Salah satu sasaran dalam studi psikologi adalah untuk memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi emosi dan perasaan manusia salah satunya rasa bahagia.

Selama beberapa dekade, Penelitian psikologi klinis terus mencoba untuk menyembuhkan penyakit depresi dan rasa gelisah. Salah satu peneliti yang memfokuskan penelitiannya untuk masalah ini adalah Martin Seligman.

Penelitian psikologi positif Seligman berpusat pada “Eudaemonia”.

Eudaemonia adalah istilah dari Bahasa yunani yang secara umum di terjemahkan sebagai kebahagiaan atau kesejahteraan. Tapi kebahagiaan yang dimaksud disini bukan hanya sekedar senyum dan tawa. Kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagia yang sejati.

Saat seseorang mengalami “Eudaemonia, maka waktu seolah berhenti, ia akan merasa nyaman dan menyatu dengan keselarasan. Seligman berharap agar penelitian psikologisnya dapat meningkatkan “Eudaemonia” di muka bumi.

Ia percaya bahwa dengan lebih berfokus pada kekuatan positif daripada kelemahan, manusia bisa menemukan kebahagiaan.

Menurut Martin Seligman untuk mencari faktor utama kebahagiaan manusia (Why happy people are happy). Menurutnya ada setidaknya tiga dimensi kebahagiaan dalam hidup.

1. The Pleasant Life (Hidup yang menyenangkan)
2. The Good Life (Hidup yang baik)
3. The Meaningful life (Hidup yang berarti)

The pleasant life dimiliki oleh mereka yang suka mencari kesenangan dan bersosialisasi. Hidup yang menyenangkan juga bisa disadari ketika seseorang belajar untuk mensyukuri nikmat yang paling sederhana dalam hidup seperti persahabatan, keindahan alam dan kebutuhan jasmani. Ia menilai orang-orang yang demikian memiliki hidup yang menyenangkan, namun sayangnya kebahagiaan yang demikian sifatnya hanya sementara.



Selanjutnya adalah The good life (Hidup yang baik) didapat melalui pengembangan diri. Orang yang berhasil dalam keluarga, pekerjaan dan kegemarannya biasanya memiliki kebahagia tipe ini. Orang yang demikian biasanya telah mampu menemukan kekuatan dan kebijaksanaan dalam dirinya serta menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup. Kebahagian jenis ini jauh lebih berarti dan berlangsung lebih lama dari sekedar kehidupan yang menyenangkan. Namun the good life belumlah cukup untuk mencapai “eudaemonia”.



Berdasarkan teori modern mengenai self esteem, hidup hanya bisa bener-benar memuaskan jika kita berhasil menemukan nilai atau value yang sesungguhnya dari hidup. Salah satu cara terbaik untuk menemukan value tersebut adalah dengan turt berkontribusi terhadap kebahagiaan orang lain. Inilah yang Seligman maksud dengan The Meaningful Life.



Hidup yang berarti lebih mampu memberikan kepuasan dan kepenuhan dalam kebahagiaan. Kebahagiaan yang demikian di dapat oleh mereka yang punya jiwa untuk melakukan apa yang mereka pandang lebih besar dari diri mereka sendiri, misalnya dengan melayani atau menolong sesama lewat kegiatan sosial.

Namun meski kehidupan yang baik dan bermakna memberikan kebahagiaan yang lebih longlast dan mengena ke dalam jiwa, Seligman juga menemukan bahwa kedua tipe kebahagiaan ini tidak dapat dicapai tanpa adanya hubungan dengan orang lain.

Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa orang-orang yang sangat bahagia dengan hidupnya adalah juga orang-orang yang sangat sociable dan memiliki hubungan baik dengan orang-orang disekelilingnya.

Dari situ ia mengambil kesimpulan bahwa hubungan social tidak menjamin kebahagian yang seutuhnya, tetapi kebahagiaan tidak akan bisa didapat tanpa adanya hubungan sosial. Bersosialisasi mungkin tidak mampu memberikan kepuasan intelektual dan emosional, namun bersosialisasi merupakan bagian esensial untuk bisa bahagia.

Sumber: www.Klasio.id

ig: @klasio.id

Versi animated video bisa agan nikmati di https://klasio.id/video/kenapa-perlu...ajar-psikologi