Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

himikopyAvatar border
TS
himikopy
Mas Mamat
Sekapur sirih

Hai guys gw mau berbagi cerita. Sebenarnya bukan apa-apa, dan mungkin nggak penting juga. Tapi, izinkan gw buat nulis sepatah dua patah kalimat. Kata anak sikologi, menulis juga sebuah terapi, terlebih gw sering down, jadi gw pingin nulis. Semoga aja sehabis saudara-saudara Bully, gw ada pancingan buat jadi manusia yang nggak lagi bisa di bully. Ah ngarep. So, gw kepingin berbagi sama kalian. Semoga gw berani jujur sama diri gw sendiri. Do'a nya ya...

Hujan juga sudah reda, itu artinya apa yang gw pendam selama ini sudah waktunya gw bagi. Jika itu membuat kalian marah, silahkan Pisuhi gw, pun sebaliknya--kalau memilukan, tolong ambil cendol dan makanlah pelan-pelan, siapa tahu bisa mendamaikan hati. emoticon-Smilie gw senyum.

Oh ya, orang kampung mangil gw Mas Mamat, padahal nama gw cukup berat. Kisaranya mengadopsi nama dua Nabi dan satu sifat Nabi itu sendiri. Pokoknya islami banget, tapi ya gitu..gw ini kalau disuruh baca Quran, seperti sedang berjalan di lumpur, kenceng banget suaranya, tapi mesinya 50cc. Mberebet..

Memalukan...

Saat ini, Alhamdullilah gw masih bersetatus sebagai mahasiswa abadi. Di sebuah universitas swasta, kota seribu janc*k. Saya juga masih Jomblo kafah, jadi kalau mau nyepik, silahkan boking ke Emak gw. Gw jadi seperti ini juga nggak sadar kok bisa seperti ini, tiba-tiba gw sudah bergelar mahasiswa abadi, padahal OSPEK baru minggu lalu dan lalunya lagi.

Perihal kuliah, bagi gw adalah kecelakaan yang terorganisir. Nggak seperti hamil di luar nikah yang bodoh-bodohan, karena ngak mau mikir bagaimana cara mengorganisir sel seperma biar ngak muncrat sembarangan. Kondom murah om, atau kalau kepepet palstik es teh juga bisa.

Gw kuliah karena seorang gadis, gadis yang teramat berharga bagi hidup gw. Alasanya simple, dia keturunan ningrat, sedangkan gw keturunan pembokat. Mau nggak mau, gw harus menyetarakan status sosial gw. Dengan tangisan keringat, gw nekat kuliah. Gw mulai pacaran pas SMA, dan semasa itu manis asin kita rasakan bersama-sama, tapi gw belum pernah nyicipin muka dia. Jadi nggak tahu gimana rasanya keringat cewek. Cuma, kalau keringat cowok, ya asin.

Akhirnya gw lulus, lalu gw kerja. Kerja-kerja dan kerja. Awalnya, gw berfikir dengan gw bekerja seperti ini bisa membuat gw kaya dan terpandang, terpandang karena gw bisa mbeliin dia makan pas ketemuan, dan kaya karena gw sudah kaya(k) orang pas punya uang, tapi ternyata masih kurang. Gw masih ikut orang, dengan gajian pertama 500 ribu dan setelah dua tahun baru gajian 1.000.000, tepatnya di tahun 2013.

Gw lupa, itu satu juta yang keberapa. Dan di tahun itu juga gw nekat lanjut study. Gw sudah kebakar semangat, Emak Bapak gw kebakaran sempak, takut nggak kuat biayain gw. Secara, gw dari keluarga kecil nun jauh di seberang lautan. Saat itu gw pas di Australi, sedangkan rumah gw di Jawa. Kan terbit istilah "Di seberang lautan".

Bangga, adalah rasa yang membuat gw tambah semangat. Kerja-kerja dan kerja, adalah hal yang gw lakukan. Mulai kerja jam 06:00-15:00 kadang juga sampai magrib. Dan malamnya setelah magrib gw ngampus sampai jam 22 malam. Jika ada tugas, jam 2 dini hari baru bisa tidur. Gw kuat menjalani kehidupan seerti itu selama satu tahun.

Dengan berat hati gw pindah kerjaan, untuk kerjaan yang kedua ini lebih manusiawi dan terbilang mudah. Sampai akhirnya gw kuat setahun lebih sedikit.

Gara-gara, Tuhan begitu usilnya sama gw. Dia yang gw sayangi, gw bangga in, gw harapin dan semua apa yang gw lakukan hanya buat dia. Ternyata Dia menghianati gw. Saat itu dia mulai masuk universitas Negeri di Malang. Dia kena sepik senior.

Gw dibuang...
Gw dihianantin...
Gw dibohongin...

Layaknya gw ini sampah. Seketika, saat dia mengatakan sudah ada yang lain. Bumi ini gelap, darah gw mendidih, otot gw kehilangan tegangan. Lemes gw...

Dan sampai sekarang, sudah empat tahun berlalu, tapi efek down merembet kemana-mana. Intinya gw gagal move on, padahal gw sudah nggak ada rasa dan berharap sama dia.

Gw trauma, dan hari ini gw masi sebagai zombie. Menjijikkan dan menyebalkan. Kadang gw berfikir, apakah ini memang jalan gw, dan apa gw harus seperti ini? padahal selangkah lagi gw sudah jadi menteri. Tapi, apalah itu semua hanya ampas. Gw sudah nggak mood dan hilang rasa. Gw sudah bukan lagi manusia militan, melainkan pecundang sok kritis, padahal hidupnya penuh drama dan sok dibikin melodramatis.

Sedangkan, jauh disana. Ada Emak gw yang berharap gw cepat wisuda. Hanya itu, lagian mau tanya mana calon istri juga belum ada. Ah apalah itu, adalah cerita hidup gw mingu-mingu ini saja. Untuk mingu lalu dan mingu yang akan datang, akan gw sambung dibagian selanjutnya...

Gw pengen ungkap, apakah ke-Zombian gw hari ini karena ada karma dari kehidupan masa lalu?
Atau, ini murni cobaan bagi gw, sebelum gw mendapatkan kamu yang sudah dipersiapkan jauh hari sebelum Dia?
Lalu bagaimana karirku dan kehidupanku?

So, I will mengajak kamu menelusuri, seberapa baiknya gw? atau, seberapa dermawanya gw?

"............"

Yah, hujan lagi...
Gw kira, cukup. Lagian kapur sama sirihnya juga sudah di embat Nenek gw hahaaaa
Vote ya guys...
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 7 suara
Minuman kesukaanmu apa
Coklat panas
57%
Teh panas
43%
0
2.6K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan