Pemilu atau Drama?



2019, pesta demokrasi. Entah kenapa di tahun ini tidak senyaman pemilu tahun sebelumnya. Apakah karena dua kandidat calon tetap sama dengan pemilu 4,5 tahun lalu. Sampai membuat kisahnya semakin panjang.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan ke dua calon, yap kali ini yang saya bahas tentang presiden. Ke dua calon sama-sama baik, berkarakter, juga punya jasa atau ikut andil dalam memajukan Indonesia. Tapi entah kenapa para pendukung fanatik seakan-akan lebih tahu dari yang menjalani. Mereka ribut sana-sini, saling hina saling mengadu. Wah sebenarnya kurang bermanfaat ya?

Berpolitik, mendukung salah satu calon, kampanye, sebenarnya sah sah saja. Selagi dengan cara santun tanpa menjatuhkan salah satu pihak calon. Tidak perlu lah menyebar hoax, seperti yang saat ini lagi marak. Dari yang benjot-benjot, tahu tipis, atau apalah itu.
Apasih tugas masyarakat? Apa kewajibannya? Haknya? Cukup kita tahu itu dulu.

Jangan seolah-olah tahu semuanya tapi cuma mau keuntungan pribadi. Seolah-olah tertindas tapi kita yang menindas. Kasihan yang benar-benar tertindas. Setelah kita tahu apa kewajiban, hak dan larangan bagi masyarakat, alangkah baiknya kita jalankan kewajiban kita terlebih dulu.
Jangan meminta hak tanpa melakukan kewajiban, itukan konyol.

Jangan terlalu sering menyalahkan, jangan terlalu sering menuntut meski yang kita tuntut hak kita. Karena tidak semua yang kita minta itu sebenarnya hak kita, kadang kita sendiri kurang sadar bahwa diri kita mampu tapi banyak yang ngaku gak mampu buat mencari keuntungan.

Ayolah kita masyarakat Indonesia bersatu tanpa ada saling salah menyalahkan, kita pilih pemimpin sesuai kriteria yang kita cari. Kuncinya satu, pilihanmu yang terbaik, dah gak usah ngurusi pilihan orang lain. Kita dukung siapapun presiden yang jadi nanti. kalau cuma presiden yang kerja gak bakal maju Indonesia, begitu pun sebaliknya, kalau kebijakan presiden tanpa memikirkan rakyat juga bikin sengsara.


Mari menjadi masyarakat yang tidak hobi drama, senang menebar damai, anti hoax, saling bergenggaman tangan saling mendukung, mengarahkan kebaikan.
Alangkah indahnya jika perbedaan kita, layaknya warna pelangi, berbeda warna namun saling melengkapi. Munculnya setelah hujan, awan gelap hanyalah perantara pembawa keindahan. Percayalah Bhineka Tunggal Ika itu indah. Doaku sebagai masyarakat awam

"Ya Tuhan, satukan kami dalam kedamaian. Majukan kami dalam kesejahteraan. Hapuskan perselisihan, hidupkan kami dalam hangatnya persaudaraan."

#Jangan_Golput