Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, menguat 27 poin menjadi Rp13.304, dibandingkan sebelumnya Rp13.331 per dolar AS.

"Mata uang rupiah terapresiasi terbawa arus global seiring dengan harga komoditas yang membaik," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan tren harga komoditas yang naik dalam sepekan terakhir ini mengangkat porspek pertumbuhan bagi ekonomi domestik sehingga membuka peluang bagi rupiah menguat terhadap dolar AS.



Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Rabu (05/04) pagi ini menguat 0,57 persen menjadi 51,32 dolar AS per barel dan Brent Crude naik 0,42 persen menjadi 54,40 dolar AS per barel.

Ia juga mengatakan bahwa data inflasi Indonesia periode Maret 2017 yang cukup terkendali serta dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik masih cukup kuat turut membuka ruang penguatan rupiah.

Di sisi lain, lanjut dia, penguatan rupiah juga berpotensi masih berlanjut jika hasil notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dirilis pekan ini tidak terlalu "hawkish" terhadap kenaikan suku bunga acuannya.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Pryambada menambahkan bahwa berita-berita positif dari dalam negeri di antaranya pernyataan Wamenkeu Mardiasmo dimana belanja negara pada 2017 akan difokuskan pada belanja infrastruktur yang langsung bersentuhan dengan rakyat dan berorientasi pada hasil juga turut memberi kepercayaan kepada pasar terhadap fundamental ekonomi nasonal yang semakin positif.

"Sejumlah sentimen positif dari dalam negeri cukup berpengaruh pada fluktuasi mata uang domestik," katanya.

Sumber