berawal nih ya dari ngeliat artikel2 politik Indonesia, ane ngeliat banyak yg nganggep buruk pembubaran Yugos & USSR saat membandingkannya dgn gerakan separatis Indo, padahal kenapa jg gak dibandinginnya sama yg lain, pembubaran Papal States, Kekaisaran Romawi, pendepakan ROC dr menlen ke Taiwan, Kekaisaran Jepang atw Imperium Inggris misal & malah menyanjung Cina yg masih bener2 utuh wilayahnya disamping masih ada gerakan separatis cem Uighur, Tibet, Hong Kong, dlsb (meskipun Mongolia sendiri jg misah dr Cina, itupun justru krn bantuan USSR )
dr yg ane cermati, banyak org nyayangin pembubaran Yugos & USSR krn:
- wilayahnya mecah jd sejumlah negara (Yugos: Bosnia, Makedon, Serbia, dlsb; USSR: Ukraina, Armenia, Georgia, dlsb)
- ngebikin perang sodara
- keadaan negara2 pecahannya dianggep mengenaskan
tp ada jg yg nyanjung pembubarannya:
- agama berkembang (di Rusia, Ortodoks berkembang; di Slovenia, Katolik berkembang)
- negara2 pecahannya seneng dpt kemerdekaan
- Perang Dingin berakhir
- ekonominya kebangun setelah bencana kelaparan yg berkepanjangan (glasnot, petestorika, -red), kewirausahaan, pers jg dibebasin (CMIIW)
- Rusia, sekalipun wilayahnya kurang, masih jd negara terluas di dunia, meskipun sering banget ngasih2 wilayah, Alaska aja didapet AS dr hasil pemberian Rusia
bahkan negara2 cem Rusia & Cina aja nyesel dulu pernah jd komunis (NB: Rusia & Cina sekarang udah jd negara sosialis kapitalis (CMIIW), bukan komunis) kl masalah wilayahnya tercerai berai, lha itu Eropa negara2nya misah2 tp disatuin ama Uni Eropa, USA jg 1 negara tp terdiri dr negara2 bagian jg gak apa2, sementara Cina & Indo sendiri masih sentralisasi (disamping ada daerah otonomi) krn takut mecah jg
lha masih mendingan Israel & Taiwan, hubungan diplomatiknya buruk tp bisa makmurin warganya
lha, ntar kl USA & UK (misal nih ya, misal) bubar jg, org2 Indo menyayangkan jg atw malah menyanjung
Spoiler for Pembubaran Yugoslavia:
Spoiler for pic:
Sejak Tito meninggal, perbedaan antar etnis mulai nampak, terutama ketika pada akhir tahun 80’an terjadi krisis ekonomi. Diskriminasi terhadap penduduk Serbia dan non Albania lainnya di Kosovo menyebabkan ribuan orang mengungsi dari provinsi tersebut. beberapa negara bagian ingin merdeka, krisis politik memuncak, dan partai komunis yang saat itu berkuasa terpecah. Hal tersebut membuka kembali luka lama orang Serbia dan mendorong terpilihnya Milosevic yang mengajukan program-program nasionalis Serbia sebagai presiden Serbia: status otonom Kosovo dan Vojvodina ditiadakan. Nasionalisme berdasarkan etnisitas menjadi marak. Pada bulan April 1990 diselenggarakan pemilu di negara-negara bagian. Di Slovenia dan Kroasia; daerah terkaya, partai pro kemerdekaan menang. Di Serbia dan Montenegro, partai komunis.
Pada bulan Juni 1991 Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan. Tentara Federal (terutama beranggotakan orang Serbia) mengintervensi. Akan tetapi perang di Slovenia hanya berlangsung 7 hari karena penduduk di sana nyaris homogen sehingga tidak ada kepentingan warga Serbia yang terancam. Dibandingkan dengan Slovenia yang memiliki penduduk homogen, perang di Kroasia berlangsung sengit dan lama serta kejam karena ingatan sejarah Perang Dunia II maupun besarnya komunitas Serbia di wilayah tersebut. Ketika Republik Makedonia, negara bagian termiskin, memerdekakan diri, Tentara Federal diam saja.
Pada tanggal 25 September 1991 PBB mengeluarkan resolusi No. 713 dan menyatakan perhatian yang mendalam terhadap negara bekas Yugoslavia, serta meminta semua negara untuk melaksanakan embargo senjata dan perlengkapan militer lainnya. Tanggal 8 Oktober 1991 Sekjen PBB menunjuk Mr. Cyrus Vance (bekas menlu AS) sebagai utusan khusus PBB di bekas negara Yugoslavia dalam rangka penyelesaian konflik. Tindakan konkrit yang diambil adalah dengan dikirimkannya pasukan perdamaian PBB ke negara bekas negara Yugoslavia. Akhirnya pada tanggal 23 November 1991 tercapai persetujuan di Jenewa tentang gencatan senjata dan kesepakatan terhadap pengiriman pasukan perdamaian PBB. Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 743, tgl. 21 Pebruari 1992 dibentuk UNPROFOR.
Pada bulan Februari 1992, penduduk Muslim dan Kroasia di Bosnia-Herzegovina memilih untuk merdeka. Penduduk Serbia Bosnia menolak hasil tersebut dan berusaha membentuk negara terpisah dengan bantuan Tentara Federal. Dari enam negara bagian hanya Serbia dan Montenegro yang tertinggal. Sekali lagi, perang di Bosnia-Herzegovina berlangsung sengit dan kejam karena alasan trauma sejarah. Pada tahun 1995 perang di Bosnia-Herzegovina berakhir dengan adanya Perjanjian Dayton.
Tahun 1999 pecah pemberontakan orang Albania di Kosovo. Upaya memadamkan pemberontakan tersebut oleh Serbia menyebabkan banjirnya kaum pengungsi Albania ke wilayah tetangga. NATO tanpa mandat PBB menyerang Serbia. Milosevic menyerah dan Kosovo diberikan di bawah pengawasan internasional. Giliran penduduk Serbia yang dibersihkan secara etnis oleh KLA. Kelompok gerilyawan Albania ini juga menghancurkan banyak peninggalan budaya Serbia di Kosovo sebagai jalan menghapuskan jejak orang Serbia di sana. Tujuan utama KLA sendiri adalah menggabungkan Kosovo dan berbagai wilayah Balkan lainnya yang dihuni orang Albania ke dalam suatu Negara Albania Raya, seperti yang terjadi pada masa Perang Dunia II. Pemberontakan orang Albania meluas ke Makedonia, yang sebelumnya dengan tangan terbuka menerima pengungsi Albania dari Kosovo.
Kemudian pada Bulan Oktober 2000 Milosevic mundur setelah Vojislav Kostunica menang pemilu. Milosevic pada bulan Juni 2001 diserahkan kepada Tribunal Yugoslavia. Pada bulan Maret 2002 pemerintah Serbia dan Montenegro sepakat untuk membuat uni yang lebih bebas. Uni Eropa bisa menekankan tidak boleh diadakan referendum kemerdekaan (untuk Montenegro). Sejak tanggal 4 Februari 2003 negara Yugoslavia bernama Serbia Montenegro.
Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang didominasi oleh Partai Komunis hingga tahun 1990. Walaupun Uni Soviet sebenarnya adalah suatu kesatuan politik dari beberapa republik Soviet dengan ibu kota di Moskwa, nyatanya Uni Soviet menjelma menjadi negara yang pemerintahannya sangat terpusat dan menerapkan sistem ekonomi komando.
Revolusi Oktober yang bergolak di Rusia pada tahun 1917 menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Rusia. Penerusnya, Pemerintahan Sementara Rusia, hanya bertahan beberapa bulan. Setelah kaum Bolshevik menang dalam Perang Sipil Rusia pasca revolusi, Uni Soviet didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 dengan anggota Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, Republik Sosialis Federasi SovietTranskaukasia, Republik Sosialis Soviet Ukraina, dan Republik Sosialis Soviet Byelorusia.
Pasca-kematian pemimpin Soviet yang pertama, Vladimir Lenin, pada tahun 1924, Josef Stalin menjadi penggantinya setelah memenangkan perebutan kekuasaan dan memimpin negara tersebut melewati proses industrialisasi besar-besaran dengan sistem ekonomi terencana dan penindasan politik. Dalam suasana Perang Dunia II, pada bulan Juni 1941, Nazi Jerman dan sekutunya menyerang Uni Soviet melalui Operasi Barbarossa walaupun sebelumnya kedua negara telah menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop yang berisi perjanjian untuk tidak saling menyerang. Setelah empat tahun berperang secara besar-besaran, Uni Soviet muncul sebagai salah satu dari dua negara adidaya pemenang perang selain Amerika Serikat.
Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa Timur terlibat dalam Perang Dingin, yaitu perebutan pengaruh ideologi dan politik global yang berkepanjangan melawan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Blok Barat. Pada akhirnya, Uni Soviet mengalami kekalahan dalam hal ekonomi serta politik dalam dan luar negeri. Pada akhir tahun 1980-an, pemimpin Soviet yang terakhir, Mikhail Gorbachev, mencoba merestrukturisasi negara yang dipimpinnya melalui kebijakan glasnost dan perestroika, tetapi justru memicu perpecahan di Uni Soviet yang akhirnya secara resmi bubar pada tanggal 26 Desember 1991 setelah gagalnya percobaan kudeta pada bulanAgustus sebelumnya. Hak dan kewajiban negara ini kemudian dilanjutkan oleh Federasi Rusia.