Stop Kekerasan wanita dan Asusila.



Siapa yang tidak menghargai wanita, adalah seburuk-buruknya manusia. Kita ada di dunia karena wanita, kita tahu apa itu kasih sayang, dari sosok wanita pula.

Ibu kita adalah seorang wanita, tanpanya kita tidak ada dan bukan siapa-siapa. Akhir-akhir ini banyak sekali kekerasan dan tindak asusila terhadap makhluk Tuhan yang mempunyai hati bak sutra ini. Banyak kaum laki-laki yang meremehkan peran penting wanita, dengan tanpa adanya perasaan menghinakan kaum wanita tanpa mempunyai rasa kemanusiaan. Menganggap wanita sebagai budak nafsu dan sarana meluapkan amarah. Sungguh tidak menghargai hak-hak wanita.

Ibu Ra Kartini pahlawan hak kaum wanita adalah pejuang yang menyetarakan antara kaum laki-laki dan perempuan. Kodrat laki-laki ada yaitu untuk menjadi pelindung dan mengayomi kaum wanita, bukan malah dengan seenak hati merendahkan derajat wanita.

Banyak kaum wanita yang saat ini sudah menunjukan bahwa mereka juga pantas berperan ikut memajukan Indonesia, dengan terjun langsung sebagai kepala daerah atau anggota mentri. Saya sangat mengapresiasi langkah berani mereka, tidak hanya laki-laki yang mampu menjadi pemimpin.
Banyak tokoh wanita yang pantas dijadikan contoh wanita kuat dan cerdas dari ibu Megawati Soekarno Putri, Tri Risma Maharani, Sri Mulyani, Koefifah dan masih banyak lagi. Mereka adalah wanita kuat dan pemberani.

Kenapa kekerasan terhadap wanita harus distop?
Karena wanita bukan samsak tinju, wanita adalah simbol kemakmuran suatu negara, negara maju adalah negara yang menghargai hak dan memberikan perlindungan penuh terhadap wanita.

Tahun 2019 ini kita akan mengadakan pesta demokrasi, PEMILU (Pemilihan Umum). Umum bagi siapapun itu, baik laki-laki atau wanita. Saya harap siapa pun nanti yang menjadi pemimpin, baik dari Presiden, DPRD, DPR RI, DPD, Bahkan Kepdes pun mementingkan hak-hak wanita.

Membuka peluang bagi wanita untuk mengeksplor kemampuannya, tanpa ada lagi alasan-alasan yang menyudutkan wanita. Keamanan wanita menjadi agenda kerja pertama para pemimpin baru dalam pengayoman dan menghentikan tindak asusila terhadap wanita. Mentri pemberdayaan wanita dan anak kembali ditingkatkan fungsional kerjanya. Di adakan pos-pos pengaduan tindak kekerasan di daerah-daerah kecil, yang belum terjangkau oleh pihak kementrian yang berpusat di kota.
Karena wanita cenderung bingung akan mengadu ke siapa saat mereka terancam.

Kami akan memilih pemimpin yang memperhatikan nasib masyarakatnya, terutama perempuan.
Jadilah pemimpin yang tidak hanya memandang kemajuan ekonomi belaka, tanpa memperhatikan kemajuan mental masyarakatnya.

PEMILU DAMAI BERSAMA WANITA AMAN SEJAHTERA