martabokAvatar border
TS
martabok
Antara Jakarta dan Kota Baru Meikarta Yang Heboh Diberitakan
Bagi yang sudah lama tinggal di Jakarta, tentu bisa merasakan berbagai perubahan yang terjadi di Jakarta, dari mulai makin padat penduduk hingga makin banyaknya bangunan menjulang tinggi, atau mungkin makin merasa gerah karena kemana-mana sering ketemu dengan yang namanya macet. Pernah ngebayangin Jakarta di masa mendatang? Mungkin terbayang wajah Jakarta tampaknya bakal makin ruwet. Studi Japan International Cooperation Agency (JICA) pada tahun 2000 menyebutkan bahwa Jakarta terancam menjadi kota gagal akibat kemacetan sangat parah pada 2014.

Kemacetan Yang Parah


Meski ga sepenuhnya terbukti, namun JICA bukan mengada-ada. Buktinya, pengamatan oleh produsen GPS, TomTom, pada jam jam padat menemukan bahwa Jakarta tahun ini telah menjadi kota dengan kemacetan terparah keempat di dunia setelah Bangkok, Mexico City, dan Bucharest. Kemacetan yang hebat ini tentu saja membuat mobilitas orang Jakarta jadi terhambat, sehingga produktifitas mereka rendah. Sementara itu, akibat tingkat stress yang terus meningkat, warga Jakarta makin gampang kehilangan akal dan gampang marah.

Sekarang ini, jutaan warga Jakarta harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk pulang-pergi dari dan ke tempat kerja. Itu pun masih harus harus menghadapi siksaan oleh sarana angkutan umum yang kurang nyaman dan bisa dibilang ga aman. Mereka juga harus selalu waspada pada para pencopet dan peleceh sexual yang selalu bergentayangan pada jam-jam padat.

Kurang Ramah Untuk Pejalan Kaki

Ga bisa dimungkiri, Jakarta menjadi salah satu kota yang ga memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Akibatnya, penduduk di kota ini lebih senang menggunakan kendaraan umum atau pribadi dalam aktivitas sehari-harinya ketimbang jalan kaki.

Dalam sebuah studi baru-baru ini oleh para periset di Stanford University, sebagaimana dikutip The New York Times, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat dunia, masuk daftar terakhir di antara 46 negara dan wilayah yang warganya enggan berjalan kaki, rata-rata 3.513 per hari. Agaknya sedikit sulit dan berat untuk menjadikan kota-kota besar di indonesia dan Jakarta khususnya menjadi kota yang nyaman bagi pejalan kaki, karena efek globalisasi dan segala yang serba instan membuat warganya sendiri malas untuk berjalan kaki dan lebih memilih menggunakan transportasi pribadi. Apalagi masalah trotoar yang sering juga banyak dimanfaatkan oleh Pedagang Kaki Lima untuk berjualan atau diserobot oleh pemotor, kondisi ini semakin membuat warga malas berjalan kaki.

Kurangnya Fasilitas Umum?


Sekarang Jakarta banyak dikeluhkan oleh warganya karena kurang fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos). Kekurangan ini membuat ketegangan sosial sulit diredakan karena kelangkaan ruang yang sehat untuk bersoalisasi, olahraga, belajar, berkesenian dan berbagai aktifitas kreatif lainnya. Akibatnya, banyak ketegangan berubah menjadi kekerasan, baik yang bersifat pribadi maupun massal.

Lalu Bagaimana Dengan Kota Baru Meikarta?

Untuk itu memang diperlukan sebuah kota baru yang tentunya ga sekedar menyediakan tempat hunian, tapi menyiapkan segala fasilitas yang memadai. Kota baru Meikarta dibangun di atas lahan seluas 500 hektare di Cikarang Jawa Barat. Meikarta lokasinya sangat strategis karena terletak di jantung koridor Jakarta-Bandung. Tepatnya di antara enam kawasan industri dan akan didukung sejumlah fasilitas, seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, LRT, serta monorail. Meikarta juga akan dilengkapi bandara serta pelabuhan internasional.

Fasilitas jalan dibangun sedemikian rupa dimana setiap jalan dibuat terpisah antara jalan untuk pejalan kaki dan kendaraan. Ini memudahkan untuk mengatur lalu lintas dan aman bagi pejalan kaki karena ga bakal terganggu oleh penyerobot trotoar. Lalu gedung bangunan yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh sky bridge untuk memudahkan orang-orang bermobilitas. Disiapkan juga transportasi internal, yaitu APM (Automated People Mover) yang dapat menghubungkan semua bagian titik di Meikarta. Sehingga bagi penghuni yang tinggal di sana bisa dengan mudah mencapai berbagai pusat kegiatan.

Nilai lebih lainnya sebuah kota adalah lebar jalan. Di Meikarta lebar jalan memiliki ROW 6 lane (30 meter), 8 lane (48 meter) dan 10 lane (60 meter). Ini tentunya akan memudahlan pergerakan penghuni, karena ga nemuin hambatan dalam melakukan kegiatan. Selain itu, di Kota Baru Meikarta juga tersedia Central Park seluas 100 hektare yang dilengkapi dengan danau buatan seluas 25 hektare dan hutan kota yang akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Kalo ngelihat dari beberapa hal di atas, maka ga heran seandainya banyak orang menjatuhkan pilihan ke Meikarta yang disebut-sebut 'Jakarta Baru' di daerah Cikarang yang menawarkan sejumlah kemudahan dan fasilitas baik untuk calon penghuni maupun investor. Kaskuser sendiri masih betah di Jakarta atau mungkin juga pingin segera pindah ke Meikarta?



0
13.8K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan