bangzaldiAvatar border
TS
bangzaldi
Mengintip Kerajaan Bisnis Lion Air dan Rusdi Kirana


MATA INDONESIA, JAKARTA– Dunia penerbangan Indonesia kembali berduka. Masyarakat Indonesia kembali dihentakkan sebuah tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober 2018. Belum ada kesimpulan yang menyatakan penyebab pesawat yang membawa 189 penumpang dari Jakarta menuju Pangkalpinang tersebut.


Semua pemberitaan menggiring pertanyaan mengapa pesawat Boeing jenis 737 Max 8 terbaru itu bisa mengalami nasib nahas. Namun tahukah Anda jika maskapai penerbangan Lion Air ini merupakan ‘kerajaan’ bisnis milik Duta Besar Republik Indonesia, Rusdi Kirana.


Ya, Lion Air dioperasikan oleh PT Lion Mentari Airlines dan dikomando oleh Rusdi Kirana dan keluarganya. Didirikan pada tanggal 19 Oktober 1999 dan beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000. Maskapai Lion Air beroperasi pertama kalinya dengan menggunakan Boeing 737-200 yang disewa untuk membuka rute ke Pontianak.


Pemilik slogan “We Make People Fly” ini sempat gagal bergabung dengan IATA dan IOSA, karena masalah safety. Tetapi, Lion Air bersama Boeing mendesain framework untuk workshop dalam pengaplikasian prosedur Kinerja Navigasi Berpemandu (KNB) di Indonesia.


Memasuki bulan November 2009, Lion Air mendatangkan armada terbesarnya Boeing 747-400 yang merupakan purna pakai dari maskapai Oasis Hong Kong Airlines yang bangkrut pada tahun 2008. Pada tahun berikutnya Lion Air menambah jumlah penerbangan ke Jeddah sebanyak lima kali seminggu yang dilayani oleh 2 armada Boeing 747-400 dengan total kursi sebanyak 992 kursi dalam sekali terbang.


Pada tanggal 19 Juli 2011, Lion Air melakukan pemberhentian sementara untuk ke 13 armada Boeing 737-900ER akibat gagalnya maskapai memenuhi OTP (on time performance) yang ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Udara sampai Lion Air dapat memenuhi sekurang-kurangnya 80 persen dari OTP.


Dalam catatan resmi Kementerian Perhubungan, OTP Lion Air hanya 66.45 persen dan merupakan yang terburuk dari 6 maskapai penerbangan utama dari bulan Januari hingga April tahun 2011 di 24 bandar udara di seluruh Indonesia.

Tanpa diduga, titel maskapai terburuk itu pernah diamini Rusdi Kirana.  Bahkan ia pernah memberikan peringatan kepada seluruh penumpang. “Maskapai saya terburuk di dunia, tapi anda tidak punya pilihan”.


Dirinya juga pernah ditanya, di-compare dengan airlines di Amerika, Lion Air seperti apa? Dia bilang, tak ada. “Lion Air adalah yang terburuk di dunia. My airlines is the worst in the world, but you have no choice. Makanya, ada yang bilang. Lion Air dibenci, tapi dirindu,” kata dia.


Sejurus kemudian, pada tanggal 18 November 2011, Lion Air dengan Boeing mengumumkan pemesanan 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER dan ini tercatat sebagai pemesanan tunggal terbanyak oleh satu maskapai penerbangan komersial sebanyak 230 dengan nilai 21,7 miliar dolar AS. Maskapai ini juga telah memiliki pesawat berbadan lebar Airbus A330.


Pada bulan Januari 2012, Lion Air dikenakan sanksi oleh Kementerian Perhubungan setelah ditemukan beberapa pilot dan awak pesawat memiliki dan menggunakan bahan Narkotika. Sebelumnya, hal ini dipicu ketika ditemukannya awak maskapai (pilot dan kru darat) tertangkap basah menggunakan Sabu-sabu dan metafetamin secara terpisah.


Setelah lima belas tahun lebih mengudara, Lion Air mendirikan maskapai penerbangan layanan penuh dengan nama Batik Air, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2013 dengan menggunakan 737-900ER. Lion Air juga sempat menandatangani komitmen dengan Boeing untuk memesan lima buah pesawat 787 Dreamliner untuk maskapai penerbangan ini.


Pada 11 September 2012, Lion Air dan National Aerospace & Defence Industries Sdn Bhd (Nadi) menandatangani perjanjian Joint Venture untuk mendirikan maskapai penerbangan baru di Malaysia, dengan nama Malindo Airways pada Mei 2013. Kedua mitra juga sepakat untuk membentuk JV lain untuk memberikan layanan perawatan pesawat untuk semua pesawat di Grup Lion Air, termasuk maskapai penerbangan patungan di antara mereka.[10]


Pada 18 Maret 2013, Lion Air menandatangani kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai 24 miliar dolar AS di Perancis dan disaksikan langsung oleh Presiden Prancis Francois Hollande. Pesawat yang dipesan adalah jenis A320 dan A321.


Pada tanggal 31 Juli 2015, Lion Air secara resmi hengkang dari INACA karena adanya ketidakcocokan dengan anggota yang lain. Pada tahun 2016, Lion Air masuk dalam daftar maskapai penerbangan bertarif rendah dengan layanan terbaik sedunia versi SkyTrax serta meraih dua penghargaan, yaitu Kabin Terbaik Kelas Murah dan Kursi Premium Terbaik Kelas Murah

Jaringan rute Lion Air pun tak hanya di Indonesia. Negara Asia lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Australia, India, Arab Saudi, dan Jepang, serta rute charter menuju Cina Hong Kong, Korea Selatan, Makau hingga Australia merasakan kepakan sayap maskapai ini.


Tak hanya bisnis penerbangan, Lion Air Group kini telah memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap guna menunjang bisnis penerbangannya seperti adanya pusat pelatihan, pendidikan, perkantoran, dan tempat tinggal bagi ground crew maupun flight crew, serta pusat perawatan dan pemeliharaan armada pesawat yaitu Batam Aero Technic. Untuk terus memperluas jaringan usahanya, Lion Air Group pun membuka bisnis dalam pengiriman paket maupun dokumen yaitu Lion Parcel dan perhotelan yaitu Lion Hotel & Plaza yang berlokasi di Manado. (Rayyan Bahlamar)


Sumber: 


-1
3.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan