifahan.

Seperti disinggung sebelumnya, pada kenyataannya, bangsa Arab sekarang ini adalah bangsa yang heterogen, termasuk dalam memandang politik, sistem perekonomian, hingga sistem pemerintahan.

Sumanto menjabarkan bagaimana negara-negara seperti Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Yordania, Maroko, serta Oman menganut sistem monarki atau kerajaan sebagai sistem politik pemerintahan mereka.

Sementara, sistem republik dianut oleh negara-negara seperti Mesir, Yaman, Sudan, Lebanon, Aljazair, Suriah, dan Irak. Kemudian, fakta terkait dengan sistem pemerintahan yang paling mencengangkan adalah kenyataan bahwa negara-negara Arab justru sangat menolak sistem kekhalifahan di dalam pemerintahan mereka.

5. Bangsa Arab adalah bangsa yang kaya

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa negara-negara Timur Tengah adalah negara yang terkenal sebagai negara yang kaya akan cadangan sumber daya minyaknya. Tetapi, justru anggapan inilah yang mengantarkan orang Indonesia pada klausa yang keliru, yaitu negara-negara Arab adalah negara kaya raya.

Padahal negara-negara Arab yang makmur hanya terletak di kawasan Arab Teluk, yaitu Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Oman. Sementara, tidak sedikit negara-negara Arab yang miskin dan tidak sekaya negara di kawasan Arab Teluk. Bahkan beberapa diantaranya justru lebih miskin jika dibandingkan dengan Indonesia.

6. Bangsa Arab suka berpindah-pindah

Rupa geografis Arab yang identik dengan gurun pasir memang sempat membuat orang-orang Arab, khususnya suku Badui memutuskan untuk hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. Namun, agaknya perspektif kehidupan Arab zaman dulu ini selalu melekat dalam pikiran waga Indonesia. Alhasil, tidak sedikit orang Indonesia yang juga masih beranggapan bahwa orang Arab hidup dengan nomaden.

Padahal, baik suku Badui sendiri maupun orang Arab lainnya sudah mulai hidup di perkotaan dan berbaur dengan masyarakat kota sekitar abad ke-20. Inilah, mengapa pada zaman sekarang ini, banyak bangsa Arab yang sudah meninggalkan pola hidup nomaden di gurun dan mulai hidup menetap di wilayah perkotaan.

7. Bangsa Arab adalah bangsa konservatif

Konservatif dalam cara beragama dan bersosialisasi inilah yang sering diasosiakan oleh warga Indonesia dengan bangsa Arab. Tidak sedikit orang Indonesia yang masih beranggapan bahwa orang-orang Arab menganut persepsi akan ajaran agama yang 'kolot'.

Padahal, keberagaman serta kerumitan bangsa Arab mulai menampakkan pola pikir yang maju dan modern. Menurut Sumanto, beberapa kelompok Islam di Indonesia yang meniru gaya orang Arab seperti memakai jubah, berjenggot, atau bercadar sebenarnya seperti 'alam imajinasi' kelompok tersebut akan bangsa Arab. Pada kenyataan, bangsa Arab di dalam dunia nyata tidak seperti yang mereka bayangkan.

Itulah 7 kesalahpahaman warga Indonesia dalam memandang bangsa Arab. Agaknya, bayangan bangsa Arab di zaman dulu masih menggelayuti sebagian orang Indonesia.

Padahal, pada perkembangannya bangsa Arab sudah menunjukkan keberagaman dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal teologi-keagamaan, politik, sistem pemerintahan, hingga tradisi atau cara hidup.



[URL="https://m.akuraS E N S O Rid-665816-read-7-fakta-penting-kesalahpahaman-orang-indonesia-dalam-memandang-bangsa-arab"]SUMBER[/URL]
twiratmoko
mbakendut
kingoftki
kingoftki dan 6 lainnya memberi reputasi
5
5.4K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan