Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

orcashop889Avatar border
TS
orcashop889
Kalo Agan Ke Sarangan Jangan Lupa Mampir Tempat Ini







Spoiler for Telaga Pasir Sarangan:



TIME TRAVELLER ep.01
Spoiler for Time Traveller:

Met malem Agan & Aganwati, mohon ijin Ane mo nulis trit seputar hobby jalan-jalan Ane nih. Kebetulan, ni trit Ane yang pertamax. Mohon maap kalo tulisannya masih berantakan bin amburadul. Harap dimaklumi, Ane masih newbie di forum ini emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Pastinya Agan & Aganwati udah pada tau, atau bahkan udah pernah berkunjung ke salah satu obyek wisata alam di wilayah Jawa Timur ini, yang tepatnya berada di Kabupaten Magetan Jawa Timur. Telaga alami bekas kepundan Gunung Lawu ini menawarkan nuansa alam eksotik, dan masih banyak menyimpan misteri yang selalu menjadi daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara.

Wisatawan lokal yang lagi visit kesono, kebanyakan hanya sekedar ingin menikmati udara pegunungan, naik boat, selfie (yang ini wajib, gan) emoticon-Cooldan pacaran. Beda banget dengan para wisatawan manca yang datang ke kesono, gan. Secara data di beberapa hotel yang beroperasi disono, emang kunjungan wisatawan manca masih sangat sedikit dibanding dengan beberapa obyek wisata milik kabupaten laen di wilayah propinsi yang sama.

Tujuan wisatawan manca datang ke sini emang beda banget, gan. Dari hasil pantauan & obrolan Ane dengan mereka selama ini ternyata mereka lebih banyak tertarik akan history tempat yang satu ini, gan...!!! ( Tunggu trit Ane berikutnya,gan.. dijamin seru banget...!!) emoticon-Metalemoticon-Big Grin

Btw, kalo dah menyangkut history, tentunya berkaitan dengan peristiwa dan tempat,gan. Nah, salah satu yang akan Ane liput disini adalah sebuah hotel yang konon sudah berdiri sejak tahun 1933 ( masih jaman kolonialis Belanda tuh) yaitu Hotel Sarangan.

Spoiler for Hotel Sarangan 1:


HOTEL SARANGAN
Hotel ini terletak di lereng lembah tepat di atas Telaga Sarangan bagian Barat. View telaga dan pemandangan dari sini luar biasa, apalagi kalo dinikmati pagi dan sore. Suasana tenang misterius akan membius agan saat kongkow di tempat ini ketika matahari terbit (05:00 - 07:00 WIBB).

Spoiler for View pagi:


Konon hotel ini didirikan pada tahun 1933 oleh seorang warganegara Belanda yang hidup di sekitar Telaga Pasir (nama asli Telaga Sarangan). Setelah beberapa kali berganti pemilik, saat ini hotel tersebut dimiliki oleh WNI. Akan tetapi, cucu /cicit pemilik hotel pertama masih sering datang berkunjung ke sana untuk melihat dan bernostalgia di hotel bekas milik nenek moyangnya tersebut.

Spoiler for Bangunan lama hotel:


Secara fisik, bangunan hotel ini masih bernuansa kuno. Terutama bagian hotel yang pertamax kali berdiri. Untuk bagian hotel sebelah selatan sudah berstruktur lebih modern, karena dibangun th 1973, sebagai bagian dari perluasan hotel kala itu. Pembangunan bentuk hotel ini menggunakan konsep terasering, karena harus menyesuaikan wilayah yang masih berupa perbukitan.

Spoiler for Bangunan baru hotel:


Reservasi di "hotel tempo doeloe" terbilang standart aja, gan. Rata-rata harga kamar Rp 350.000,- s/d Rp 800.000,-/ malam tergantung kelas masing-masing kamar. Bagi Ane kagak terlalu mahal sih, karena selain letak hotel yang berada dekat dengan destinasi wisata, menginap di hotel ini punya sensasi luar biasa banget. Ane serasa hidup di tahun '30 an.


INTERIOR UNIK
Kalo Agan sudah nyampe di hotel ini, agan bakalan menemui nuansa '30 an ketika berada di ruang lobi hotel. Interior kuno yang merupakan perpaduan harmonis antara budaya eropa dan jawa sangat terasa di sini. Emang agak serem sih kalo Agan tidak terbiasa dengan barang -barang kuno.

Spoiler for Lobi Hotel Sarangan:


Ada satu bagian bangunan lobi yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Ane, yaitu perapian kuno. Perapian ini dibangun sejak pertama kali hotel ini dibangun th 1933. Perapian dengan design eropa ini keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu yang menginap di hotel ini.

Spoiler for Perapian kuno hotel:


Ternyata perapian adalah menjadi sesuatu hal yang wajib ada disetiap kamar di hotel ini. Menurut cerita staff hotel senior, dahulu kawasan Sarangan dan Telaga Pasir mempunyai suhu yang sangat dingin. Sehingga orang - orang yang hidup di lingkungan itu rata-rata membangun perapian di rumahnya, sebagai sarana penghangat ruangan.

O,ya kalo Agan kebetulan menginap dan membutuhkan perapian kamar untuk dinyalakan, Agan bisa pesan kayu bakar juga lho. Satu ikat kayu bakar harganya Rp 5000,- . Cukup murah kata Ane, soalnya seikat kayu ternyata cukup untuk jadi penghangat ruangan selama 2 malam.


ROTI BELANDA
Untuk menu kuliner di hotel ini, memang hampir sama dengan menu makanan di hotel-hotel lain. Kita bisa pesan menu sarapan yang kita inginkan. Dan menurut lidah Ane, cita rasa masakan hotel ini sepertinya menggunakan resep lama.

Pada saat itu, Ane juga ditawari untuk mencicipi kuliner khas Hotel Sarangan yang mereka sebut "Roti Belanda". Ane pikir roti apaan tuh, paling cuman maen istilah aja. Dengan rasa penasaran Ane iyain aja lah, hitung-hitung buat pengalaman baru.

Keesokan hari waktu sarapan, baru Ane takjub, gan. Ane baru tahu apa yang disebut mereka sebagai Roti Belanda. Sepotong "roti tawar" lengkap dengan pilihan topingnya sudah terhidang di atas meja resto hotel yang bernuansa Jawa-Eropa. Eits....jangan ketawa dulu, gan. Roti tawar tersebut lain banget daripada roti tawar yang ada di pasaran /toko /supermarket.

Ukuran roti tawar tersebut lebih besar dan tebal (-/+ 2,5x roti tawar biasa). Dengan tekstur yang lebih besar dan terlihat lebih empuk dari roti tawar merk terkenal yang dijual di pasaran. Aroma dan rasanya......wow beda jauuuh, gan. Dengan aroma dan rasa khas keju fermentasi buatan sendiri membuat lidah semakin bergoyang... Lebih lembut dan benar benar sangat gurih di lidah.

Ane sempetin bertanya ke staff hotel yang ada disitu tentang roti tawar Belanda tersebut. Oleh staff hotel, Ane dibawa ke seorang laki-laki tua yang ada di pantry hotel. Ternyata beliau adalah juru masak hotel yang sudah berpuluh tahun bekerja disana. Beliau dipanggil Mbah Bejo.

Dari cerita beliau, diketahui bahwa resep roti belanda tersebut berasal dari ayahnya yang dahulu bekerja sebagai koki sejak pertama kali hotel tersebut berdiri. "Resep rahasia" tersebut hingga kini masih digunakan untuk menyuguh tamu-tamu hotel manca yang menginap di hotel. Roti inilah ciri khas Hotel tertua kedua yang ada di Telaga Sarangan, yang tidak dimiliki oleh hotel lainnya.

MONYET
Buat yang mau nginep di hotel ini, Ane saranin pilih kamar hotel yang bawah. Agan bilang aja kamar yang depannya taman bermain.
Di tempat ini, tiap pagi, sekitar Jam 08:00-09:00 kita bakalan dikunjungi oleh "moyangnya Darwin"
emoticon-Ngakak
Spoiler for Kawanan monyet Telaga Sarangan:

Kawanan monyet yang masih liar tersebut turun dari hutan di atas hotel sekedar cari makan, gan.

Kagak usah takut, tapi tetap harus berhati-hati. Terutama kalo Agan naruh barang di luar kamar. Siapin aja makanan kecil atau kacang buat kasih makan mereka.

Nah, buat Agan & Aganwati yang kebetulan berkunjung ke Telaga Sarangan, tidak ada salahnya mencobanya merasakan suasana eksotik dan kuliner Hotel Sarangan yang khas tersebut. Dan jangan lupa selalu berdoa ketika akan berangkat tour kemanapun dan dimanapun.
(Orcashop 2018)




j
Diubah oleh orcashop889 15-02-2018 00:28
0
5.6K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan