Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bukan.salmanAvatar border
TS
bukan.salman
Rocky Gerung: Saya Puji, Jokowi Cocok Jadi Kepala Keluarga

JawaPos.com - Akademisi sekaligus Pengamat Politik Rocky Gerung kembali mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyebut Jokowi tidak cocok sebagai kepala negara.

Rocky Gerung yang juga ditemani Ustad Haikal Hasan yang akrab disapa Babeh. Di hadapan peserta talkshow kurang lebih 150 peserta kembali mengkritik kepemimpinan Presiden Jokowi. Dalam ungkapnnya Rocky menyebut bukan mengkritik pribadi dari Jokowi melainkan dari segi selaku Presiden.

Menurutnya, dia memang mengolok-olok Presiden Jokowi ketika tengah menguyur rambut di bawah pohon. Namun tidak mengolok-olok atau menyerang secara pribadi itu tidak bermoral. Mengkritik adalah hal wajar dihadapan publik secara terbuka.

"Iya saya betul mengolok-olok Presiden, kenapa marah? Kalau saya mengolok-olok personal Jokowi itu saya yang tidak bermoral," kata Rocky Gerung di forum talkshow dengan tema Kategori Pemimpin Bangsa yang bisa Mempererat Persatuan Bangsa di Ballroom Hotel Ibis, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Senin (4/2).

Karena, kata dia, yang di bawah pohon itu bukan Jokowi tapi Presiden. Buktinya ada kamera Istana. "Dimana seseorang diliput secara luas oleh fasilitas negara artinya dia pejabat negara dan pejabat negara terbuka untuk warga negara," ujarnya.

Sehingga menurutnya jika tidak mau diolok-olok jangan membawa kamera (istana) lebih baik foto sendiri. Kemudian fotonya viral maka jadi sasaran kritik.

"Yang saya kritik adalah tubuh politik Jokowi bukan sebagai kepala keluarga. Kebijakan politiknya bukan sebagai kepala keluarga tapi sebagai kepala negara. Pak Jokowi penampilannya sederhana. Saya puji cocok jadi kepala keluarga tapi tidak cocok sebagai kepala negara," ujarnya.

Bahkan Jokowi pun disebut gagal memepersatukan bangsa Indonesia. Hal ini terjadi saat ini, karena faktanya masih terpecahbelah.

Dalam diskusi tersebut, Rocky pun mengatakan soal adanya kelompok yang menganggap dirinya sangat Pancasila. Namun pada akhirnya hanya upaya atau alat untuk menyingkirkan pihak yang berbeda pandangan. Maka terjadilah sebutan Kami Pancasila dan non Pancasila.

Tak hanya itu, kesenjangan sosial pun kembali dibahasnya. Di mana disebutkan indeks rasio kesenjangan turun dari 0,41 menjadi 0,38 persen. Namun pendapatnya berbeda karena indeks rasio tidak bisa menjadi indikator tunggal yang disebutkan sebagai penurunan kesenjangan ekonomi masyarakat Indonesia.

"Indeks itu menghitung pengeluaran orang. Tapi pemerintah promosikan itu untuk mengukur kesetaraan. Memang turun dan kesenjangan berkurang, tapi itu dari segi pengeluarannya," tandasnya.

sumber

Silahkan klo ada yg mau nyinyirin rocky gerung...

emoticon-Traveller
tien212700
tien212700 memberi reputasi
2
4.9K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan