Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

berbagi274Avatar border
TS
berbagi274
Realita Cinta Tanggal Tua
Selalu ada cerita setiap akhir bulan tiba. Bagi saya yang gajiannya setiap tanggal muda, maka hari-hari di pekan terakhir setiap bulannya menjadi hari-hari penuh drama. Bukan sekali dua kali, Gan and Sista. Tapi berkali-kali, sudah tak terhitung berapa jumlahnya.

Sedikit berbagi cerita ya. Saya memperkerjakan seseorang untuk mengasuh anak-anak dan mengurus rumah. Maklum istri saya juga bekerja kantoran, jadi tak bisa diganggu jadwalnya. Nah, setiap tanggal 24 si Mbak-nya ini harus menerima haknya setelah melaksanakn kewajiban penuh satu bulan. Saat itu saya dan istri selalu diskusi mengenai hal ini.


Quote:



Itu masih percakapan yang sangat standar, ya. Tidak dibumbui drama penuh emosi seperti dialognya si Engkom dan si Engkos di sinetron Dunia Terjungkir. Saya adalah suami biasa yang nyaris tak bisa bilang tidak jika di akhir percakapan istriku bilang "Makasih Cinta".



Pernah gak, Agan dan Sista mengalami yang seperti saya dan keluarga alami. Seperti pekan ini, pekan terakhir di bulan Maret. Drama dimulai saat ada bunyi "tuit ... tuit ..." dari arah depan rumah. Tiada lain dan tiada bukan, meteran listrik memberi peringatan tokennya sudah hampir habis. Yah minimal seratus ribu harus rela mampir ke minimarket sebelah untuk beli token listrik.

Selain token listrik, kebutuhan yang sering kali tidak direncanakan di akhir bulan yaitu kehabisan popok anak. "Kok bisa," pikir saya. Bukannya sudah diperhitungkan sejak awal bulan, beli popok sekian pak untuk kebutuhan satu bulan. Istri saya menjawab, tentu dengan jawaban yang kebanyakan suami tak bisa menyangkalnya. 

"Ini musim hujan, Bah. Wajarlah si kecil jadi sering pipis. Dari pada kencing di mana-mana, mending pake popok."



Quote:



Satu lagi nih, ini benar-benar realtime. Kejadiannya baru pagi tadi. Sejak punya anak yang kedua, saya punya tugas untuk memasak buat anak-anak. Anak pertama dan kedua jenis masakannya berbeda.

Anak pertama saya masakin semacam skutel ayam, ah entahlah namanya. Yang pasti daging ayam fillet dan telur diblender terus dikukus--silakan kasih nama sendiri ya. Tak hanya satu, masakan kedua untuk anak saya yang pertama itu puding susu. Keduanya dikukus bareng dalam satu dandang.


Sedangkan anak kedua makannya nasi plus sop buncis dan tahu. Paling tidak begitu rencananya setelah bangun shubuh. Alhamdulillah, sebelum jam 6 nasi sudah matang. Saya lanjut mempersiapkan bahan untuk skutel ayam, puding susu, dan sup buncis. Sayang sungguh sayang, kompor tiba-tiba mati sendiri.
GAS HABIS, GAN! emoticon-Blue Guy Bata (L)


Akhirnya, kegiatan masak memasak pagi itu dihentikan sejenak. Saya masih belum bisa keluar beli gas karena dua alasan. Pertama, toko grosis depan kompleks masih belum buka jam segitu. Harus nunggu setengah jam lagi. Alasan kedua karena di dompet tinggal uang dua rebu perak. Harus ke ATM dulu, dan yang terdekat adanya di minimarket yang tentu saja belum buka jam segitu.

Sambil menunggu setengah jam lagi, saya putuskan untuk menyeduh kopi. Sobek bungkus kopi, tuang kopinya ke gelas, lalu siram air panas dispenser. Bayangan santainya ngopi sambil nunggu waktu buat ke ATM dan beli gas harus rela menguap. 

emoticon-MatabeloAir galon ikutan habis juga! emoticon-Matabelo


Quote:






anasabila
4iinch
4iinch dan anasabila memberi reputasi
17
1.6K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan