lapar.bangAvatar border
TS
lapar.bang
[#SFTHChallenge] Karenamu Aku Begini (21++)




WARNING!!!


Dilarang untuk kejang-kejang hebat dan muntah-muntah setelah baca cerita pendek ini
emoticon-terimakasih

Cerita ini hanya fiksi belaka karangan TS pribadi, jika ada kesamaan nama mungkin hanya kebetulan belaka.

SELAMAT MEMBACA
emoticon-Monggo





Di sebuah kamar ada sepasang wanita yang sedang asik bercumbu dengan sesama wanita.

Mereka adalah sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara. Sisil dan Lala.

Jangan salah, walaupun sesama wanita tetapi mereka terlihat begitu faseh dalam hal bercinta.

Kecupan demi kecupan sudah ia berikan, bibir yang indah nan seksi membuat mereka tak tahan untuk terus melanjutkan kemesraan malam itu.

Saat hendak melanjutkan aksinya Sisil mulai menanggalkan baju dan celana kekasihnya. Tak mau kalah Lala pun juga ikut menelanjangi wanitanya.

Bag bayi yang sama-sama polos mereka saling bertukar keringat. Tak jarang suara indah nan merdu terdengar dari mulut mereka masing-masing.

Entah sudah berapa kali tubuh mereka mengejang nikmat mencapai titik tertinggi, kini keduanya saling berpelukan dengan nafas yang tak beraturan dengan Sisil Menindih tubuh Lala.




Beberapa jam berlalu salah satu dari mereka telah tertidur pulas, saat hendak membersikan tubuhnya, Sisil yang masih terjaga merasa penasaran dengan handphone wanitanya karena sedari tadi terus berbunyi.

Merasa tidak enak untuk membangunkan Lala yang sedang tertidur, ia memberanikan diri untuk melihat siapa pengirim pesan di balik handphone tersebut.

Matanya begitu panas, hatinya tak karuan, seluru badan nya lemas seketika saat ia melihat sebuah video yang dengan sengaja dikirim oleh seorang lelaki yang ia kenal.

Video berdurasi satu menit itu menunjukkan bagaimana lelaki dengan gagah mampu membuat wanita yang menjadi lawan main nya merasa terbang, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lala, merasa nikmat yang sama seperti saat ia dapatkan baru saja.

Air mata sudah membanjiri kedua pipinya, tangan dan bahunya bergetar hebat, bagaimana bisa lelaki yang sudah sangat ia percaya merebut kekasih hatinya, bahkan tak jarang ia mencuri kesempatan hanya untuk sekedar tidur bersama denganya.

"Nikmat sekali hidupmu setelah kau meniduri aku kini kau meniduri kekasihku" gumam Sisil yang merasa kesal terhadap lelaki tersebut.

Pantas saja ternyata karena lelaki ini Sisil sering mengalami penolakan saat hendak mengajak wanitanya untuk melakukan kegiatan yang sudah membuat dirinya ketagihan. Dengan segera Sisil merencanakan sesuatu agar lelaki itu tak mengganggu dirinya dan kekasihnya.




Senin pagi, Sisil datang ke kantor lelaki yang sudah membuatnya cemburu buta, dengan sopan ia mengetuk pintu ruangan lelaki itu.

Tanpa lama lelaki itu menyuruh dia masuk keruangan, lelaki itu tak menyangka ternyata yang datang adalah teman main nya beberapa waktu yang lalu.

Dengan memasang wajah yang seolah-olah di buat kesal Sisil langsung duduk di kursi yang sudah tersedia.

"Hei hei ada apa datang datang kok mukanya di tekuk gitu?" Tanya lelaki berdasi itu.

Sisil langsung mwnggelengkan kepalanya dan meletakkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan nya yang menjadi tumpuan menunjukkan seolah-olah dia sedang ada masalah.

"Apa kau yakin?" lelaki itu bertanya sekali lagi untuk sekedar memastikan.

Dan lagi-lagi sisil hanya menggelengkan kepalanya dan diam tanpa menjawab pertanyaan lelaki tersebut.

Dengan langkah pelan lelaki tersebut berdiri di samping kursi Sisil, sementara Sisil tetap tak bergerak dari tempat duduknya.

Sentuhan pertama lelaki itu berhasil membuat sisil sedikit tersenyum penuh arti, kini lelaki itu mengelus punggung Sisil dengan hati-hati.

"Kena kau sekarang" ucap Sisil dalam hati.

Sisil memainkan sandiwaranya dengan baik. Kini sepasang manusia yang berbeda kelamin itu larut dalam suasana yang sedikit panas, walaupun ruangan itu di lengkapi dengan AC tetap saja hawa panas terasa saat kedua bibir mereka bertemu.

Sebelum Sisil merasa terlena akan perlakuan lelaki itu segera ia menyudahi pergulatan singkat dengan kasar yang membuat dandananya sedikit berantakan.

Sedikit kaget dengan cara Sisil untuk menyudahi kejadian yang membuatnya nikmat, kini Sisil mengeluarkan sebilah pisau dan mengarahkan ke arah lelaki itu.

"Ada apa ini, apa yang akan kau lakukan?" Tanya lelaki itu dengan mengankat tangan nya.

Lelaki itu merasa sedikit takut, sedikit demi sedikit dia melangkah mundur menjauhi Sisil, namun tidak dengan Sisil, saat lelaki itu mundur satu langkah disitulah ia maju satu langkah yang menciptakan jarak beberapa langkah saja.

Naas lelaki tersebut tak mampu menghindar saat sayatan pertama sisil berhasil mengenai pipi kirinya.

Walaupun luka yang di alami lelaki tersebut tak terlalu parah tetap saja darah terlus keluar dari lukanya itu, bahkan baju putih nya sedikit berwana merah sekarang.

"Apa apaan ini, apa kau ingin membunhku?" Tanya lelaki tersebut dengan nada tinggi.

Sisil tak menjawab perkataan lelaki tersebut, dengan tatapan dingin nya ia terus menatap lelaki itu seolah-olah dia adalah mangsa yang tak boleh lepas dari terkamanya.

Saat Sisil sedikit lengah lelaki itu menendang tangan kanan Sisil yang memegang pisau itu.

Dengan cepat lelaki itu berbalik menyerang Sisil dengan mencekek leher Sisil.

Beberapa menit mereka telah bergulat di atas meja kantor, namun bukan bergulat untuk membuat nikmat dunia, melainkan bergulat untuk saling membunuh.

Sisil yang merasa terpojok berusaha mengambil semprotan merica dari sakunya yang sudah ia siapkan dari rumah.

"Cressssssssssss"

"Aaaa panaaass, panas"
teriak lelaki tersebut dengan memegangi kedua matanya.

Sisil berhasil membuat lelaki tersebut merasa kesakitan, sejenak ia mengambil nafas dan memegangi lehernya yang sudah merah akibat cekikan lelaki tersebut, tanpa menunggu lama Sisil menendang muka lelaki itu kemudian ia duduk di atas tubuh lelaki tersebut dan berbalik mencekiknya.

Merasa kesal karena lelaki itu terus melakukan perlawanan ia akhirnya mengeluarkan sapu tangan yang sudah ia beri obat bius, tanpa menunggu lama lelaki tersebut sudah terkulai lemas di lantai.




Tiga jam menunggu akhirnya lelaki itu bangun dengan keadaan tangan terikat di atas sebuah besi.

Dengan bosan dia akhirnya berdiri dan memberikan sedikit ciuman mesranya yang membuat lelaki itu sedikit kaget.

"Hey apa kabar? Nyenyak sekali tidurmu barusan" ucap Sisil setelah melepaskan ciuman nya.

Seluruh pakaian lelaki tersebut sudah ia buang kesegalah arah. Tak ada sehelai benang yang menutupi tubuhnya.

Dengan pelan Sisil berjalan memutari tubuh lelaki yang telah ia ikat, ia mengeluarkan pisau yang sudah berkarat dengan gagang berwarna hijau.

"Mari kita lakukan" Ucap Sisil dengan lembut.

"Tolong ampuni aku, aku tak tau apa salahku sehingga kau melakukan ini" sahut sang lelaki setelah sisil sedikit menggoreskan pisaunya ke perut lelaki tersebut. Kini lelaki itu menangis tersedu-sedu karena sisil terus menggoreskan pisaunya ke perut lelaki itu.

"Kau!!! Dengan mudah nya kau mohon ampun?" Teriak Sisil.

Terlihat raut kemarahan dari Sisil yang membuat lelaki tersebut semakin ketakutan.

"Aku bingung harus melakukan dari mana, bagaimana jika kita mulai dari pergelangan kaki mu" ucap Sisil pelan.

Dengan kasar Sisil menusukkan pisaunya ke pergelangan kaki lelaki itu, dengan pisau yang berkarat ia menyayat seluruh pergelangan kaki itu.

"Wuuaaaaaaaa!!! Ampun... ampuni aku" teriak lelaki tersebut namun tak di gubris oleh Sisil.

"Aku tak suka kakimu, kakimu terlalu kotor" ucap Sisil dengan nada dingin kemudian keluar dari ruangan itu.

Beberapa menit kemudian ia kembali masuk keruangan itu dan membawa sebuah kapak dan gergaji yang ia letakkan di sampingnya.

Dengan segera ia memotong kaki kanan lelaki tersebut yang membuat dia berteriak kesakitan.

Beberapa sayatan dari pisau yang di bawanya tadi telah berhasil membuat siapapun tak bisa mengenali lelaki itu, bagaimana tidak wajah yang putih bersih kini telah menjadi merah dan penuh luka.

Gergaji, Sisil telah memegang benda tajam itu sekarang giliran kaki kiri lelaki tersebut yang akan ia potong. Namun belum sempat ia memotong kaki itu suara-suara rintihan yang telah menemaninya sedari tadi kini telah berhenti, sepertinya lelaki itu telah tewas kehabisan darah.

"Hei bangun, apa kau tidak mau menemaniku bermain lagi?" Sisil menampar halus pipi lelaki itu.

"Ah, ternyata kau lelaki lemah, tak sehebat saat kau melawanku di ranjang!" sambung Sisil setelah mengetahui jika lelaki itu sudah tak bernyawa.

Sisil yang sebenarnya belum puas kembali melanjutkan acara potong memotong tubuh lelaki itu, di saat yang bersamaan seorang wanita telah masuk ke dalam ruangan itu, saat Sisil menoleh ia hanya bersikap biasa seolah-olah tak terjadi apa-apa, namun wanita yang sudah terlanjur melihat potongan tubuh yang berserakan mendadak histeris dan menangis ketakutan.

Tangisan dari wanita di belakangnya tak dihiraukanya sama sekali, seakan-akan hanya seperti angin lewat. Sisil kembali melanjutkan kegiatanya, ia telah membedah isi perut lelaki itu, semua jeroan yang ada di keluarkan dan di masukkan kedalam sebuah plastik bening.

"Sisil tolong hentikan, kenapa kau lakukan itu semua, tolong Sisil jangan kau teruskan" ucap wanita di belakang sisil dengan nada ketakutan, kemudian ia memeluk Sisil dengan lembut.

Tapi Sisil yang kala itu di liputi amarah dan rasa benci langsung melepaskan pelukan Lala dengan kasar sampai-sampai Lala terjatuh kebelakang, nampaknya rasa cemburu sudah membuat Sisil gelap mata.

"Lelaki ini yang telah membuatmu berubah terhadapku, dia pantas mendapatkan semua ini" sahut Sisil terhadap wanitanya. Lala.

Isak tangis masih terdengar dari sana, Lala terus menangis melihat perilaku Sisil yang membunuh selingkuhan Lala. Bagaimanapun juga Lala mencintai Sisil dan Lelaki itu.

Tanpa sadar Lala sudah menghianati Sisil dan melanggar semua janji janji di antara mereka. Lala hanya bisa diam menangis sembari memeluk kedua lututnya.

Takdir memang kejam, kenapa sorang wanita menyukai dua sosok sekaligus. Dia terjebak dalam lika-liku sebuah perasaan yang tak berujung.

Di suatu sisi dia menyukai laki-laki yang mebuatnya seperti wanita pada umumnya. Namun di sisi lain dia juga menyukai sesama jenisnya, Sisil.

Setelah Sisil membersihkan seluru isi perut lelaki itu, ia lalu memenggal kepala lelaki tersebut yang membuat Lala semakin histeris.

Menggelindinglah kepala lelaki itu ke arah Lala. Di saat yang bersamaan Sisil telah berdiri di depan Lala dan di depan kepala lelaki itu dengan membawa sebuah pisau dan obeng.

"Kau bisa diam tidak?" Tanya Sisil dengan nada tinggi dimana Lala semakin ketakutan dan terus menangis.

Dengan tangan yang penuh darah Sisil membelai pipi Lala dengan lembut. Tentu saja bau anyir darah membuat suasana semakin mencekan.

"Perhatikan ini sayang, apa kau bisa mencongkel mata lelaki brengsek ini seperti apa yang akan aku lakukan?" tanya Sisil terhadap Lala. Namun Lala hanya menangis sambil menggelengkan kepalanya.

Tangan kiri Sisil yang memegang sebagian sisi kepala itu, ia membuka satu mata dari lelaki itu sementara tangan kanan nya sudah siap dengan sebuah obeng.

Dengan Sisil melakukan hal itu, tercongkellah mata lelaki yang telah membuatnya sakit hati.

"Makan bola mata ini" seru Sisil terhadap Lala.

Lala yang kaget akan hal itu hanya bisa menutup mulutnya sambil menggelengkan kepalanya.

Sisil yang sudah tak sabar memaksa Lala untuk membuka mulutnya, setelah dengan bujuk rayu Lala tak mau membukanya akhirnya Sisil mengeluarkan sebilah pisau yang ia arahkan ke leher Lala.

"Pegang bola mata ini dan buka mulutmu lalu makanlah bola mata itu" Ucap lala dingin dengan menyerahkan bola mata yang penuh dengan darah.

Bilur air mata terus menetes, mau tidak mau Lala harua menerima bola mata dari Sisil. Sementara Sisil terus mengawasi lala untuk segera memakan bola mata tersebut.

Dengan perasaan tak menentu akhirnya Lala memasukkan bola mata itu ke dalam mulutnya, belum ia mengunyah ia seperti akan muntah tapi sisil terus mengancam jika ia tak menelanya maka ia akan membunuhnya.

Lala menangis sembari mengunyah bola mata itu, ia memaksa mulutnya untuk mengunyah, ia memaksa tenggorokan nya agar bola mata itu segera masuk ke dalan perutnya.

Setelah di rasa bola mata itu ia makan kemudian Sisil memberi sebuah obeng untuk lala.

"I.. ini bu.. bu.. buat apa?" tanya Lala dengan gemetar.

"Lakukan apa yang aku lakukan dan makan sisa bola mata lelaki ini" jawab Sisil yang berhasil membuat lala kaget untuk kedua kalinya.

Berkali-kali Lala menolak berkali-kali pula Sisil memaksa Lala. Yang membuat Lala berteriak semakin ketakutan.

Karena kesal akan suara Lala, Sisil mengambil pisau yang tak jauh darinya dan melemparkan ke arah Lala, tak perlu waktu lama pisau yang nemancap di kening Lala membuat Lala tewas seketika.

Sisil telah membunuh wanitanya, wanita yang ia sayangi, kini kedua mayat itu berjajar di depan Sisil.

Sisil meraih tangan kanan Lala dan memutus jari tengah Lala denga gigi giginya. Mulut berlumur darah, jari tengah yang ia gigit dengan mudahnya ia makan begitu saja.

Sambil menangis Sisil kembali memakan jari-jari tangan lala.

Begitu berat Sisil untuk melakukan semua itu naas cinta yang berlebihan dan rasa cemburu itu lah yang membuat dirinya melakukan hal yang seharusnya tak boleh lakukan.

Lala sedang tersender lemas di sebuah tembok tanpa suara, isak tangis dari Lala yang sedari tadi terdengar kini telah hilang entah kemana. Sisil pun melumat bibir Lala dengan lembut. Bag seorang mayat yang tak bisa melakukan perlawanan saat beradu mulut Sisil kesal dan menggigit bibir Lala hingga terputus.

Kini kedua bibir mereka sama sama berlumuran darah. Bedanya Sisil masih bernyawa sedangkan Lala sudah tak bernyawa.

Sisil pun kembali melanjutkan acara potong memotong jari Lala dengan mulutnya, kini sudah lima jari sebelah kanan Lala yang habis ia potong.

Tak terbayang bagaimana merahnya mulut Sisil karena darah yang keluar dari setiap jari Lala ia minum

saat hendak memakan jari pertama dari tangan kiri Lala terdengar suara pintu yang terbuka.

Seorang wanita yang tidak lain adalah rekan kerja dari lelaki yang ia bunuh sebelumnya mendadak hiateris karena banyaknya darah yang berceceran di ruangan itu.

"Ssstt jangan berisik atau kau selanjutnya"



TAMAT


Diubah oleh lapar.bang 23-01-2018 20:57
anasabila
anasabila memberi reputasi
2
7.2K
55
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan