- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Richard Branson: Mengemas Mission Statement
TS
entrepreneurfes
Richard Branson: Mengemas Mission Statement
Quote:
Menjelang peluncuran bisnis startup anda, biasanya para investor potensial akan menanyakan mission statement perusahaan. Bahkan banyak ahli bisnis manajemen yang menyatakan bahwa itu harus menjadi landasan dari perusahaan, menginspirasi dan menginformasi karyawan kedepannya. Saya tidak menyanggah. Virgin Group juga memiliki mission statement – satu yang jelas dan to the point. Umumnya, ada banyak hal penting yang disertakan dalam statement tersebut, dan dapat dilihat bagaimana statement tersebut kemudian merefleksikan kesalahan perusahaan.
Kebanyakan mission statement penuh oleh pernyataan yang tidak bisa disangkal namun tidak inspirasional. Sebuah karyawan perusahaan tidak perlu diberitahu bahwa “Misi dari XYZ Widgets adalah untuk membuat widgets terbaik di dunia dan memberikan layanan yang memuaskan.” Statement seperti itu menunjukkan bahwa manajemen kekurangan imajinasi, bahkan tidak memiliki arah.
Ada juga statement yang gagal melalui tahap pengembangan. Sebuah contoh: “Yahoo powers and delights our communities of users, advertisers and publishers – all of us united in creating indispensable experience, and fueled by trust.” Kedengarannya bagus, namun apa maknanya? Siapapun yang menulisnya harus mendengarkan pidato dari sang CEO, Marissa Mayer, belakangan ini, “Yahoo is about making the world’s daily habits inspiring and entertaining.” Tidak sempurna, namun merupakan sebuah langkah di arah yang benar.
Beberapa perusahaan tidak benar-benar melaksanakan misinya. Alasannya bisa karena gangguan di dalam market hingga merger atau akuisisi, dan bahkan ada kasus seperti Enron: Sebelum perusahaan tersebut bangkrut di tahun 2001, visi dan value mereka adalah, “Respect, integrity, communication, and excellence.” Say no more!
Jika ada mission statement yang berisi satu statement yang samar, ada pula yang terlalu panjang, yang mungkin merefleksikan keterbatasan pemahaman dari manajemen tentang apa yang dikerjakan perusahaan. Warwickshire Police baru-baru ini mengeluarkan mission statement baru berisi 1,200 kata, yang menarik perhatian media dan dinominasikan untuk penghargaan Golden Bull untuk “for excellence in gobbledygook” (uraian yang berbelit-belit dan sulit dipahami) dari Plain English Campaign. Tidak hanya bertele-tele, namun banyaknya kata ‘kriminal’ yang disebutkan.
Perusahaan lainnya tidak tahu bagaimana mendiferensiasi perusahaannya dengan para kompetitor. Mission statement miik Bristol-Myers adalah,”To discover, develop, and deliver innovative medicines that help patients prevail over serious diseases.” Baiklah, anda tidak bisa menyangkalnya, namun statement tersebut dapat dinyatakan oleh segala perusahaan obat di bumi. Pertanyaannya adalah, mengapa orang memilih untuk membeli produk atau berinvestasi di Bristol-Myers, dibandingkan dengan kompetitornya?
Jadi itulah hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Jika anda berada dalam situasi dimana anda harus menuliskan mission statement, saya fikir anda perlu mencoba sesuatu yang lebih seperti motto, bukan sebuah pidato. Akan lebih dan tahan lama karena merefleksikan value yang lebih dalam.
Ketika remaja, saya sangat terpukau oleh sebuah motto. Salah satu pahlawan masa kecil saya adalah seorang pilot bernama Douglas Bader, yang kehilangan kedua kakinya dalam kecelakaan di awal kariernya, namun terbang mengendarai pesawat perang untuk Royal Air Force sewaktu Perang Dunia II. Setelah menonton film “Reach for the Sky,” yang menceritakan kisah heroiknya, saya ingat bertanya pada ayah saya mengenai motto sang pilot, “Per ardua ad astra.” Ketika ayah saya memberitahu apa artinya, “Through adversity to the starts.” Saya pikir itu hal paling inspiratif yang pernah saya dengar. (Hampir sama dengan motto karakter Buzz Lightyear dalam film “Toy Story”, “To infinity and beyond,” yang dianggap keren oleh anak-anak – dan beberapa rekan saya di Virgin Galactic.)
Beberapa tahun lalu, di Stowe School, saya diberitahu motto sekolah tersebut, “Persto et praesto,” yang berarti “I stand firm and I stand first.” Motto itu ditertawakan kelompok remaja di sekolah, namun sebenarnya sangat baik untuk mengarahkan kami ke masa pendewasaan.Ringkas adalah kuncinya, jadi coba gunakan template twitter dengan 140 karakter ketika mengkonsep pesan inspirasional anda. Anda perlu menjelaskan tujuanperusahaan dan menjabarkan ekspektasi internal dan klien eksternal. Jadikan itu unik, dikenang, dan nyata.
Virgin mungkin akan mengatakan sesuatu seperti, “Ipsum sine timore, consector,” terjemahan lepas dari bahasa Latin yang berarti, “Screw it, let’s do it!”
Kebanyakan mission statement penuh oleh pernyataan yang tidak bisa disangkal namun tidak inspirasional. Sebuah karyawan perusahaan tidak perlu diberitahu bahwa “Misi dari XYZ Widgets adalah untuk membuat widgets terbaik di dunia dan memberikan layanan yang memuaskan.” Statement seperti itu menunjukkan bahwa manajemen kekurangan imajinasi, bahkan tidak memiliki arah.
Ada juga statement yang gagal melalui tahap pengembangan. Sebuah contoh: “Yahoo powers and delights our communities of users, advertisers and publishers – all of us united in creating indispensable experience, and fueled by trust.” Kedengarannya bagus, namun apa maknanya? Siapapun yang menulisnya harus mendengarkan pidato dari sang CEO, Marissa Mayer, belakangan ini, “Yahoo is about making the world’s daily habits inspiring and entertaining.” Tidak sempurna, namun merupakan sebuah langkah di arah yang benar.
Beberapa perusahaan tidak benar-benar melaksanakan misinya. Alasannya bisa karena gangguan di dalam market hingga merger atau akuisisi, dan bahkan ada kasus seperti Enron: Sebelum perusahaan tersebut bangkrut di tahun 2001, visi dan value mereka adalah, “Respect, integrity, communication, and excellence.” Say no more!
Jika ada mission statement yang berisi satu statement yang samar, ada pula yang terlalu panjang, yang mungkin merefleksikan keterbatasan pemahaman dari manajemen tentang apa yang dikerjakan perusahaan. Warwickshire Police baru-baru ini mengeluarkan mission statement baru berisi 1,200 kata, yang menarik perhatian media dan dinominasikan untuk penghargaan Golden Bull untuk “for excellence in gobbledygook” (uraian yang berbelit-belit dan sulit dipahami) dari Plain English Campaign. Tidak hanya bertele-tele, namun banyaknya kata ‘kriminal’ yang disebutkan.
Perusahaan lainnya tidak tahu bagaimana mendiferensiasi perusahaannya dengan para kompetitor. Mission statement miik Bristol-Myers adalah,”To discover, develop, and deliver innovative medicines that help patients prevail over serious diseases.” Baiklah, anda tidak bisa menyangkalnya, namun statement tersebut dapat dinyatakan oleh segala perusahaan obat di bumi. Pertanyaannya adalah, mengapa orang memilih untuk membeli produk atau berinvestasi di Bristol-Myers, dibandingkan dengan kompetitornya?
Jadi itulah hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Jika anda berada dalam situasi dimana anda harus menuliskan mission statement, saya fikir anda perlu mencoba sesuatu yang lebih seperti motto, bukan sebuah pidato. Akan lebih dan tahan lama karena merefleksikan value yang lebih dalam.
Ketika remaja, saya sangat terpukau oleh sebuah motto. Salah satu pahlawan masa kecil saya adalah seorang pilot bernama Douglas Bader, yang kehilangan kedua kakinya dalam kecelakaan di awal kariernya, namun terbang mengendarai pesawat perang untuk Royal Air Force sewaktu Perang Dunia II. Setelah menonton film “Reach for the Sky,” yang menceritakan kisah heroiknya, saya ingat bertanya pada ayah saya mengenai motto sang pilot, “Per ardua ad astra.” Ketika ayah saya memberitahu apa artinya, “Through adversity to the starts.” Saya pikir itu hal paling inspiratif yang pernah saya dengar. (Hampir sama dengan motto karakter Buzz Lightyear dalam film “Toy Story”, “To infinity and beyond,” yang dianggap keren oleh anak-anak – dan beberapa rekan saya di Virgin Galactic.)
Beberapa tahun lalu, di Stowe School, saya diberitahu motto sekolah tersebut, “Persto et praesto,” yang berarti “I stand firm and I stand first.” Motto itu ditertawakan kelompok remaja di sekolah, namun sebenarnya sangat baik untuk mengarahkan kami ke masa pendewasaan.Ringkas adalah kuncinya, jadi coba gunakan template twitter dengan 140 karakter ketika mengkonsep pesan inspirasional anda. Anda perlu menjelaskan tujuanperusahaan dan menjabarkan ekspektasi internal dan klien eksternal. Jadikan itu unik, dikenang, dan nyata.
Virgin mungkin akan mengatakan sesuatu seperti, “Ipsum sine timore, consector,” terjemahan lepas dari bahasa Latin yang berarti, “Screw it, let’s do it!”
Written by: Richard Branson
Originally posted on Entrepreur.com
Also seen on Entrepreneurfestival.co.id
Diubah oleh entrepreneurfes 05-09-2013 06:02
0
1.1K
Kutip
1
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan