Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

londo.046Avatar border
TS
londo.046
Masih Tentang Keluhan


Seorang teman mengeluh karena dagangannya sepi. Dulu omzet jualannya, tidak kurang dari 500ribu per hari. Namun sejak adanya App jual beli online omzetnya terjun bebas. Sehari dapat laba 100ribu saja sudah bagus. Pelampiasan dia, ya menggerutu, menyalahkan sana-sini. Saya menanggapinya dengan santai saja. Saya tanya, dulu waktu masih laris, dia pernah mengeluh tidak? Pernah berbagi dengan orang tidak? Pernah menyalahkan pihak-pihak lain tidak?



Itulah gambaran manusia. Yang memandang bahwa rezeki hanya berbentuk uang. Dia lupa dengan dagangan sepi dia punya banyak waktu untuk "bercinta dengan Tuhan." Saya membawa Tuhan, karena teman saya ini sangat religius. Saya saja kalah jauh dalam hal ini dengan dia. Tapi ternyata, yang nampak religius dan kenal Tuhan, belum tentu beneran kenal dengan Tuhan yang setiap hari dia sembah. Buktinya, diberi nikmat dia tidak sadar.



Apa saja nikmat Tuhan yang mungkin dia ingkari? Pertama nikmat sehat. Dia masih diberi kesehatan yang prima. Mungkin dia perlu dibawa ke Rumah Sakit dan bertemu dengan orang-orang sakit agar dia tahu, betapa beruntungnya dia. Kesehatan yang dia punya memungkinkan dia untuk mengembalikan kejayaan ekonominya. Coba jika dia menjadi seorang yang gagal ginjal misalnya. Apakah dia bisa seproduktif saat sehat? Tidak



Waktu dia berjaya, waktunya habis dengan pekerjaan yang begitu padat. Saat kerjaannya sepi, waktu untuk keluarga menjadi lebih besar. Mungkin Tuhan memang mengatur seperti itu agar dia lebih mendekat dengan keluarga. Memberi perhatian lebih, atau ada masalah besar yang seharusnya dia selesaikan secepatnya. Di sinilah keluasan berfikir teman saya, saya pertanyakan. Kenapa tidak mikir sampai situ? Mengapa hanya kemunduran omzet saja yang ada di kepalanya?



Terakhir, dia lupa banyaknya waktu senggang (karena kastamer kurang) adalah anugerah yang seharusnya dia manfaatkan. Untuk apa? Untuk membuat lompatan lebih tinggi. Dalam persaingan usaha, siapa yang kreatif dan tanggap dengan perubahan, dialah yang akan menjadi penguasa pasar. Banyaknya waktu luang yang dia punya, harusnya bukan dimanfaatkan untuk mengeluh dan curhat, tapi memikirkan bagaimana cara untuk bisa bertahan dalam persaingan yang sangat ketat.

Well, kita ini manusia seperti apa? Apakah seperti teman saya yang mengeluh saat jatuh? Atau dalam kondisi apapun, tetap membumi dan menjadi manusia? Semoga kita termasuk golongan orang yang pandai bersyukur. Bukan golongan orang yang pandai mencari celah untuk menyalahkan pihak lain, bahkan Tuhan. Salam Damai.


Merdeka!


Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini, sini
tata604
tata604 memberi reputasi
4
2.6K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan