TARAKAN - Jika biasanya saat memasuki perayaan Idul Adha banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk mencari pakaian baru, namun tahun ini suasana di sejumlah ruko pakaian sama saja seperti hari biasa, terlihat sepi pembeli.

Saat ditemui Radar Tarakan, salah seorang pedagang, Asrul mengatakan bahwa dalam perayaan Idul Adha kali ini sangat berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. Pasalnya permintaan konsumen akan pakaian menjadi sangat sedikit sehingga menurunkan jumlah pendapatan miliknya.

“Kalau dulu itu banyak, tapi sekarang sedikit sudah. Tidak tahu kenapa seperti ini, mungkin banyak yang pulang kampung,” ucapnya.

Meski telah memajang harga diskon terhadap barang dagangannya, namun jumlah konsumen masih saja tidak sepadat tahun lalu, hingga membuat semangat Asrul menjadi menurun untuk berjualan pakaian.

“Padahal sudah diskon, tapi masih aja sepi,” katanya.

Sementara itu, Gita, yang juga salah seorang penjual pakaian mengatakan, bahwa keadaan yang dimilikinya sama persis dengan yang dialami Asrul, yakni sepi pembeli. Ia pun tidak mengetahui persis alasan sepinya pembeli baju.

Untuk diketahui, penjualan satu blouse seharga Rp 111.000 namun tergantung kualitas dan bahan. Sementara itu, celana jeans ia jualkan seharga Rp 120.000 per item, gamis seharga 150.000, dan rok panjang seharga Rp 195.000 per rok. Dari seluruhnya, mendekati pelaksanaan Idul Adha ini penjualan gamis yang paling diminati.

“Memang sepi. Tapi kalau penjualan gamis nih lumayanlah daripada pakaian lain,” ujarnya. (*/shy/zia)

http://m.kaltara.prokal.co/read/news/21270-pedagang-pakaian-sepi-pembeli.html

nastak makin kere dan nasbung makin makmur?