Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pastibisadongAvatar border
TS
pastibisadong
Ide Mobnas Jilid II Mahathir Mendapat Respons Negatif


KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Kegagalan mobil nasional (mobnas) Proton, nampaknya membuat rakyat Malaysia pesimistis dan trauma. Pasalnya, ide untuk membuat mobnas kedua tak mendapatkan respons baik.

Adalah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang membuka perbincangannya soal rencana mobnas penerus Proton. Namun, dirinya mengutarakan kekecewaan, lantaran idenya tersebut belum diterima dengan baik oleh masyarakat Malaysia.

Mengutip ChannelnewsAsia, Minggu (22/7/2018), Mahathir mengatakan, kalau dirinya mendapat kabar, di mana tak seorang pun ingin melihat mobil nasional lain yang dikembangkan, karena sebagian besar orang menganggap “cukup” dengan Proton, yang telah dianggap gagal.

Pada unggahan di blognya, Mahathir mengutarakannya dengan bahasa sindiran, "Kami (Malaysia) tidak memenuhi syarat dan tidak mampu memiliki industri otomotif.”

Masyarakat Malaysia, kata Mahathir, bersedia membeli mobil impor, termasuk dari China, dan juga memperoleh mobil buatan Jepang dan Jerman, terutama mereka yang mampu membelinya.

"Saya masih ingat mobil Jepang setelah perang. Sebagai pengguna, jika kita menggores dengan kuku jari kita, kita akan melihat produk yang dibuat dari kaleng Milo, tetapi dari mobil-mobil tersebut kemudian datang berbagai model, seperti Toyota, Nissan dan Suzuki yang sekarang kami gunakan,” tutur Mahathir.

“Tentu ini tidak akan terjadi dengan Malaysia. Mobil kami akan selalu dibuat dari kaleng Milo selamanya," ucap Mahathir.

Penggagas mobnas Proton tersebut mengatakan, pasar negara itu sekarang penuh dengan mobil impor, dari yang berkualitas bagus sampai yang berjenis kaleng Milo.

"Diproduksi oleh perusahaan raksasa, mereka memonopoli pasar mobil Malaysia sehingga memakamkan Proton. Pada akhirnya, Proton dijual kepada orang asing. Tidak ada lagi mobil nasional, tidak ada lagi industri otomotif. Pekerja, insinyur, manajer juga kehilangan pekerjaan. Semuanya menurun,” kata Mahathir.

"Malaysia menjadi negara konsumen, negara petani padi, memancing. Tidak apa-apa. Ini yang kami inginkan dan ini yang kami dapatkan. Lupakan saja Visi 2020," ujar Mahathir.

sumber

Muak gua lama-lama dengan pola pikir "mobil nasional" "motor nasional" atau apa-apa yang belakangnya pakek "nasional"

Bikin ya bikin aja!
Nggak usah paksa orang-orang suatu negara untuk suka!
Nanti kalau emang bagus dan memudahkan banyak orang juga bakal dipakek

Namanya rasa cinta & keterikatan batin itu ya nggak bisa dipaksa.

Hitler yang fasis aja nggak sampai segitu pola pikirnya. Bikin proyek VW nggak ada bayangan dalam pikirannya bakal membuat VW alat nasionalisme. Tapi dia bikin VW supaya rakyatnya jadi tambah mudah hidupnya karena pertumbuhan jalan aspal yang sangat pesat.

Penyakitnya orang Asia Tenggara hampir rata & hampir sama yaitu menuntut orang supaya suka dengan embel-embel identitas baik nasional, agama, atapun suku.

Tuntutan akan identitas tersebut akhirnya bikin frustasi yang imbasnya nggak bisa menghasilkan apa-apa dan selalu gagal.

Padahal hakekat bikin suatu barang adalah supaya hidup orang lebih mudah dan lebih bahagia.
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.4K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan