"Mas, kog WA ku gak di balas?"

"Aku mau menawarkan dagangan gak bisa kirim foto nih."

"Aduh ada kabar penting buat keluarga kog susah kirim kabar."

"Kerjaan jadi gak karuan mana harus kirim gambar lagi gak bisa."



Sedari kemarin status yang terbaca milik teman demikian. Aku kira tidak terjadi pada ponsel ku, eh ternyata, yassaalaammm.

Tapi yang menggunakan wifi fine tak ada masalah. Ada juga tanpa wifi tapi memakai aplikasi VPN.

Aduh semendadak jadi ribet begini usai aksi 22 Mei kemarin, jadi korban nih yang tak bisa lancar komunikasi di sosmed.

Memang ada kesengajaan memblokir fasilitas pengiriman gambar. Tapi ada yang bisa cumi tanpa wifi dan VPN (virtual private network)

Namun harap berhati-hati menggunakan VPN rawan lencurian data. Demikian yang saya dlihat dari berita televisi juga dari tribun-timur.com

Jadi peristiwa bersejarah nih tiga sosmed jadi ngadat seolah anak kecil yang ngambek

Ini saya nyoba apa nanti gambar muncul atau tidak. Kalau mau pasang app VPN (virtual private network) ruang memori hp sudah tak kuat lagi. Ah pening itu di sini (sambil nunjuk dada).

Harapan saya dan tentunya semua masyarakat agar fasilitas komunikasi di normalkan kembali.
Ketakutan tentang penyebaran gambar akan membuat pekerja online yang notabene berjualan dengan gambar akan terhambat.

Ah derita jadinya, semoga segera lancar lagi. Keresahan bukan hanya aksi 22 Mei tapi membatasi komunikasi jadi meresahkan juga.

Sekarang seumur hidup manusia dari dalam perut hingga mati diawasi oleh sang Pencipta gak heboh gak bingung bahkan gak ada takutnya kalau mau berbuat jahat.

Jadi bila media sosial kita diawasi pihak berwajib dimata-matai selama kita tidak melakukan pelanggaran, saya kira oke saja. Yang penting jangan dibatasi.

Meski media sosial yang bernama FB, WA dan IG dibatasi masyarakat bisa melihat kabar dari sumber lain.

Membatasi jaringan media sosial bisa berdampak pada ekonomi masyarakat. Kasihan kan. Semoga segera pulih.