Tim yang lolos pertama di babak semifinal ini di babak knock out telah mengandaskan dua tim asal amerika selatan. Dengan tim yang berimbang di setiap lini Prancis adalah kandidat terkuat untuk mendapatkan piala Dunia 2018. Walaupun tidak pernah menang dengan skor yang mencolok prancis selalu seimbang dalam menyerang dan bertahan. Kedalam skuard yang dimiki pula membuat pelatih dari Tim nasional Perancis bisa menerapkan taktik sesuai dengan lawannya.

Boleh dibilang Tim ini adalah generasi emas dari Belgia sepanjang masa dengan pemain-pemain yang menjadi andalan dan key player di timnya masing-masing. Sehingga boleh di bilang tim ini memiliki lini depan dan lini belakang yang mewah. Akan tetapi sejarah tidak berpihak kepada tim ini. Dengan tim yang mewah tim ini selalu saja gagal di turnament mayor. Akankah generasi emas belgia dapat memecahkan mitos tersebut dan dapat membawa pulang gelar piala dunia ke belgia.. ? Kita lihat saja dan nikmati.

Timnas Inggris selalu dikenal dengan tim nasionalnya yang overrated. Karena blow up media dan memang liganya kompetitif akan tetapi tim nasional inggris selalu saja gugur di turnament besar. Walaupun selalu ganas di kulaifikasi dan sudah menggunakan berbagai macam pelatih. Tetap saja trophy tidak pernah hadir di negeri ratu elisabeth tersebut. Akan tetapi sekarang mereka hanya tinggal 2 pertandingan menuju gelar yang terakhir mereka dapatkan 52 tahun yang lalu. Dengan pelatih yang masih minim pengalaman gareth Soutgate tim yang cukup muda yang capteni oleh Harry Kane akan coba meraih asa untuk meraih piala dunia 2018.

Mungkin inilah kejutan yang terjadi di piala dunia 2018. Setelah berhasil menghancurkan finalis piala dunia 2014 Argentina dengan skor telak 3-0. Kroasia yang selalu dipandang sebelah mata akan coba menyamai bahkan melebihi prestasi generasi Boban dan kawan-kawan di piala dunia 1998 di Prancis dimana timnas Kroasia meraih peringkat ke 3 di piala dunia tersebut. Dengan materi gelandang sangat mewah saya berangapan tidak akan heran jika kroasia berhasil mecapai babak puncak dan meraih piala dan si bawa ke Zagreb tersebut.