Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Akuisisi Freeport disebut cuma pura-pura

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat debat capres keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, dalam debat calon presiden (capres) keempat, Sabtu (30/3/2019), menyinggung keberhasilan pemerintah Indonesia dalam mengambil alih 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Prabowo menyebutnya cuma pura-pura.

"Soal Freeport, ya memang sudah sesuai kontrak itu harus jatuh ke kita. Tapi Bapak sadar enggak, Freeport itu sendiri melaporkan di New York Stock Exchange bahwa benefitnya adalah 81 persen ke mereka. Jadi 51 persen saham itu mungkin ya agak etok-etok (pura-pura). Itu laporan mereka sendiri," ungkap Prabowo di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3) malam.

Penilaian itu dibantah capres nomor urut 01 Joko "Jokowi" Widodo. Akuisisi saham Freeport, kata capres petahana ini, justru menguntungkan Indonesia. Selama puluhan tahun Indonesia hanya mendapat 9,36 persen dividen dari PTFI. Setelah akuisisi, mulai 2022 Indonesia akan menikmati 51 persen dividen PTFI.

Selain ekonomis, kata Jokowi, keuntungan lain yang diperoleh Indonesia adalah transfer pengetahuan. Indonesia bisa belajar mengelola sendiri tambang emas terbesar dunia di Papua.

"Freeport bertahun-tahun dapat 9 persen enggak ada. Malah kita ambil 51 persen itu kita bisa ikut mengelola tambang yang ada," ujar Jokowi.

Menilik data PT Freeport Indonesia (PTFI) pada laporan Potensi Penerimaan Negara dengan Tercapainya Kesepakatan Divestasi Saham oleh Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI, diketahui proyeksi laba tahun 2018 sebesar $2,02 miliar AS atau sekitar Rp28,28 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 58 persen dari laba bersih tahun sebelumnya, $1,28 miliar AS.

Proyeksi laba bersih PTFI tahun 2019 hingga tahun 2022 buruk lantaran operasi tambang Grasberg akan berpindah dari tambang terbuka (Open Pit) menjadi tambang bawah tanah (underground mining), yang mengurangi pendapatan perusahaan secara signifikan. Namun, diproyeksikan pada tahun 2023 laba bersih PTFI akan mulai stabil.

Pihak PT Inalum (Persero) juga membantah anggapan bahwa pembelian 51 persen saham PTFI secara finansial merugikan. Justru investasi Inalum di PTFI sangat menguntungkan.

Head of Corporate Communications and Government Relations Inalum, Rendi Witular, menjelaskan bahwa Inalum meneruskan participating agreement[/I] Rio Tinto yang memberikan hak atas dividen 82 persen, juga hak atas metal strip revenue[/I] sampai 2022 (habisnya Participating Agreement[/I]).

"Melalui skema ini, jumlah penerimaan untuk Inalum dalam 4 tahun ke depan diperkirakan sebesar $1,8 miliar AS, jauh lebih besar dari penerimaan di tahun 2018 yang hanya $180 juta AS," tegasnya seperti dinukil kumparan, Kamis (21/2).

Rincian penerimaannya 2019-2020 nol, 2021 dan 2022 masing-masing sekitar $470 juta AS dan di 2022 ada tambahan metal strip[/I] setara dengan $900 juta AS. Total $1,84 miliar AS.

"Laba bersih PTFI, yang mengelola tambang dengan deposit emas terbesar di dunia, diperkirakan akan di atas $2 miliar AS di tahun 2023 hingga 2041," bebernya.

Inalum telah mengeluarkan $3,85 miliar AS untuk meningkatkan saham mereka di PTFI dari 9,36 persen menjadi 51,2 persen. Dengan porsi kepemilikan tersebut, Inalum diproyeksikan akan mendulang sedikitnya sekitar $18 miliar AS dari laba bersih PTFI pada 2023 hingga 2041.

"Dengan dana tersebut, Inalum juga membeli kekayaan tambang Grasberg senilai lebih dari $150 miliar AS," kata Rendi.
Sampai 32 tahun lagi
Peralihan saham mayoritas (divestasi) membuat PT Freeport Indonesia berganti status dari kontrak karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga 2041. Perusahaan tambang asal Phoenix, Amerika Serikat, tersebut memperkirakan cadangan dan sumber daya tambang perusahaan di Papua itu masih bisa ditambang hingga 2051.

Divestasi ini adalah salah satu butir kewajiban yang mesti dilakukan PTFI sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No.77/2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan tambang bawah tanah (underground mining), maka FI diwajibkan divestasi 30 persen, secara bertahap.

Total nilai cadangan mineral PT Freeport Indonesia per 31 Desember 2018 adalah Rp1.497,8 triliun, menggunakan kurs JISDOR per 31 Desember 2018 yakni Rp14.481. Cadangan tersebut terdiri dari 36,2 miliar pounds tembaga dengan nilai $2 AS per pound, 30,2 juta ons emas dengan nilai $1000 AS per ons emas di Indonesia, dan 55,7 juta ons silver (perak) senilai $15 per ons silver.

Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, menjelaskan, perkiraan cadangan dan sumber daya tambang perusahaan di Papua yang masih bisa ditambang hingga 2051 dibuat berdasarkan kegiatan produksi saat ini. Sekarang, total cadangan bijih (ore) perusahaan diperkirakan mencapai 1,8 miliar ton.

Dengan asumsi produksi bijih sekitar 150 ribu ton per hari, aktivitas tambang perusahaan bisa berlangsung hingga 32 tahun ke depan. "Izin kami akan kedaluwarsa pada 2041 tetapi cadangan kami bisa sampai 2051," ujar Tony.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...cuma-pura-pura

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- BMKG: Gempa pukul 08:22 WIB guncang Sumenep

- Tiga rencana genjot ekonomi Indonesia Timur

- Relokasi warga Sentani tunggu tanah dari pemda

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.7K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan