Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

phd.inhatredAvatar border
TS
phd.inhatred
Upah Buruh Indonesia di Bawah Thailand dan Vietnam
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta pemerintah untuk mencabut PP 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan karena dianggap menerapkan murah pada buruh. Buruh meminta kenaikan yang lebih tinggi karena upah saat ini tertinggal dibanding negara tetangga di ASEAN.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, upah rata-rata per bulan di Indonesia hanya US$ 174. Angka ini berada di bawah Vietnam US$ 181 per bulan, Malaysia US$ 506 per bulan, Filipina US$ 206 per bulan dan Thailand US$ 357 per bulan.

"PP 78 itulah yang menenggalamkan kita dengan Vietnam. Itulah mengapa Jusuf Kalla dalam sidang APEC Peru meminta menyamakan upah Vietnam dengan Indonesia," ujar dia dalam konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Dia mengatakan, upah rata-rata di Indonesia hanya berada di atas Laos US$ 121 per bulan dan Kamboja US$ 119 per bulan. "Yang Saya sebut upah rata-rata dilansir buku ILO yang namanya Tren Ketenagakerjaan di Indonesia tahun 2014-2015 tidak terlalu jauh," kata dia.

Di Jakarta, lanjut Said upah pada tahun 2017 sekitar Rp 3,3 juta per bulan juga dianggap masih rendah. Padahal tahun ini, upah di Manila Filipina Rp 4,2 juta per bulan, Kuala Lumpur Malaysia sebesar Rp 3,9 juta per bulan. Sementara Bangkok Thailand Rp 3,9 juta per bulan sampai Rp 4,1 juta per bulan.

Dia meminta, kenaikan buruh sebesar 15 sampai 20 persen di tahun depan. Bukan dengan formula PP 78 dengan besaran 8,25 persen. "Kita naikan upah minimum 15-20 persen bukan 8,25 sesuai PP 78 yang sudah diumumkan Menteri Tenaga Kerja," tukas dia. (Amd/Gdn)


http://www.msn.com/id-id/ekonomi/eko...3&ocid=SK2LDHP



BPS: Pengangguran Terbuka di Indonesia Capai 7,02 Juta Orang

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5 persen. Namun jumlah pengangguran tersebut menurun bila dibandingkan dengan Februari 2015, yang mencapai 7,45 juta orang (5,81 persen).

"Apabila dibandingkan dengan Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka ini juga menurun. Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran mencapai 7,56 juta orang atau 6,18 persen," kata Suryamin di kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Mei 2016.

Suryamin berujar, ditinjau berdasarkan taraf pendidikannya, persentase lulusan sekolah dasar ke bawah yang menganggur menurun, yakni dari 3,61 persen menjadi 3,44 persen. "Tingkat pengangguran tertinggi adalah lulusan sekolah menengah kejuruan dengan persentase 9,84 persen, meningkat dari 9,05 persen," ujarnya.

Suryamin menambahkan, persentase penduduk berpendidikan sekolah menengah pertama yang menganggur juga menurun, yakni dari 7,14 persen menjadi 5,76 persen. Begitu juga dengan persentase penduduk berpendidikan sekolah menengah atas menurun dari 8,17 persen menjadi 6,95 persen.




Adapun persentase penduduk berpendidikan diploma I, II, dan III yang menganggur juga menurun. "Namun tingkat pengangguran lulusan universitas malah meningkat dari 5,34 persen menjadi 6,22 persen," tuturnya.

Dilihat dari sisi pekerjaannya, kata Suryamin, penduduk yang bekerja di sektor pertanian turun dari 40,12 juta orang menjadi 38,29 juta orang. Penduduk yang bekerja di sektor industri juga mengalami penurunan dari 16,38 juta orang menjadi 15,97 juta orang.

Suryamin menduga, turunnya pekerja di sektor pertanian diakibatkan adanya mekanisasi dan perkembangan teknologi pertanian. "Sehingga harus mengurangi pekerja. Kalau sektor industri, kemungkinan karena PHK (pemutusan hubungan kerja) yang terjadi beberapa waktu lalu," ujarnya.

Di sisi lain, kata Suryamin, terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor perdagangan, yakni dari 26,65 juta orang menjadi 28,5 juta orang. Pekerja jasa kemasyarakatan meningkat dari 19,41 juta menjadi 19,79 juta orang. "Kami menilai, ada pergeseran pekerja dari sektor pertanian dan industri ke sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan," kata Suryamin.

Sedangkan berdasarkan wilayah, kata dia, tingkat pengangguran tertinggi terjadi di Kepulauan Riau dengan 9,03 persen dan terendah terjadi di Bali dengan 2,12 persen.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

https://m.tempo.co/read/news/2016/05...-02-juta-orang




jadi sangat mudah ya mengganti pekerja yang mangkir
era revolusi industri ke 4 udah berjalan sementara institusi pendidikan kita tertinggal hanya beberapa gelintir aja yang bisa diterima industri
we ada temen kerja di otomasi khusus mekanik dan eletrician gajinya lebih dr cukup 100jt an krn ikut vendor jerman
0
9.3K
147
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan