wardhani427Avatar border
TS
wardhani427
KRITIK TANPA NALAR RIZAL RAMLI


“Yang buruk bukanlah sesuatu yang masuk ke dalam mulut manusia, yang buruk adalah yang keluar dari mulut mereka”


--Paulo Coelho, Sang Alkemis—


Ungkapan Paulo Coelho diatas agaknya pas menggambarkan kondisi linimasa media sosial dewasa ini di Indonesia. Semua orang entah itu ahli dalam bidang tertentu ataupun yang tidak mengerti mengenai permasalahan yang ada bebas berbicara dan berkomentar seenak hatinya. Fenomena tersebut semakin menjadi-jadi belakangan ini apalagi Indonesia memasuki tahun politik menghadapi pemilu 2019 mendatang.

‘Maha benar Netizen dengan segala nyinyirannya’adalah sebuah ungkapan satir ketika melihat banyaknya komentar bernada negatif bahkan cacian dari orang-orang yang kapasitasnya diragukan untuk mengomentari sesuatu hal. Ada ungkapan bijak mengatakan ‘Jika tidak tau, lebih baik diam daripada berbicara supaya kau tidak terlihat bodoh’ agaknya tidak berlaku bagi netizen Indonesia. Bagi mereka berkomentar dan nyinyir adalah bentuk eksistensi diri di media sosial.

Tapi dari semua hal itu, ada hal yang membuat kita lebih sedih melihat fenomena tersebut yaitu ahli-ahli di bidang tertentu yang mempunyai cukup ilmu dan kapasitas yang mumpuni justru menyebarkan informasi yang agak menyesatkan ke publik dan berusaha membuat gaduh negeri ini. Secara harfiah harusnya mereka yang bisa dikatakan mempunyai pengetahuan yang cukup tersebut bisa memberikan pencerahan berupa solusi, saran dan menentramkan bukan malah membuat peta konflik baru ditengah situasi yang memang agak memanas belakangan ini.

Ungkapan dari Paulo Coelho juga bisa merunut kepada apa yang dilakukan oleh Rizal Ramli yang merupakan mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Era Jokowi. Sang Rajawali Kepret melontarkan pernyataan pedas dan menohok terhadap pemerintahan Jokowi terkhusus kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengenai impor beras dan turut juga menyindir Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem. Lontaran kritik seperti ini sudah sering dilakukan oleh Rizal Ramli dan makin intens sejak dia di reshufle dari Kabine Kerja Juli 2016 yang lalu.

Kita juga tergelitik untuk membicarakan dan membahas kepretan Rizal Ramli yang sepertinya sudah semakin salah arah dan terlihat membabi buta menyerang pemerintah dari berbagai sektor. Setelah kemarin ramai perdebatannya dengan Sri Mulyani tentang utang, kali ini Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita yang menjadi sasaran. Kritik tanpa nalar seorang Rizal Ramli bisa jadi disebabkan oleh sakit hati karena diberhentikan dari jabatan Menteri.

Sebelum kita bahas lebih dalam, mari kita lihat kutipan dari akun twitternya @RamliRizal berikut ini;

-         Mas @jokowi orang baik, keluarganya tidak neko2, ndak cawe2 bisnis negara. Tetapi mas @jokowi tidak mempunyai keberanian untuk membersihkan lingkungannya dari potensi “konflik kepentingan”. Tanpa keberanian itu, kami khawatir, 2019-2024 hanya akan menjadi “pesta besar”

-         Pengalaman & pengamatan saya, Pres @jokowi orang berani. Misalnya minta penggunaan peluru tajam Hari ABRI 2015. Tapi tidak berani jika menyentuh kepentingan vested-interest disekitarnya, seperti Menteri Enggar, Menteri BUMN, Ratu Utang, dll. Main qouta impor + grogoti elektabilitas Jkw

Pertama, Aksi Rizal Ramli ini adalah aksi umum yang dilakukan dalam hal politik. Menyanjung seseorang dan menjatuhkannya dengan orang lain. Mencoba untuk mengadu menteri-menteri Jokowi dalam hal ini yaitu mengenai impor beras

Kedua, sikap Rizal Ramli ini adalah sikap orang yang menginginkan adanya perhatian terhadap dirinya. Perhatian tersebut bisa jadi karena dirinya merasa mempunyai kapasitas dan harus didengarkan oleh banyak orang walaupun apa yang disampaikannya belum tentu benar

Ketiga, pernyataan bahwa Jokowi tidak berani menegur Enggar karena merupakan kader NasDem dan takut terhadap Surya Paloh adalah sebuah tudingan tak berdasar. Mungkin Rizal Ramli lupa bahwa Ferry Mursyidan Baldan yang merupakan kader NasDem juga pernah di reshufle dari Kabinet Kerja. Fakta ini jelas membantah argumen Rizal Ramli tersebut. Lagi pula Surya Paloh sudah selesai dengan dirinya sendiri, Dia menempatkan dirinya menjadi negarawan dan menyalurkan pikirannya untuk negara ini melalui konsep Restorasi Indonesia bersama Partai NasDem yang bahkan gagasan tersebut sudah tercetus sejak 2004 yang lalu pada masa pemerintahan SBY.

Keempat, mengenai impor beras. Kita semua tau bahwa kebijakan impor itu adalah antisipasi dari musim kemarau yang melanda Indonesia 2018 ini. Terdapat kekeringan di pulau Jawa dan beberapa daerah lain, sehingga impor beras diperlukan agar 2-3 bulan kedepan stok beras tetap aman dan tetap menjaga stabilitas harga di pasaran.

Kelima, yang harus diketahui adalah Kebijakan impor beras diputuskan berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pada Februari 2018. Rapat kala itu dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, pihak Kementerian BUMN, dan Direktur Utama Bulog saat itu, Djarot Kusumayakti.

Keenam, kurangnya suplai beras. Hal ini berdampak terhadap kebijakan impor dikarenakan stok yang ada di gudang beras menipis, namun tingkat kebutuhan terus meningkat

Ketujuh, Per 23 Mei 2018, stok beras di gudang Bulog tercatat sekitar 1,3 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebesar 791.911 ton merupakan serapan beras milik petani, sedangkan 532.526 ton merupakan kontribusi dari beras impor. Sementara menurut catatan Bulog, per Januari-Mei 2017 total penyerapan beras Bulog telah sebesar 1,1 juta ton, sedangkan pada periode yang sama 2016 jumlah angka serapan juga telah mencapai 1,3 juta ton. Jumlah penyerapan beras petani yang tidak sampai 1 juta ton di tahun ini juga yang menjadi alasan utama impor harus dilakukan. Pasalnya, stok beras yang ada di gudang Bulog menjadi faktor psikologis mengontrol harga beras di tingkat konsumen,

Dari semua paparan diatas dan fakta yang terungkap, rasanya mendengar dan membaca kepretannya Rizal Ramli hanya seperti pepesan kosong dan kritik tak berdasar apalagi dengan cara yang menurut pengamatan banyak orang tidak tepat. Semoga Rizal Ramli kembali menemukan jalan yang baik dengan segala ilmu yang dia miliki.

Sumber :
1. http://wartakota.tribunnews.com/2018...dan-ratu-utang

2. http://medan.tribunnews.com/2018/09/...a-paloh?page=2
Diubah oleh wardhani427 10-09-2018 12:47
-1
2.2K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan