Ucapan KH Ahmad Dahlan Dikaitkan Dengan Bencana Alam

HOAX!!!

Jakarta, (ANTARA/JACX) - Dalam perbincangan melalui sejumlah platform media sosial berkembang unggahan yang menyatakan adanya ucapan dari KH Ahmad Dahlan satu abad lalu yang diklaim terkait dengan sejumlah musibah bencana alam yang terjadi di tanah air beberapa waktu terakhir ini.

Dalam unggahan itu disampaikan bahwa ucapan KH Ahmad Dahlan itu merujuk pada keterkaitan antara pemimpin dengan bencana yang terjadi di sebuah wilayah atau negara.

Petikan dari unggahan tersebut :
"Perhatikanlah alam dan bangsamu, jika disuatu bangsa yang beriman, mereka mengaku sebagai pemimpin yang baik, namun jika terjadi kerusakan akibat bencana alam yang berturut-turut, maka itu pertanda rusak pemimpin mu. Jika rusak pemimpin mu maka rusaklah tatanan masyarakat mu, mereka saling memfitnah, saling menghujat, saling mencela tak bisa terhindarkan, di saat itu Allah memberi peringatan bagimu dengan berupa musibah yang tiada henti."

Klaim :
KH Ahmad Dahlan pernah berpesan mengenai bencana alam yang melanda suatu negara dikaitkan dengan kepemimpinan
Rating :
Salah/ Disinformasi

Penjelasan :
Menanggapi unggahan tersebut, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ahmad Rofiq menyatakan bahwa unggahan tersebut tidak benar.

"Sepengetahuan saya selama aktif di Muhammadiyah tidak pernah mendapatkan ungkapan atau kata-kata seperti yang beredar di medsos tersebut," katanya dalam sebuah keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Ia menyayangkan disaat masyarakat berduka karena terjadinya musibah bencana alam, mendapatkan kabar seperti ini.

"Sungguh ini tidak sepantasnya. Bencana alam ini bagian dari sunnatullah. Tidak ada yang bisa memungkirinya. Apalagi Indonesia secara geografis sangat rentan terhadap bencana. Semuanya harus kita terima dan kita mempersiapkan diri serta saling tolong menolong terhadap para korban yang terkena bencana," katanya.
sumber
============

Jiwa-Jiwa Yang Sakit

Ketika musibah melanda, maka airmata dan kematian dianggap dagangan.
Ketika ketulusan menjelma, maka semuanya dianggap sandiwara.
Akal dihilangkan, nurani dikesampingkan.
Mencoba mencari surga lewat media, berharap amal pahala dari like dan share.

Jika saja bisa meminta hal buruk padamu Yaa Allah, kan kusebut banyak permintaan pada Mu.

Mengapa Engkau tak memilih saja mereka yang mati diterjang Tsunami, adalah orang-orang yang bangga mempermainkan agama Mu.
Mengapa Engkau tak memilih saja orang-orang yang mati tertelan bebatuan, adalah orang-orang yang kecil otaknya, yang selalu merasa mendapat surga dengan menyebar pertikaian dan kebohongan.
Mengapa Engkau tidak menurunkan hujan batu panas pada mereka yang membantai rakyat sipil di kaki gunung Papua sana.
Mengapa Engkau tidak meruntuhkan gedung Dewan yang berisi politikus-politikus laknat saat mereka tertawa terbahak-bahak.
Mengapa Engkau tak menghancurkan dengkul cicit Rasul Mu yang menyiksa anak piatu yang mencemarkan nama Rasul terkasih Mu.
Mengapa Engkau tidak merobek saja mulut Singa Pengecut yang mengajak membunuh pemimpin ummat agama lain.
Mengapa Engkau tidak membutakan mata dan melumpuhkan jari mereka yang suka menghina-hina Nabi-Nabi Mu dan ajarannya.

Aku lelah dan muak melihat begitu banyak topeng di bumi pertiwi ini.

Bilamana Indonesia harus runtuh, runtuhkan sampai tak tersisa.
Jika Engkau mentakdirkan Indonesia tetap tegak berdiri, maka kokohkanlah kebangsaan kami.

Jadikan kami manusia Indonesia seutuhnya.
Bukan manusia Indonesia bertopeng Arab.
Bukan manusia Indonesia bertopeng Yahudi.
Bukan manusia Indonesia bertopeng India.
Bukan manusia Indonesia bertopeng China.

Tapi manusia Indonesia yang cinta Merah Putih....
Sampai kami mati.