- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Qabil dan Habil Jaman Now
TS
boluapi
Qabil dan Habil Jaman Now
Quote:
Source: http://bit.ly/2Gc5hOj
Quote:
Originally Posted In: [url=https://S E N S O R@aldoan/qabil-dan-habil-jaman-now-391427e442d]https://S E N S O R@aldoan/qabil-dan-habil-jaman-now-391427e442d[/url]
Quote:
Qabil dan Habil, atau bisa disebut juga Kain dan Habel. Mereka adalah dua putra pertama adam dan hawa.
Ceritanya sudah banyak diketahui orang, tapi akan saya rangkum lagi di bawah.
Pada suatu hari, Qabil dan Habil diperintahkan oleh Allah swt untuk melakukan kurban. Habil dengan ikhlas memberikan kurban dari domba terbaik yang dia miliki. Qabil, yang diam – diam merasa keberatan, dengan setengah hati memberikan hasil panen gandum yang buruk.
Kurban Habil diterima dengan baik oleh Allah swt, dan dia pun girang karenanya. Tapi kurban Qabil tidak diterima, dan dia tidak merasa ikhlas. Malahan dia merasa kalau ini tidak adil.
“Kenapa hasil usahaku tidak diterima, sedangkan punya Habil diterima? Apakah Allah tidak mau berlaku adil kepadaku?”
Qabil merasa marah, dan menyalahkan Allah swt untuk penderitaan yang dia rasakan. Dia tidak rela hasil usahanya yang dikurbankan hanya terbuang sia – sia.
Qabil mewujudkan kemarahan ini kepada Habil. Qabil, dengan memegang batu, mulai menghantam kepala Habil.
Hantaman demi hantaman dilemparkan, sampai akhirnya Habil tewas di tangan Qabil.
Ceritanya sudah banyak diketahui orang, tapi akan saya rangkum lagi di bawah.
Pada suatu hari, Qabil dan Habil diperintahkan oleh Allah swt untuk melakukan kurban. Habil dengan ikhlas memberikan kurban dari domba terbaik yang dia miliki. Qabil, yang diam – diam merasa keberatan, dengan setengah hati memberikan hasil panen gandum yang buruk.
Kurban Habil diterima dengan baik oleh Allah swt, dan dia pun girang karenanya. Tapi kurban Qabil tidak diterima, dan dia tidak merasa ikhlas. Malahan dia merasa kalau ini tidak adil.
“Kenapa hasil usahaku tidak diterima, sedangkan punya Habil diterima? Apakah Allah tidak mau berlaku adil kepadaku?”
Qabil merasa marah, dan menyalahkan Allah swt untuk penderitaan yang dia rasakan. Dia tidak rela hasil usahanya yang dikurbankan hanya terbuang sia – sia.
Qabil mewujudkan kemarahan ini kepada Habil. Qabil, dengan memegang batu, mulai menghantam kepala Habil.
Hantaman demi hantaman dilemparkan, sampai akhirnya Habil tewas di tangan Qabil.
Quote:
Source: http://artnt.cm/2EYQXJK
Quote:
Seperti Qabil dan Habil, dalam hidup sehari - hari kita juga dituntut Allah swt untuk mengorbankan apa yang kita punya. Biasanya kita “diminta” mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya kita untuk di masa depan mencapai sesuatu yang lebih baik.
Mungkin kita mengorbankan uang 10 juta per bulan dan memakai waktu 4 tahun hidup kita untuk menempuh kuliah, demi masa depan lebih baik. Mungkin waktu luang dan tabungan lebih milik kita digunakan untuk mengurus usaha sampingan yang kita percaya akan sukses.
Dengan besarnya sumber daya yang terlibat, harapan kita untuk pengorbanan ini diterima pastinya tinggi. Tapi tentu saja tidak selalu begitu.
Kadang seperti Habil, pengorbanan kita diterima dan hidup kita kedepannya menjadi lebih baik. Tapi kadangkala seperti Qabil, pengorbanan itu tidak diterima, dan hidup kita diam di tempat. Pada saat apa yang kita korbankan terasa sia – sia, mudah untuk merasa kecewa pada dunia.
“Kenapa usahaku tidak bisa membuahkan hasil, padahal orang lain bisa? Apakah dunia tidak adil?”
Di saat seperti ini akan mudah untuk menjadi pahit kepada pencapaian orang lain dan iri kepadanya. Kita mulai menjatuhkan orang lain ketika mereka berusaha, sinis setiap melihat ada saja orang yang masih mau berusaha di dunia yang tidak adil ini. Kita mencoba menarik mereka jatuh, sebagai justifikasi kalau memang dunia itu tidak adil, dan kegagalan yang kita alami bukan kesalahan kita.
Atau kita bisa memilih jalan yang lebih baik. Mencoba melihat kalau, mungkin saja gandum yang kita berikan memang sudah agak busuk. Mungkin kita bisa mencoba lebih baik. Mungkin kalaupun aku gagal, orang lain tidak perlu gagal.
Jalan manapun yang kita pilih, realitanya akan tetap sama. Pengorbanan kita mungkin tidak diterima, dan di saat itu kekecewaan kita akan muncul.
Di saat itu balik lagi ke diri kita. Apa kita akan pakai kekecewaan itu untuk menjatuhkan orang lain, atau sebagai batu loncatan berikutnya?
Mungkin kita mengorbankan uang 10 juta per bulan dan memakai waktu 4 tahun hidup kita untuk menempuh kuliah, demi masa depan lebih baik. Mungkin waktu luang dan tabungan lebih milik kita digunakan untuk mengurus usaha sampingan yang kita percaya akan sukses.
Dengan besarnya sumber daya yang terlibat, harapan kita untuk pengorbanan ini diterima pastinya tinggi. Tapi tentu saja tidak selalu begitu.
Kadang seperti Habil, pengorbanan kita diterima dan hidup kita kedepannya menjadi lebih baik. Tapi kadangkala seperti Qabil, pengorbanan itu tidak diterima, dan hidup kita diam di tempat. Pada saat apa yang kita korbankan terasa sia – sia, mudah untuk merasa kecewa pada dunia.
“Kenapa usahaku tidak bisa membuahkan hasil, padahal orang lain bisa? Apakah dunia tidak adil?”
Di saat seperti ini akan mudah untuk menjadi pahit kepada pencapaian orang lain dan iri kepadanya. Kita mulai menjatuhkan orang lain ketika mereka berusaha, sinis setiap melihat ada saja orang yang masih mau berusaha di dunia yang tidak adil ini. Kita mencoba menarik mereka jatuh, sebagai justifikasi kalau memang dunia itu tidak adil, dan kegagalan yang kita alami bukan kesalahan kita.
Atau kita bisa memilih jalan yang lebih baik. Mencoba melihat kalau, mungkin saja gandum yang kita berikan memang sudah agak busuk. Mungkin kita bisa mencoba lebih baik. Mungkin kalaupun aku gagal, orang lain tidak perlu gagal.
Jalan manapun yang kita pilih, realitanya akan tetap sama. Pengorbanan kita mungkin tidak diterima, dan di saat itu kekecewaan kita akan muncul.
Di saat itu balik lagi ke diri kita. Apa kita akan pakai kekecewaan itu untuk menjatuhkan orang lain, atau sebagai batu loncatan berikutnya?
Quote:
Terima kasih agan sista yang sudah bersedia baca tulisan ini!
Kalau berkenan, boleh banget dikasih rating, share, dan dilemparkan ke arah sini
Catch me on Twitter: https://twitter.com/aditiya_aldo
Tertarik baca lebih? kunjungi Medium: [url=https://S E N S O R@aldoan]https://S E N S O R@aldoan[/url]
Sekali lagi, terima kasih sudah membaca!
Kalau berkenan, boleh banget dikasih rating, share, dan dilemparkan ke arah sini
Catch me on Twitter: https://twitter.com/aditiya_aldo
Tertarik baca lebih? kunjungi Medium: [url=https://S E N S O R@aldoan]https://S E N S O R@aldoan[/url]
Sekali lagi, terima kasih sudah membaca!
Diubah oleh boluapi 13-02-2018 12:37
0
2K
Kutip
18
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan