Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Kondisi ini Sering Dijadikan Alasan Pembenar


Manusia hidup dalam sebuah aturan yang bersumber dari norma hukum, norma kesusilaan, kepatutan, kebiasaan dan lain sebagainya.

Maksud dari adanya aturan ini, agar kehidupan manusia yang terdiri dari berbagai latarbelakang, keunikan, keinginan serta tujuan, dapat hidup selaras dan berdampingan.

Namun, dalam perjalanannya waktu, ada saja hal-hal yang membuat satu atau beberapa individu melakukan pelanggaran akan aturan yang telah disepakati bersama.

Berikut adalah hal-hal yang kerap dijadikan sebagai alasan pembenaran, meski dalam perspektif penilaian yang berlaku secara umum, hal tersebut adalah bentuk dari pelanggaran.
Spoiler for seribu satu alasan untuk dijadikan ajang pembenar:


1. Lupa
Penyakit lupa kerap dijadikan sebagai alasan pembenar atas sebuah tindakan kesalahan. Jika lupa yang dimaksud adalah kondisi sebenar-benarnya, maka keseluruhan norma yang berlaku akan memberikan sedikit "permisif", kecuali pada norma hukum.

Dalam ilmu hukum, berlaku kaidah yang disebut dengan fiksi hukum, dimana tiap orang dianggap tahu akan aturan-aturan yang terkandung didalam hukum.

Coba aja pas ada razia, bilang sama pak Polisi, "Saya lupa bawa surat-surat Pak". Apakah ada dispensasi? Tentu tidak. Silakan ikut sidang, atau titip biaya sidang ke petugas. Gak usah ngeles. Namanya orang salah, akui saja kesalahan itu.

Bandingkan dengan kejadian lupa lainnya. Misalkan, kita diundang rapat di balai kelurahan. Membahas tentang kegiatan di kampung. Ketika kita lupa akibat sibuk beraktifitas atau faktor lainnya, maka para perangkat desa akan memakluminya.

Bagaimana kalau lupa nyabut? Ya tanggungjawab. Daripada dihajar massa se-kecamatan.

2. Sakit
Tidak ada satupun manusia yang tidak pernah sakit. Bahkan Superman, si manusia sakti mandraguna, kalau kena sentuhan batu kripton bisa sakit. Dan sakit itu manusiawi sekali.

Akan tetapi, gejala sakit mendadak nyaris dialami oleh para tersangka dalam kasus pidana. Ini terjadi di sebuah negeri di atas awan seperti dalam lagunya Katon Bagaskara. Kalau di Indonesia gak ada.

Sakit yang didramatisir keadaannya sukses membuat para bedebah menghindari pemeriksaan, status tersangka bahkan telah terpidana.

Kadang, alasan sakit yang dipertontonkan seakan-akan hil yang mustahal untuk dinalar. Sepertinya sakit yang diderita luarbiasa, dimana detik-detik malaikat sang pencabut nyawa datang, hanya tinggal menunggu masa.

Namun, ujug-ujug sembuh dalam waktu dan tempo yang sesingkat-singkatnya. Entah ini tabib atau dukunnya yang luarbiasa, atau jangan-jangan sakitnya hanya sekedar sandiwara?

Tuhan, para malaikat dan pelaku serta para syaitan terkutuk sendiri yang bisa menjawabnya. Kita hanya bisa menduga-duga sekaligus ikut berfitnah ria.

3. Status Sosial
Saya membagi kelas sosial ini menjadi dua.
Pertama, mereka yang beruntung memiliki harta berlimpah, yang lebih sering disebut dengan Horang Kaya.

Jika cermat, ada beberapa kejadian sehari-hari dimana mereka para horang kaya ini acuh akan sebuah peraturan.

Coba sesekali mainlah ke birokrasi, entah apapun tingkatan birokrasinya. Lazimnya, jika ingin mengurus sesuatu, bila menyangkut kepentingan orang banyak, maka sering terjadi antrian panjang. Horang kaya jarang mengalaminya. Biasanya berkas yang mereka sodorkan lebih dulu diproses ketimbang orang lainnya.

Dalam kasus sebulan yang lalu, saya sedang muter-muter kota Jogja. Namanya baru saja tiba. Pengen mengenal nama jalan biar gak tersesat dan menyesatkan.

Setibanya diperempatan lampu merah arah ke Bandara Adi Sucipto, terdengar suara sirine meraung-raung seperti anjing yang digebukin orang sekampung karena menggigit orang.

Saya menepikan kendaraan, karena saya masih ingat betul saat berada di ambulan mengantarkan almarhumah kakak saya yang waktu itu sedang sakit. Banyak pengemudi songong bin sombong yang enggan meminggirkan kendaraannya. Kalau saja yang berada di ambulan adalah keluarganya. Mereka akan paham betapa waktu sangat berharga bagi orang yang sedang sakit. Ah sudahlah.

Setelah saya intip melalui kaca spion, ternyata bukan ambulance. Tapi suara sirine dari rombongan moge Harli Remason. Mana didepannya dikawal voorijder. Apa urgensinya? Mereka lewat dengan angkuh dan menyibak jalanan yang sedang macat.

Saya gak iri. Demi Tuhan tidak. Buat apa saya iri dengan kehidupan mereka. Pengen moge harli remason juga kagak.

Tapi, ini traffic lightsedang berwarna merah dan tiap pengguna jalan wajib berhenti, kecuali seperti yang diperbolehkan oleh Undang-undang. Lah rombongan moge, meski dikawal voorijder, sekali lagi, urgensinya apa? Horang kaya mah bebas. Begitu kira-kira yang ada dibenak mereka.

Yang kedua, adalah kebalikan dari horang kaya, yaitu miskin. Kadang stasus sosial yang melekat dengan embel-embel kemiskinan membuat orang tidak patuh akan norma-norma dalam kehidupan.

Dengan miskin, seolah-olah dijadikan sebagai alasan pembenar. "Maafkan saya Pak, saya orang miskin". Begitu dalih yang sering diungkapkan.

4. Mengaku Bodoh
Kesilapan kadang dianggap hal yang tidak bertentangan bagi pelakunya. Saya agak susah mendeskripsikan karakter orang dikategori ini.

Terkadang, hanya dengan "mengaku bodoh" dan seolah tidak mengetahui apa-apa, dianggap bahwa tindakannya harus dimaklumi.

Orang seperti ini sungguh aneh. Disaat sebagian orang merasa dirinya pintar meski tak pernah mau belajar, namun yang ini justru mengaku dirinya bodoh. Bukan merasa bodoh lho ya? Tapi mengakui.

Percaya atau tidak, suatu saat kita akan mendengarkan alasan seperti ini, sebagai pembenar atas sebuah kesalahan yang mereka lakukan.

5. Mengaku Orang Desa
Gak kalah uniknya dengan orang yang mengaku dirinya bodoh, pada poin ini juga alasannya tak kalah menggelitik.

Tanpa berniat mendiskreditkan orang yang berasal dari desa, karena saya pun asalnya dari kampuang nun di jauh di mato, maka alasan ini bukanlah pembenar atas kesalahan. Emangnya kalau orang desa kenapa?


6. Jabatan
Hampir sama dengan kelakuan horang kaya, jabatan yang ada pada diri seseorang kerap dijadikan sebagai tameng untuk melakukan pelanggaran.

Dalam kehidupan nyata, sering terjadi kasus kriminal meski dalam hal remeh temeh, dimana pelakunya justru para pejabat.

Ketika prosedur untuk menaiki pesawat harus mematuhi berbagai regulasi, kadang hanya karena mengandalkan sebuah jabatan yang melekat, mereka mengabaikannya. Bukan cuman pejabatnya, bahkan keluarganya juga bertindak hal yang sama.

Dahulu kala, disebuah planet Galaticos, ada kasus dimana isteri seorang pejabat menampar petugas bandara gegara enggan melepas jam tangannya. Untungnya, hal ini tidak terjadi di Indonesia. Tapi di planet Namex.

Apakah karena menjadi isteri pejabat lantas bebas bersikap arogan dan tidak sudi mematuhi peraturan?

Pesannya, jika memang lupa dan sebenar-benarnya lupa, itu sudah sifatnya manusia. Namun, jika lupa yang disengaja, awas, ancamannya bisa masuk neraka.

Jika memang sakit dan itu sakit dalam arti yang sesungguhnya, maka tiada jalan untuk dapat dipaksa. Tetapi, jika sakit hanya dijadikan sebuah alasan yang dikondisikan, siap-siap nanti mati gak ada yang mau mandikan karena mayatnya bau comberan.

Bila jadi horang kaya, jadilah horang kaya yang selalu sederhana. Tak usah banyak gaya, meski harta yang dimiliki sangat berlimpah.

Andai sedang dalam kondisi miskin, janganlah dijadikan sebuah dalih atas sebuah kesalahan. Dilahirkan miskin itu bukan salah siapa-siapa, tapi mati dalam keadaan miskin, itu salah sendiri.

Jangan mau jadi orang yang bodoh. Belajar untuk tetap pintar. Karena hukuman untuk orang bodoh dan tidak, itu sama saja.

Menjadi orang dari desa itu tidak harus udik dalam semua hal. Desa adalah asalnya. Tapi pola pikirnya harus sama majunya dengan orang yang tinggal diperkotaan.

Andai jadi pejabat, tak usah merasa paling hebat. Karena titipan menjadi pejabat, bisa diambil kapan saja tanpa harus menunggu hari kiamat.

Itu dia sekelumit hal-hal yang sering dijadikan alasan pembenar atas sebuah kesalahan. Tentu saja, diluar sana masih banyak faktor lain. Tapi apa daya, inilah yang saya bisa.




Jum'atan dulu biar tamvan...!!!
©Skydavee...

Sumber gambar : google
Diubah oleh skydavee 31-10-2017 16:20
0
14.8K
94
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan