Penistaan terhadap agama memang berujung bisa di penjara seperti Ahok yang keseleo dalam berkata-kata. Namun para kritikus nasionalis nampaknya tidak belajar dalam menjaga etika, seperti Ibu Sukmawati yang berpuisi katanya menyinggung agama.

Di dunia digital zaman kini, memang sebuah rekam jejak yang berisikan hate speech mudah sekali terbaca, bahkan hukumannya tak main-main. Belum lagi usai kasus Joshua kini lagi dan lagi ada puisi yang secara terang benderang membawa hal yang dianggap tabu.

Inilah puisi dari Sukmawati Soekarnoputri yang membuat kontroversi:



Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.



Itulah bait-bait yang di pertanyakan, mengapa harus syariat Islam yang disinggung ?? Kenapa tidak tahu, lalu tak mau belajar ?? Mungkin itu yang ada di otakku kini .

Simple saja ketika bapaknya bu Sukma merilis pedoman "Nasakom" itu sebuah mimpi yang besar dan tak kan pernah terwujud, maklum saja bagian-bagian dari masing-masing dogma sungguh berbeda, semua punya idiologi yang tak bisa disatukan hasilnya pun nihil, slogan itu hanya sebagai retorika.

Namun ketika bu Sukma melantunkan puisi ini aku hanya bisa tersenyum, haruskah kita marah ?? Sedangkan pelajaran yang kuambil dari nabiku ketika ia disudutkan baik tubuhnya dan kepercayaannya ia tetap tersenyum dan berbuat baik pada orang yang tak mengerti, namun entahlah dengan kawan yang lain bisa saja sumbunya lebih pendek dari sumbuku, tapi yang jelas bila kawanku bergerak Bu Sukma bisa di Ahokkan, kecuali kabur ke timur tengah dan menghilang tanpa jejak.



Ahhh nampaknya banyak manusia tak mengerti apa itu syariat islam, setidaknya aku jadi mengerti pantas saja banyak korupsi ?? Almaidah: 38 tak pernah di pelajari hingga banyak politisi pun tak tahu apa itu isinya, padahal dahulu Jakarta Charter terdapat konten syariat islam bagi pemeluknya ?? Nampaknya sejarah sudah dilupakan, sungguh sayang sekali umur yang tak muda lagi kita malas belajar memperdalam ilmu agama kawan...

Bagaimana menurutmu ?? Enaknya diskusi sambil seruuupuutt...



By c4punk@2018

Referensi

https://m.detik.com/news/berita/3950...di-kontroversi