HUT ke-492 Jakarta, Anies Ingin Warga Ibu Kota Ubah Perilaku di Jalanan

Masyarakat diminta untuk mengubah perilaku penggunaan jalan dengan mengandalkan kaki sebagai alat transportasi utama bukan kendaraan pribadi.

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku memiliki harapan tersendiri di HUT ke-492 Jakarta yang jatuh pada Sabtu (22/6/2019) besok. Dia berharap warga berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Anies mengatakan tema HUT Ibu Kota tahun ini membawa semangat baru yang bukan hanya masalah pembangunan insfrastruktur, tetapi juga perilaku warganya juga harus diubah.

Salah satu yang diharapkan Anies dalam HUT ini makin banyak warga yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum seperti kereta MRT, LRT, dan Bus TransJakarta.

Masyarakat diminta untuk mengubah perilaku penggunaan jalan dengan mengandalkan kaki sebagai alat transportasi utama bukan kendaraan pribadi.

"Urutannya diubah, dulu nomor satu fasilitas kendaraan pribadi baru kemudian kendaraan umum, baru kemudian untuk sepeda dan pejalan kaki. Sekarang diubah, nomor satu adalah fasilitas untuk pejalan kaki, untuk sepeda, kendaraan umum, baru kendaraan pribadi, jadi kebaruan itu bukan hanya penampilan fisik, tapi juga pada mindsetnya," kata Anies saat ditemui di Terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Jumat (22/6/2019).

Di kesempatan yang sama, Anies juga mengajak seluruh warga Ibu Kota untuk berkumpul di Malam Puncak Perayaan HUT ke-492 DKI Jakarta di Bundaran HI, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/6/2019) sore-malam.

"Kita berharap semua warga Jakarta, mari kita mensyukuri apa yang sudah kita dapat dari Jakarta dan apa yang sudah kita kerjakan untuk Jakarta dan Insya Allah kedepan lebih baik lagi," ucap Anies.

Sementara, saat ini panitia sedang mempersiapkan empat panggung perayaan HUT ke-492 Jakarta dengan panggung utama yang akan dibangun berada di tengah Bundaran HI.

Besok di tempat ini akan digelar berbagai acara yang dibagi menjadi tiga babak dari Jakarta Tempo Doeloe, Jakarta Membangun, hingga Wajah Baru Jakarta mulai pukul 19.30 – 20.00 WIB.

Acara ini memadukan unsur tradisional dan teknologi, dengan menampilkan tari tradisional, lagu dan kostum tradisional secara kolosal, serta pertunjukan video mapping, water screen, dan immersive.
sumber

===========

Hmmmmm, begitu ya?
Boleh dikoreksi gak nih? Jangan merengut ya.

Kalau bisa, tolong beritahu pendukung sampeyan, bahwa jalan raya itu fungsinya untuk kendaraan, bukan untuk demo sampai menutup jalan, apalagi sampai beribadah menutup fasilitas umum yang diperuntukan untuk kendaraan umum. Itu dulu yang digarisbawahi. Ormas pendukung sampeyan beserta warga kroni-kroninya yang dekat dengan kubu pendukung sampeyan itu terlalu banyak merepotkan aparat Kepolisian dan TNI. Warga Jakarta bosan melihat drama jalanan.

Bicara soal kaki, coba dimulai dari sampeyan. Berangkat jalan kaki atau lari ke Balai Kota, atau bolehlah pakai sepeda. Rutin! Jangan macam ngambil lumpur pakai tangan sementara dipojokan ada mobil pengeruk, cuma untuk cekrek.

Soal infrastruktur, emang ada yang udah situ hasilin selama menjabat? Jangan macam priyayi, minta warganya merubah perilaku tapi perilaku situ malah keblinger.

Bud.....
Capek sebenarnya mendengar olah kata sampeyan. Tapi coba bicara fakta aja. Sejak jaman Sutiyoso, Jakarta diarahkan menjadi kota dengan transportasi umum yang cepat dan efisien, makanya dibuat Trans Jakarta. Jaman Jokowi-Ahok disiapkan LRT dan MRT. Memang itu untuk apa? Angkut kambing dan onta?????? Itu untuk warga Jakarta agar mau mengalihkan kebiasaan berkendara pribadi ke transportasi umum. Tapi sampeyan malah ngacak-acak!!!!!! Sampeyan malah menghapus Pergub larangan motor di Jalan Utama. Terus sekarang minta pakai transportasi umum? Jalur sepeda telah lama dibuat sebelum sampeyan menjabat. Jalur buat pejalan kaki khusus penyandang disabilitaspun telah dibuat jauh-jauh hari. Tapi sampeyan justru merampas hak mereka dengan membolehkan para PKL berjualan diatas trotoar, dijalur mereka berjalan! Paham Bud??????

Ini emosi beneran lho.

Jadi, jangan berbicara soal mindset kalau mindset pemimpinnya plintat-plintut, menghapus Pergub lalu mengeluarkan Pergub asal beda. Menghapus nama lalu mengganti nama agar beda. Mengolah kata seolah mampu menata kota.

Rakyat Indonesia memang bangsa pelupa. Tapi selalu akan ada yang diingat, dan itu sulit terhapus waktu.

Silakan saja memoles citra mulai sekarang. Selicin apapun. Tapi ingat. Jualan ayat dan mayat tak akan pernah dilupa. Jadi silakan berharap bisa Nyapres atau Nyagub lagi. Kecelakaan sejarah Pilkada Jakarta tak akan pernah bisa diulang.

Paham ya Bud.





Kenal orang ini?



Saat dia menjadi Gubernur Terhebat Jakarta, gw udah lahir, jauh sebelum lu nongol dari rahim ibu lu.
Jadi, mau debat sama gw soal Jakarta?