Quote:
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Pertumbuhan industri di Sidoarjo terus meningkat. Tapi nyatanya, angka pengangguran di daerah ini juga masih sangat tinggi, di atas rata-rata angka pengangguran Jawa Timur.
Tahun ini angka pengangguran di Kabupaten Sidoarjo mencapai 53.475 orang. Naik 4,9 persen dibanding tahun lalu yang jumlahnya 52.675 orang pengangguran.
Angka itu di atas rata-rata angka pengangguran Provinsi Jatim yang pencari kerjanya mencapai 3,85 persen atau setara dengan 31.000 orang pengangguran.
Menurut Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo Arif Makin, meningkatnya angka pengangguran di kota ini dipicu angka lulusan sekolah yang terus melonjak setiap tahun, plus terus bertambahnya urbanisasi.
"Dan beberapa tahun terakhir, angka pengangguran jumlahnya naik turun," kata Arif Makin pada TribunJatim.com di sela pembukaan acara Bursa Kerja Terbuka (BKT) di Tenis Indoor GOR Delta Sidoarjo, Selasa (16/10/2018).
Data di Disnaker menyebut, tahun 2014 jumlah pencari kerja mencapai 41.465 orang, kemudian di tahun berikutnya naik jadi 68.311 orang. Tahun 2016 turun menjadi 68.058 orang, dan 2017 turun lagi menjadi 52.675 orang. Di tahun ini angkanya kembali naik menjadi 53.475 orang.
Pemicunya, pengangguran di Sidoarjo diakibatkan tingginya urbanisasi. Setiap tahun ratusan orang datang ke Sidoarjo dan menetap di sini.
Penyebab kedua adalah tingginya lulusan sekolah yang setiap tahun jumlahnya naik. Tahun ini misalnya, angka kelulusan mencapai kisaran 21.000 orang, padahal lowongan pekerjaan tak sebanyak itu.
Mengatasi persoalan pengangguran tersebut, beberapa cara dilakukan. Diantaranya dengan menggelar BKT. "Dalam setahun digelar dua kali. Dan pada BKT ini diikuti 58 perusahaan dengan jumlah lowongan kerja mencapai 2.158 lowongan," katanya pada TribunJatim.com.
sumber: jatim.tribunnews.com/2018/10/16/ternyata-pengangguran-di-sidoarjo-tembus-53475-orang
Pengangguran di Tuban Capai 22 Ribu
Quote:
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur menyebut jumlah angka pengangguran mencapai puluhan ribu jiwa.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein saat membuka job fair yang diselenggarakan Dinas Penanaman Modal, PTSP dan Tenaga Kerja, di Gedung Budaya Loka, Selasa (16/10/2018), pagi.
"Jumlah pengangguran kita saat ini mencapai 3,3 persen, atau setara 22 ribu jiwa," ujar Wabup dalam sambutannya.
Dikatakannya, jumlah tersebut merupakan tingkat pengangguran terbuka, artinya yang benar-benar tidak bekerja apapun atau sama sekali.
Beda lagi dengan semi pengangguran, yang kadang-kadang masih kerja, walaupun secara hitungan jam masih sangat minim. Contohnya makelar.
"Makelar itu masih kerja, seminggu mungkin beberapa jam. Itu masuk kategori semi pengangguran, bukan pengangguran terbuka," terangnya pada TribunJatim.com
Oleh karena itu, pada momen job fairini, orang nomor dua di Tuban itu meminta perusahaan untuk turut aktif menyerap tenaga kerja, agar dapat mengurangi angka pengangguran terbuka.
"Perusahaan di Tuban harus membantu menyerap tenaga kerja, agar berkurang tingkat penganggurannya," pungkasnya pada TribunJatim.com .
Diketahui, berdasarkan data yang dihimpun dari website tubankab.bps.go.id per tanggal 24 April 2018 jumlah penduduk di Kabupaten Tuban menunjukkan angka 1.315.155 jiwa.
sumber: jatim.tribunnews.com/2018/10/16/pengangguran-di-tuban-capai-22-ribu
secara pribadi sih baik itu makelar ataupun itu afiliator atau juga semisal katakanlah content writer semuanya bisa tertampung asal ada keinginan, dari individu untuk niat mencari titik tujuan yang jelas, belajar dulu untuk memotivasi diri "kamu bisa, kamu bisa, kamu bisa." Minimal beban berat itu bisa ditahan disebalik lingkungan yang mendera mereka.
merasakan jadi pengangguran terdidik itu rata-rata pernah dialami setiap orang, tekanan dan juga penilaian di lingkungan sekitar juga memberikan kontribusi manakala mereka berlahan memudar dalam eksistensi diri di lingkungan sekitarnya.
seharusnya lingkungan terdekat itu juga diharapkan saling membantu memotivasi, yang berpredikat pejabat jangan cuma instruksi semata dan pada akhirnya diserahkan pada
job fair.
Kenapa tidak ada sebuah inisiasi katakanlah dari pemerintahan daerah setempat membentuk komunitas kerja non-profit yang concern untuk kemanfaatan pengenalan potensi daerah yang dimiliki dimana.bentuknya ini bisa bermacam-macam.