Pernikahan adalah jenjang yang serius, yang harus dipikirkan secara matang oleh dua insan yang saling mencintai agar tercipta sebuah kehidupan rumah tangga yang baik. Bicara tentang rumah tangga, tidak akan luput dari sebuah masalah. Masalah besar kita berharap menjadi kecil, masalah kecil kita harap menjadi tidak ada masalah, begitulah hidup berumah tangga yang baik.

Tapi... Yah selalu ada tapinya. Tidak semua orang bisa melakukan hal yang sama. Bahkan masalah besar atau kecil sekalipun yang terjadi bisa berbuntut menjadi sebuah pertengkaran suami istri. Coba anda bayangkan, pertengkaran tersebut SERING terjadi di depan anak-anak mereka. Seperti yang "mungkin" anda temui sekarang (kerabat, sanak-saudara, teman anda, atau mungkin anda sendiri ?). Apa dampak yang akan anak-anak terima dari pertengkaran tersebut ? Pernah berpikir seperti itu ?


Masa kecil anak-anak tersebut yang seharusnya menjadi moment paling bahagia dalam hidup mereka berbanding terbalik dengan apa yang terjadi. Kenangan buruk demi kenangan buruk yang diberikan kedua orangtuanya akan berdampak pada tumbuh kembang si anak. Memaksa ia untuk berubah menjadi pribadi yang tidak kita harapkan, dan merusak aktivitas si anak (contoh: Sekolah). 

Pikiran anak pasti akan berubah, merasa hilangnya rasa cinta dan kasih sayang dari kedua orang tua. Si anak bisa jadi akan menolak semua peraturan yang dibuat oleh orang tua dan terkesan "Bodoh amat dengan semuanya". Si anak bahkan bisa menjadi pribadi yang tertutup, enggan bercerita masalahnya kepada orang tua, memilih menghabiskan waktu di luaran daripada harus berada di rumah. Hal ini akan memicu terjadinya hal yang lebih besar lagi terhadap tumbuh kembang dan pemikiran sang anak. Mereka akan menjadi lebih nakal, lebih memilih teman atau siapapun di luar sana, coba kita bayangkan kalau mereka terjerumus hal-hal yang buruk ? Siapa yang hendak kita salahkan ?

Terkadang menjadi orang tua, banyak yang tidak pernah memikirkan bagaimana rasanya batin dan perasaan anak, saat kita bertengkar di hadapan mereka. kita mungkin berkecukupan untuk menghidupi buah hati dari kecil hingga mereka besar kelak, tapi luka dan kekecewaan dalam hati tidak akan pernah mereka lupakan.


Lantas, apa yang harus kita lakukan ? Ya, masalah dan pertengkaran suami istri itu adalah hal biasa. Kata sesepuh yang telah merasakan asam garam kehidupan, pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal wajar dan merupakan bagian dari rasa saling mencintai. Tapi coba kita hindari pertengkaran di depan buah hati, perlunya saling mengalah, saling memahami perasaan satu sama lain guna memperbaiki suasana yang keruh. Kurangi pertengkaran yang tidak perlu, berdamailah dengan diri sendiri dan pasangan kita. Kita yang putuskan bersama dulu, kita yang menjalankan rumah tangga, kita pula yang harus membangunnya bak istana megah. Anak adalah satu-satunya yang paling berharga dalam kehidupan berumah tangga, sayangi mereka.

Jika anda sudah terlanjur sering bertengkar di hadapan si buah hati, coba berikan pengertian yang baik kepada sang anak, suami istri duduk bersama hilangkan rasa ego, fokus berikan pengertian dan pembelajaran yang baik kepada sang anak. Bahwa tidak terjadi masalah besar. Ayah, Ibu dan anak selalu bersama dan saling mencintai satu sama lain.


Sudah berapa banyak kehidupan anak yang harus dikorbankan karena masalah dari kedua orang tua mereka. Pertengkaran, perceraian semua hanya akan berdampak pada psikologis anak-anak kalian. Masa depan mereka tergantung dari apa yang anda lakukan sekarang. Pererat hubungan keluarga, sayangi dan cintai mereka. Jangan biarkan mereka menanggung apa yang kalian lakukan!