Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Fahri Harap Pertemuan Jokowi-Prabowo Bisa Jadi Rekonsiliasi Total


Fahri Harap Pertemuan Jokowi-Prabowo Bisa Jadi Rekonsiliasi Total

Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendukung jika ada pertemuan antara capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Namun, bagi dia, pertemuan itu harus memiliki tujuan yang jelas.

"Tidak ada masalah ketemu. Cuma ini kan perasaan saya ya, mereka itu bertemu bukan untuk menyelesaikan masalah, tapi untuk menenangkan rakyat. Padalah itu dua hal yang berbeda," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (31/5/2019).

Menurut Fahri, pertemuan itu jangan hanya demi menyenangkan rakyat. Ia berharap berbagai persoalan yang timbul pasca-Pilpres 2019 dapat diselesaikan Jokowi dan Prabowo. Fahri berbicara soal rekonsiliasi total.

"Pilihan buat Pak Jokowi ini apa atau dengan Pak Prabowo sekaligus ya, rekonsiliasi total atau benturan terus-menerus," ujarnya.

"Kalau kita mau ngomong soal rekonsiliasi total, semua unek-unek, semua problemnya itu harus diserap oleh pemimpin, diletakkan di atas meja dan diselesaikan," tegas Fahri.

Mengenai rencana pertemuan itu sendiri, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berharap pertemuan antara Jokowi dan Prabowo bisa segera terwujud. Melihat situasi politik di Tanah Air, Moeldoko menilai pertemuan tersebut bisa terjadi seusai Lebaran 2019.

Meoldoko mengatakan pihak Jokowi terus mendorong pertemuan tersebut terselenggara. Dia memperkirakan pertemuan itu bisa terjadi dalam waktu dekat.

"Enaknya gimana ya? Ya mudah-mudahan sebelum Lebaran. Tapi melihat situasinya seperti ini ya bisa juga setelah Lebaran," kata Moeldoko ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/5).
sumber

==========

Rekonsiliasi.
Hmmmmm..... Sebenarnya ungkapan ini terlalu bombastis kalau disematkan kepada bangsa yang besar ini. Sebab pada dasarnya Indonesia sejak merdeka hingga detik ini tak pernah mengalami perpecahan hingga ada wilayah yang memisahkan diri, terkecuali Timor Timor yang sejarahnya memang bukan bagian dari Indonesia.

Berbicara mengenai Rekonsiliasi, yang terpenting adalah meletakan dasar-dasar saling menghargai, memahami, menghilangkan rasa sakit hati, tidak saling menghujat, dan yang terakhir adalah mau menerima.

Hal yang terberat untuk melakukan rekonsiliasi adalah menghilangkan rasa sakit hati. Itu yang terpenting. Sebab dari sakit hatilah semuanya bisa berawal. Memfitnah, menghujat, memaki, jadi alasan logis menggantikan sebuah kritik.

Dan pada dasarnya, rekonsiliasi dicetuskan oleh pihak pemenang atau penguasa. Perihal diterima atau tidak itu tergantung kebesaran hati pihak yang kalah. Ini yang paling sulit. Apalagi jika kebencian telah berakar dan beranak pinak.

Mungkin kita sebagai rakyat awam hanya menginginkan Indonesia damai, pembangunan berjalan lancar, keadilan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, tak ada provokasi berkedok agama dan ras, dan yang terpenting setiap pemuka agama melaksanakan tugasnya membangun setiap manusia Indonesia memahami tugasnya sebagai manusia yang kelak dimintakan pertanggungjawabannya dihadapan Pencipta. Tak perlu menjejali dengan doktrin-doktrin yang tak ada hubungannya dengan cinta bangsa dan tanah air.

Selanjutnya kami meminta, tak ada satu manusiapun di tanah air ini yang kebal hukum, termasuk lembaga Presiden dan MPR/DPR. Tak boleh ada anggota DPR macam Fadli Zon dan Fahru Hamzah kebal hukum dan punya hak imunitas. Ini berbahaya, sebab terlalu banyak komentarnya yang bernada provokatif dan jauh dari kritik membangun. Presiden juga harus bisa tegas memberangus pihak-pihak yang selalu bikin onar jalannya pemerintahan dan kehidupan berbangsa bernegara. Tak boleh juga TNI/POLRI sebagai lembaga yang diberi wewenang memegang senjata, abai terhadap keselamatan setiap manusia Indonesia, dari ancaman, teror, maupun intimidasi.

Setiap pihak harus berpikir secara realistis atas penegakan hukum yang ada. Tak boleh ada rasa berat sebelah. Jika melanggar hukum ya pasti ada konsekwensinya. Jangan juga karena pendukung, maka punya pikiran negatif terhadap proses hukum, padahal nyata-nyata orang tersebut melanggar hukum.

Negara juga tak boleh ewuh pakewuh terhadap siapapun tokoh bangsa. Jika dia terus menerus melancarkan provokasi sampah, tangkap! Penjarakan! Mau dia tokoh tua, tokoh agama, tokoh politik, berangus demi kebaikan Indonesia. Kalau perlu tangkap mereka-mereka yang menyerukan merdeka atau referendum. Biar mereka menyadari agar tetap berjalan sesuai relnya, jangan menyimpang.

Jika semuanya bisa dilaksanakan, maka niscaya rekonsiliasi akan bisa ditegakkan. Sebab rekonsiliasi memerlukan niat tulus dan kemauan kuat demi kemajuan bangsa ini.

Begitulah.
BeGoNia
Girl.In.Saree
amikurnia
amikurnia dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.8K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan