Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

unicorn.phenexAvatar border
TS
unicorn.phenex
Saat duduk bersebelahan di bus TransJakarta 'harus seagama'

Cuitan seorang pengguna media sosial yang mempersilakan seorang ibu berhijab untuk duduk di sebelahnya namun kemudian ditolak atas anggapan bahwa si pemberi kursi beragama Kristen, menjadi perbincangan di media sosial.

Pengamat menilai bahwa peristiwa ini adalah 'suatu pertanda membahayakan untuk kebhinnekaan'.

Cuitan dari @cho_ro itu disampaikan dalam rangkaian yang masing-masing sudah dibagikan lebih dari 1.000 dan lebih dari 2.600 kali dan disukai lebih dari 300 dan 500 kali.


https://twitter.com/cho_ro/status/96...27804422172672

https://twitter.com/cho_ro/status/96...29145408221185

Setelah cuitannya banyak dibagikan, @cho_ro mengatakan bahwa dia menerima komentar bukan hanya dari orang-orang yang membagikan pengalaman 'serupa', namun juga dari mereka yang meminta agar dia tidak menceritakan pengalamannya itu.

"Jangan diceritakan karena nanti memancing perseteruan. Posisinya adalah, saya tuh mayoritas lho, saya Muslim nih, saya bukan yang beneran Kristen, atau chinese. Saya aja yang mayoritas dibilang, 'oh nggak usah cerita', bayangin kalau saya benar minoritas," katanya.

https://twitter.com/Radenaisar/statu...20429829484546

https://twitter.com/vieroi/status/96...51799192723456

Salah satu pengguna media sosial yang membagikan pengalaman yang kurang lebih serupa adalah Etna Fastiana lewat akun @etnafst yang mengatakan bahwa dia ditolak untuk naik Uber karena 'disangka Kristen dan cina'.

https://twitter.com/etnafst/status/9...73516455350273

https://twitter.com/tantegrumpy/stat...76899799085056

Kepada BBC Indonesia, Etna mengatakan bahwa kejadian itu dialaminya sekitar setahun lalu. "Tidak saya sampaikan ke Uber, karena waktu itu shock aja, bingung. Waktu itu cuma bingung karena kaget ada orang yang berpikir seperti itu, padahal saya muslim juga, bukan cina" ujar Etna.

"Seingat saya, kalau tidak salah memang lagi panas tentang isu pilkada DKI," kata Etna.

Dia sempat menceritakan pengalaman itu kepada ibunya yang juga "merasa kaget". "Ini hal paling absurd yang menimpa saya," tambahnya.

https://twitter.com/dindadinda_/stat...77456538460161

https://twitter.com/EnZclopedia/stat...34451358400514

Namun @cho_ro tak terlalu setuju jika insiden ini disebut sebagai ekses pilkada DKI.

Ekslusivisme disuburkan oleh Pilkada Jakarta

"Saya percaya ini oknum. Saya tidak percaya ini Indonesia kini, ini Indonesia dulu kayaknya, karena cerita-cerita (seperti ini) pernah baca, selentingan ada, tapi tidak pernah ketemu, ngalamin itu nggak pernah. Sekarang jadi terbuka karena ada media sosial," ujarnya.

Pengamat Islam dan pengajar Universitas Paramadina, Jakarta, Budhy Munawar Rahman mengatakan bahwa memang kondisi eksklusivisme dan puritanisme sudah ada sebelumnya di masyarakat Indonesia.

Namun kemudian elemen-elemen itu kemudian "disuburkan oleh pilkada DKI yang memang membawa isu SARA, agama, untuk politik".

"Sekarang ini ada kecenderungan yang tidak terbayangkan sebelumnya bahwa intoleransi itu ada di hal-hal yang kecil-kecil, sehari-hari, yang dulu tidak terpikirkan," kata Budhy.

Istilah 'toleransi' dan 'intoleransi', menurut Budhy, biasanya akan merujuk pada hubungan antar-agama di tingkat isu nasional dan kontroversial, namun kini perkembangannya jadi masuk ke isu yang kecil dan sehari-hari.

Menurutnya ini terjadi karena selama ini toleransi lebih sering diwacanakan di tingkat elite, namun tidak dikembangkan di tingkat masyarakat dalam hal yang sejauh mungkin pada perjumpaan atau interaksi sosial.

"Contoh tadi itu kan perjumpaan, sekarang perjumpaan ini dalam hal yang sederhana sudah mulai menjadi masalah. Kita tidak bisa mengatakan di Indonesia sudah buruk sekali, tapi fenomena satu, dua seperti ini, ini memberi warning pada kita bahwa kondisi intoleransi sudah turun pada level masyarakat yang luas," kata Budhy. "Kalau sudah sampai level duduk bersebelahan antar-agama saja sudah menjadi masalah, itu sudah menjadi pertanda yang membahayakan sekali."

Yang Merasa Punya Surga

Ternyata ketegangan antar agama ini sudah menyebar ke kehidupan nyata.

Dan jangan heran pelakunya ya dari kalangan dia-dia aja
emoticon-Najis

Pemerintah terlalu lunak dalam menangani gejala ini
0
6.8K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan