Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Pendidikan Memang Tak Kenal Status Sosial, Dua Wanita Ini Buktinya


Kita sering mendengar ungkapan “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahad”, yang diadaptasi menjadi asas “Pendidikan Seumur Hidup” (Long Life Education).

Yup, pendidikan memang tak mengenal batas usia dan status sosial. Selama punya niat dan keinginan yang kuat untuk memajukan pendidikan, situasi dan kondisi apapun bisa diatasi. Misalnya sudah punya anak, atau berusia lanjut, hal itu tidak menjadi halangan untuk tetap menimba ilmu atau mengajarkannya.

Seperti yang dilakukan oleh dua perempuan berikut ini, meski sudah berusia senja, dan punya anak, tetap semangat untuk berkiprah di dunia pendidikan.

Siapa saja kedua wanita yang inspiratif itu? Cekidot, Gan!


1. Kiyoko Ozeki



Usia tidak menjadi halangan untuk meraih pendidikan dan berprestasi, seperti yang dilakukan seorang perempuan di Jepang ini.

Dikutip dari kumparan.com, Kiyoko Ozeki adalah seorang perempuan asal Nagoya, Jepang. Meski usianya telah mencapai 88 tahun, ia baru saja menyelesaikan penelitiannya untuk meraih titel Doktor. Ozeki merupakan mahasiswi tertua, dan mendapatkan gelar Doktor di bidang budaya dan sastra.

Tidak gampang perjuangan Ozeki untuk meraih titel tersebut. Selama 30 tahun ia mengadakan penelitian untuk merampungkan Desertasinya tentang pakaian yang bernama “Angin”, yang diproduksi di zaman Jomon, yang merupakan pakaian tertua di peradaban Jepang.

Lebih detil kumparan.com menceritakan latar kehidupan Ozeki, sebelum menempuh pendidikan doktoral, Ozeki adalah lulusan sekolah khusus perempuan. Ketika berusia 30 tahun, ia harus hidup sendiri karena bercerai dengan suaminya. Sebagai penghasilan, ia membuat kerajinan tangan berupa boneka untuk dijual.

Beberapa mahasiswa melihat keterampilan Ozeki membuat kerajinan tangan. Mereka menyarankan agar Ozeki mendaftar sebagai Dosen Kerajinan Tangan. Akhirnya ia mendaftar dan menjadi dosen pada tahun 1964 hingga 1995.

Nah selama menjadi dosen itulah Ozeki meneliti masalah pakaian yang dikenakan masyarakat Jepang pada zaman Jomon, hingga pada tanggal 24 Maret 2018, ia menerima sertifikat gelar Doktor di Universitas Ritsumeikan, Jepang.

Ini menunjukkan bahwa orang yang punya skilltertentu di Jepang sangat dihargai oleh pemerintah, dan semangat belajar orang Jepang begitu tinggi.


2. Jahantab Ahmadi



Sudah berkeluarga dan punya anak bayi, juga tidak seharusnya menjadi kendala untuk melanjutkan studi. Seperti yang dilakukan seorang Ibu di Afganistan yang bernama Jahantab Ahmadi yang berusia 25 tahun.

Dikutip dari kumparan.com., Jahantab mengikuti ujian masuk sebuah Universitas sambil memangku bayinya. Dia duduk di lantai dan meletakkan bayinya di pangkuannya sambil fokus mengerjakan soal-soal ujian masuk Universitas tersebut.

Foto wanita yang sedang memangku bayi sambil menjawab soal itu diunggah oleh seorang Profesor di Universitas swasta Nasir Khusraw di Kota Afganistan tempat Jahantab ingin kuliah.

“Saya tak ingin studi saya terputus. Saya ingin bekerja di luar rumah. Saya ingin jadi dokter yang melayani masyarakat di lingkunganku,” ungkap perempuan yang tinggal di kawasan pertanian pelosok di Provinsi Daikundi, Afganistan itu.
********
Begitulah seharusnya semangat belajar dan berprestasi di dunia pendidikan. Semoga cerita ini menjadi inspirasi bagi kita yang malas belajar dengan berbagai alasan.
*****
Spoiler for Referensi:
Diubah oleh Aboeyy 27-03-2018 12:15
0
7K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan