Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kabar.kaburAvatar border
TS
kabar.kabur
Rumah Bekas Pembunuhan di Pulomas Laku Terjual, Sempat Terdengar Jeritan&Tangisan

TRIBUNNEWS/RIZAL BOMANTAMA
Rumah almarhum Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara No 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, kini dijual.

Menjadi lokasi bekas perampokan dan pembunuhan,rumah mewah milik Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Pulogadung , Jakarta Timur menyisakan kisah misteri bagi warga sekitar.


Pada Desember 2016 lalu masyarakat digegerkan dengan pemberitaan penyekapan di rumah mewah milik arsitek yang memiliki perusahaan properti itu.

Sebanyak 11 orang mengalami penyekapan di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter.

Peristiwa itu mengakibatkan enam orang meninggal dunia termasuk Dodi dan kedua putrinya.

Rupanya, pascakejadian tersebut beberapa warga mengalami hal ganjil seperti mendengar jeritan dan tangisan.
"Saya diceritakan pembantu di sini tiap kali kerja. Mereka bilang tiap tengah malam dengar suara jeritan dan tangisan. Dan, itu sering katanya," ujar Mutasir (68), tukang kebun sebelah rumah tersebut, Selasa (18/6/2019).

Ia melanjutkan, selang beberapa tahun kejadian tersebut mulai jarang dirasakan oleh para pembantu.


Mereka sudah merasa biasa saja ketika sesekali mendengar hal tersebut.

"Tapi alhamdulillah sekarang sudah jarang dengar lagi kata mereka. Kalau dengar ya udah biasa saja. Namanya musibah, kita doakan saja semoga almarhum dan almarhumah di tempatkan di tempat terbaik," sambungnya.

Tak hanya jeritan dan tangisan, seorang ojek online juga pernah mengantarkan pesanan makanan ke rumah tersebut pascakejadian.


Kamar mandi tempat perampok menyekap Dodi Triono dan keluarganya di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) pagi. (Tribunnews.com)


Hal ini diungkapkan oleh Sekertariat RW 14, Warjo kepada TribunJakarta.com.
"Waktu itu malahan ada ojol yang bawa pesanan makanan dan sudah teriak tapi tak ada jawaban. Kemudian dia ke sini (pos satpam), tanya ke kita pemilik rumah itu. Kita ceritakan kalau rumah tersebut sudah tidak ada pemiliknya dan kita ceritakan kejadiannya. Rupanya dia tidak tahu. Ya, kita enggak tahu dia diorder sama siapa, orang iseng atau bukan," jelasnya.

Baik Mahmud maupun Warjo, keduanya menjelaskan kondisi rumah selama ini tetap terjaga dan terawat meskipun belum dihuni atau ditinggali.

Keduanya juga menyebutkan agar masyarakat untuk tidak beranggapan bahwa rumah tersebut seram.

Perwakilan Pemilik Rumah Tanya Sekretariat RW

Sudah laku terjual, perwakilan pemilik rumah mewah bekas lokasi perampokan dan pembunuhan di Pulomas sudah sempat menanyakan rumah RT, RW dan Sekretariat RW.

Sebelumnya diberitakan, rumah mewah di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Pulogadung , Jakarta Timur sudah laku terjual.

Namun hingga kini, rumah ini tak kunjung di tempati oleh pemilik barunya.
Mutasir (68) tukang kebun sebelah rumah tersebut menceritakan saat siang kemarin, Senin (17/6/2019) perwakilan pemilik rumah yang baru sempat menanyakan rumah RT dan RW untuk melapor diri.

"Kemarin sopirnya datang. Tanya saya pas saya lagi kerja. Dia nanyain soal rumah RT dan RW. Karena posisi saya lagi kerja, saya arahkan ke pos Hansip komplek di ujung sana. Tapi enggak tahu orangnya kesana atau enggak," ujarnya pada TribunJakarta.com, Selasa (18/6/2019).

Sementara itu, Sekertariat RW 14, Warjo membenarkan pernyatan lelaki yang biasa disapa Mahmud itu.

Ia mengatakan sekitar pukul 11.00 WIB dirinya dicari oleh pemilik baru rumah mewah tersebut.

"Saya kemarin kebetulan lagi keluar. Pas orang itu cari saya ke sini (pos satpam) dibilang saya tidak ada. Pas ditanya siapa katanya perwakilan pemilik baru rumah itu, mau tanyakan PBB tahun 2019 juga," ungkapnya.


Mutasir (68) tukang kebun sebelah rumah mewah milik Dodi Triono, pengusaha di bidang properti yang tewas dalam aksi perampokan dan pembunuhan Desember 2016 lalu. (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina) ()



Namun hingga sore hari, perwakilan dari pemilik baru rumah mewah itu tidak kunjung datang menemui Warjo.

Sehingga sampai saat ini, Warjo belum mengetahui siapa yang akan menempati.
"Sampai sekarang belum dateng lagi orangnya. Kan kalau ada apa-apa lapornya ke saya. Dan, kita di sini itu bakalan tahu informasi siapa yang tinggal di rumah tersebut kalau sudah ditempati. Kalau begini kan kita belum bisa infokan lebih lanjut," tutupnya.

Pemilik baru yang tak kunjung datang dan lapor diri, membuat Warjo belum bisa menagih biaya Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) sebesar Rp 450 ribu sejak bulan Mei.

IPL ini nantinya akan diperuntukan untuk retribusi keamanan dan kebersihan di lingkungan komplek.


Rumah Laku Terjual


Rumah mewah milik Dodi Triono di Komplek Pulomas, Jalan Pulomas Utara Blok Gi No 7A,Pulogadung , Jakarta Timur dipastikan sudah laku terjual.

Pantauan TribunJakarta.com, kondisi di rumah yang pernah terjadi perampokan dan pembunuhan pada akhir tahun 2016 lalu masih sepi.

Namun sudah tak nampak spanduk pemberitahuan rumah tersebut di jual.
Hingga pukul 15.00 WIB tidak nampak kegiatan atau aktivitas dari dalam rumah.
Kondisi pagar rumah masih tertutup rapat.

"Rumah tersebut memang benar sudah di jual. Ketika saya menagih Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) untuk bulan Mei pada perwakilan keluarga Almarhum Pak Dodi, dijawabnya rumah sudah di jual dan saya suruh minta pembayaran dari pemilik yang baru," jelas Sekertariat RW 14, Warjo pada TribunJakarta.com, Selasa (18/6/2019).

Lanjut, Warjo menceritakan usai aksi perampokan dan pembunuhan, pagar rumah mulai di tutup dengan fiber hitam.

Sementara itu, spanduk berisikan informasi penjualan rumah sudah di copot sejak sekitar dua bulan lalu.

"Kalau yang fiber hitam itu memang sudah dipasang usai kejadian. Makanya kita engga bisa lihat ke dalam kalau dari depan. Tapi memang sampai sekarang rumahnya belum ada yang tempati juga, meskipun sudah di jual. Padahal spanduk sudah di copot dari sekitar dua bulan lalu," sambungnya.

Selain itu, halaman yang tampak bersih dan hordeng yang masih bersih dan terawat juga terlihat ketika kita melihat lebih dekat rumah tersebut dari celah yang ada.

"Kalau rumah memang masih dibersihkan. Jadi 2 hari sekali ada yang datang bersihkan tapi belum ditempati. Lampu di depan juga selalu nyala ketika malam hari. Mungkin pakai sensor, makanya otomatis nyala," tutur Warto.


Cerita Sang Marketing

Pembunuhan sadis 'keluarga' di kawasan Pulomas sempat membuat geger publik.
Keluarga Ir Dodi Triono jadi korban perampokan di rumah mewahnya berada di kawasan Pulomas Utara, Kayu Putih
Kejadian yang terjadi pada tahun 2016 tepatnya di tanggal 26 desember menewarkan 6 orang dari total 11 orang disekap.

Para perampok dengan tega 'menyekap' para korban di sebuah kamar mandi kecil di dalam rumah tersebut hingga tewas.

Pascakejadian sadis tersebut, rumah mewah milik Almarhum keluarga Dodi Triono lantas coba dijual.

Namun tak semudah itu, rumah bekas lokasi pembunuhan tersebut santer diisukan berhantu dan angker.

Lalu bagaimana nasib rumah tersebut pasca 3 tahun kejadian tersebut ?
Usut punya usut rumah mewah keluarga Dodi Triono ternyata sudah dibeli oleh seseorang.

Hal ini diketahui dari cerita seorang penjual rumah mewah bernama Aldri Karmani.

Aldri Karmani merupakan marketing Century 21 yang juga kenalan dekat keluarga Dodi Triono.

Dilansir dari akun channel youtube Century 21, Aldri mengisahkan perjuangam menjual rumah tersebut.

Butuh 1.5 tahun bagi Aldri untuk bisa mencari pembeli yang mau membeli rumah mewah tersebut.

Dalam pengakuan Aldri menyebut kesulitan menjual rumah tersebut lantaran kisah dibaliknya.

Bahkan disebutkan Aldri beberapa pembeli sempat menyebut rumah setan.

"Pembeli bilang rumah setan, tapi pas mau beli malah mau dijual lagi, mereka bukan takut tapi cari untung," jelasnya.

Selama berupaya menjual rumah tersebut, Aldri mengaku menerangkan secara detil isi rumah tersebut.

Tak terkecuali dengan lokasi bekas pembunuhan keluarga Dodi Triono turut diperlihatkan.

"Kami liatin semuanya ruang demi ruang, tempat kejadian semua kita liatin," ujar Aldri.

Syukurnya ada seorang pembeli yang berniat membeli rumah tersebut, si pembeli lantas mengunjungi lokasi pada september 2018.

Lalu datang kembali pada desember 2018, kemudian pada 2019 deal untuk membeli.

Pada bulan Februari 2019 kasih tanda jadi dan bulan Maret penyerahan akte jual beli.

"Proses makan waktu 6 bulan, alhamdulilah si pembeli tidak merasa rumah ini rumah angker," terangnya.

Soalnya si pembeli memiliki pemikiran jika orang yang sudah meninggal tidak akan mengganggu.

"Kebetulan pembeli yang ini tidak ada merasa ketakutan atau apa, kata dia orang yang meninggal akan masuk surga clear, " tuturnya.

Aldi Sendiri tak menyebutkan berapa harga yang disepakai pembeli terhadap rumah tersebut.

Namun diuraikan jika harga jualnya itu baik.



Sempat Dijadikan Lokasi Uji Nyali

Sebelumnya pada Selasa (27/12/2016) Dodi Triono ditemukan pihak polisi sudah tak bernyawa usai disekap selama beberapa jam bersama 10 orang lainnya di dalam kamar mandi dengan hanya seluas 2,5 meter persegi.

Dodi yang merupakan pemenang proyek renovasi Stadion Gelora Bung Karno meninggal bersama dua putri dan dua pembantu serta seorang rekan putrinya tersebut, sementara lima orang lainnya bisa diselamatkan.

Dari empat pelaku pembunuhan sadis tersebut, satu diantaranya, yakni Ramlan Butar-butar tewas saat penyergapan, sementara tiga lainnya berhasil diamankan poleh pihak yang berwajib.

Dua dari tiga tersangka dijatuhi hukuman mati, yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane dan Erwin Situmorang, sementara satu lainnya, yakni Alfin Sinaga dihukum seumur hidup

Usai peristiwa berdarah tersebut, rumah tersebut dijadikan wahana uji nyali sebuah program acara televisi.

Hasilnya, warganet pun protes.
Terlebih lagi, sang pembawa acara mengunggah foto preview uji nyali tersebut dengan di akun instagramnya.

"Tantangan di malam jumat @intensindigo buat melihat dan merasakan apa yg terjadi di rmh almarhum pak Dodi korban perampokan dan pembunuhan sadis yg mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia #pembunuhan #perampokan #sadis #rcti," tulisnya.

Emosi warganet semakin terpantik saat putri Dodi Triono sekaligus korban selamat, Zanette Kalila Azaria mengungkapkan kesedihannya.

Ia ingin menyampaikan bahwa rumah tersebut tetaplah tempat ia menemukan kenyamanan dan kehangatan.

"Rumah ini bukan tempat yang menyeramkan seperti kalian saksikan dan bukan tempat "rekreasi" yang kalian bisa kunjungi setiap saat.

Tempat ini merupakan dimana saya mendapat rasa nyaman dan kehangatan yang tidak pernah ada habisanya.

Saya hanya ingin teman-teman tahu, bahwa keluarga saya berpulang ke pangkuan Allah dengan tenang.

Dan saya yakin, mereka tidak ingin menjadi kenangan yang menakutkan, melainkan kenangan indah yang didoakan.

Jadi, mohon sekiranya teman-teman untuk tidak berprasangka buruk terhadap rumah tersebut dan tidak mempercayai berita-berita hoax yang tersebar di internet untuk menghargai mendiang keluarga saya.

Terima kasih.
Salam, Anet dan keluarga."



Tak hanya Anet, istri kedua almarhum Dodi Triono, Almyanda Saphira juga mengungkapkan kekesalannya dengan pemilihan tempat uji nyali itu.

Ia bahkan sempat mempertanyakan apa tujuan memilih tempat itu sebagai lokasi uji nyali.

"Mau uji nyalinya kenapa ngga langsung minta ijin ke dalam saja... langsung berdiam diri di dalam kamar mandi..dalam kegelapan...tanpa udara..ngapain di luar pagar yang banyak orang dan satpam2....terang benderang..bisa nafas enak.. bnr2 bodoh...ngga minta ijin tapi menggambarkan keadaan yg bnr2 ngaco nich program tv..secara aku dan anette...teman2 kk dan Doddy Triono tak jarang sampai malam disana dan nyaman2 saja....maksudnya apa yaa? Jangan sampai karena berita ini kami menempuh jalur hukum...siap2 saja untuk itu..."


Seperti diketahui, pada tanggal 29 Desember 2016, publik dikejutkan dengan berita penyekapan rumah mewah di Pulomas, milik arsitek Dodi Triono

Dodi Triono adalah seorang arsitek yang kaya raya dan juga memiliki perusahaan properti.

Pelaku menyekap 11 orang di dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter X 1,5 meter tanpa ventilasi dan dikunci dari luar.

Korban yang tewas ada 6 orang, dan 5 orang lainnya mengalami luka.
Dalam pengakuan Aldri menyebut kesulitan menjual rumah tersebut lantaran kisah dibaliknya.

Bahkan disebutkan Aldri beberapa pembeli sempat menyebut rumah setan.
"Pembeli bilang rumah setan, tapi pas mau beli malah mau dijual lagi, mereka bukan takut tapi cari untung," jelasnya.

Selama berupaya menjual rumah tersebut, Aldri mengaku menerangkan secara detil isi rumah tersebut.
Tak terkecuali dengan lokasi bekas pembunuhan keluarga Dodi Triono turut diperlihatkan.

"Kita liatin semuanya ruang demi ruang, tempat kejadian semua kita liatin," ujar Aldri.

Syukurnya ada seorang pembeli yang berniat membeli rumah tersebut, si pembeli lantas mengunjungi lokasi pada september 2018.

Lalu datang kembali pada desember 2018, kemudian pada 2019 deal untuk membeli.

Pada bulan Februari 2019 kasih tanda jadi dan bulan Maret penyerahan akte jual beli.

"Proses makan waktu 6 bulan, alhamdulilah si pembeli tidak merasa rumah ini rumah angker," terangnya.
Soalnya si pembeli memiliki pemikiran jika orang yang sudah meninggal tidak akan mengganggu.

"Kebetulan pembeli yang ini tidak ada merasa ketakutan atau apa, kata dia orang yang meninggal akan masuk surga clear, " tuturnya.

Aldi Sendiri tak menyebutkan berapa harga yang disepakai pembeli terhadap rumah tersebut.

Namun diuraikan jika harga jualnya itu baik.

Sebelumnya pada Selasa (27/12/2016) Dodi Triono ditemukan pihak polisi sudah tak bernyawa usai disekap selama beberapa jam bersama 10 orang lainnya di dalam kamar mandi dengan hanya seluas 2,5 meter persegi.

Dodi ditemukan meninggal bersama dua putri dan dua pembantu serta seorang rekan putrinya tersebut, sementara lima orang lainnya bisa diselamatkan.

Dari empat pelaku pembunuhan sadis tersebut, satu diantaranya, yakni Ramlan Butar-butar tewas saat penyergapan, sementara tiga lainnya berhasil diamankan poleh pihak yang berwajib.
Dua dari tiga tersangka dijatuhi hukuman mati, yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane dan Erwin Situmorang, sementara satu lainnya, yakni Alfin Sinaga dihukum seumur hidup Usai peristiwa berdarah tersebut, rumah tersebut dijadikan wahana uji nyali sebuah program acara televisi.



https://wartakota.tribunnews.com/201...gisan?page=all

macankepatihan
PrinScrup
baksourattulang
baksourattulang dan 4 lainnya memberi reputasi
5
5.2K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan