- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Diduga Ada Orang Istana Jadi Provokator Bentrokan Di Intan Jaya, Papua
TS
hogss
Diduga Ada Orang Istana Jadi Provokator Bentrokan Di Intan Jaya, Papua
Bentrokan antar dua kubu pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Kabupaten Intan Jaya, Papua, terus berlanjut hingga Sabtu, (25/2). Korban tewas dikabarkan telah bertambah menjadi enam orang dan luka-luka terkena panah sebanyak 600 orang.
Begitu kata Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Minggu (26/2).
"Konsentrasi massa juga masih terus berlanjut di Sugapa. Terutama di Pastoran Bilogai, ratusan massa masih berkumpul. Rumah-rumah banyak kosong, karena pada takut dibakar lalu dijarah," ujarnya.
Bentrok antar pendukung ini terjadi saat rekapitulasi perhitungan suara berlangsung Kamis( 23/3) lalu. Meski rekapitulasi belum final, sejumlah massa sudah bertindak anarkis. Kemungkinan, lanjut Pigai karena mereka sudah tahu berapa suara masing-masing sesuai rekapitulasi di tingkat distrik.
Selain itu, ada dugaan seorang pekerja di Istana Presiden ikut memprovokasi terjadinya bentrokan.
"Salah satu orang yang bekerja di Istana Presiden Jokowi berinisial MT memprovokasi massa pendukung dengan mengeluarkan kata-kata rasis dan mengejek suku lawan yang kebetulan minoritas dan memaksa suku mayoritas harus ditetapkan sebagai Bupati tanpa melihat hasil," sambungnya.
Pemaksaan kehendak dan ejekan terhadan suku lain tersebut yang kemudian memancing amarah massa pendukung kandidat petahana.
Untuk diketahui, kandidat petahana berasal dari suku minoritas yang diduga menang dalam pilkada.
"Saya menyampaikan kepada pimpinan kepolisian dan telah direspons dengan mengirimkan keamanan tambahan serta Kapolda dan Pangdam telah ke Sugapa tanpa Gubernur," pungkasnya. [ian]
Rakyat Merdeka
Kelakuan Nastaik laknat dari yg tingkat elit sampe tingkat jongos kelakuannya sama saja. Provokator dan adu domba.
Begitu kata Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Minggu (26/2).
"Konsentrasi massa juga masih terus berlanjut di Sugapa. Terutama di Pastoran Bilogai, ratusan massa masih berkumpul. Rumah-rumah banyak kosong, karena pada takut dibakar lalu dijarah," ujarnya.
Bentrok antar pendukung ini terjadi saat rekapitulasi perhitungan suara berlangsung Kamis( 23/3) lalu. Meski rekapitulasi belum final, sejumlah massa sudah bertindak anarkis. Kemungkinan, lanjut Pigai karena mereka sudah tahu berapa suara masing-masing sesuai rekapitulasi di tingkat distrik.
Selain itu, ada dugaan seorang pekerja di Istana Presiden ikut memprovokasi terjadinya bentrokan.
"Salah satu orang yang bekerja di Istana Presiden Jokowi berinisial MT memprovokasi massa pendukung dengan mengeluarkan kata-kata rasis dan mengejek suku lawan yang kebetulan minoritas dan memaksa suku mayoritas harus ditetapkan sebagai Bupati tanpa melihat hasil," sambungnya.
Pemaksaan kehendak dan ejekan terhadan suku lain tersebut yang kemudian memancing amarah massa pendukung kandidat petahana.
Untuk diketahui, kandidat petahana berasal dari suku minoritas yang diduga menang dalam pilkada.
"Saya menyampaikan kepada pimpinan kepolisian dan telah direspons dengan mengirimkan keamanan tambahan serta Kapolda dan Pangdam telah ke Sugapa tanpa Gubernur," pungkasnya. [ian]
Rakyat Merdeka
Kelakuan Nastaik laknat dari yg tingkat elit sampe tingkat jongos kelakuannya sama saja. Provokator dan adu domba.
0
7.1K
52
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan