Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hahaiyaa.18Avatar border
TS
hahaiyaa.18
Amir Papalia Ungkap Kenapa Ia Baru Muncul di Detik-detik Jelang Vonis Jessica Kumala
Amir Papalia Ungkap Kenapa Ia Baru Muncul di Detik-detik Jelang Vonis Jessica Kumala Wongso





TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Usai meminta perlindungan ke Lembaga Perlindungan dan Korban (LPSK) pada Kamis (21/10/2016), Amir Papalia menggelar konferensi pers di salah satu ruang pertemuan di Hotel Santika Mahaka Square, Jalan Kelapa Nias Raya Blok HF 3, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2016) sore.

Amir sebelumnya mengaku wartawan dari Divisi Hukum Mabes Polri yakni Bhayangkara Indonesia (Bharindo).

Dalam konferensi pers tersebut, Amir tetap mengaku telah melihat seorang pria yang mirip dengan suami Wayan Mirna Salihin, Arief Soemarko yang bertemu dengan seorang barista (pelayan) Kafe Olivier bernama Rangga Dwi Saputra pada Selasa (5/1/2016) lalu di bibir Jalan Kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat.

Sehari setelah itu, Wayan Mirna Salihin meninggal dunia diduga keracunan minuman kopi yang dipesan di Kafe Olivier.

Amir mengaku melihat dengan jelas kedua orang tersebut.

"Jadi kenapa saya baru muncul saat ini, karena sejak awal saya sudah bersedia untuk dijadikan saksi di persidangan Jessica. Tapi saya sampai saat ini, sudah mencoba menghubungi bapak Eddy Darmawan Salihin (Ayah Mirna). Namun tidak ditanggapi. Setelah itu, saya kembali juga mencari tahu kontak kuasa hukum Jessica, Yudi Wibowo Sukinto, tapi enggak bisa juga," kata Amir.

Ia menceritakan, pada Selasa 5 Januari 2016 lalu, sekitar pukul 15.50 WIB, dirinya tiba di Kawasan Sarinah Thamrin.



Setibanya di lokasi ia melihat sebuah mobil (minibus) terparkir di bibir Jalan Sarinah Thamrin.

"Jam 4 sore ya, kurang 10 menit. Saya saat itu dari Tanah Abang, lalu tiba di situ (Sarinah Thamrin) lalu saya menyebrang lah. Ada trotoar tuh, dan di tengah-tengahnya itu ada mobil apa lah saya enggak tahu jenisnya, tapi saya ingat, warna mobil itu silver agak gelap. Lalu di situ, tepat dibelakangnya ada laki-laki cuma saya lihat bagian belakang, lengan pakainnya itu digulung dan bajunya tergantung (tidak masuk ke celana) itu," paparnya.

Ia pun melanjutkan, "Kemudian di depan saya, ada seorang pria yang 90 persen mirip sekali dengan Rangga. Sekali lagi, mirip. Nah dia itu (Rangga) berkemeja kotak-kotak, dan lengan panjangnya itu digulung dan gantung. Dua-duanya itu ada di pinggir jalan. Lalu saya lihat dia (Rangga) warna bajunya itu agak kebiru biruan tua," katanya.

Ia mengatakan, saat melihat kedua pria tersebut, salah satu pria mirip dengan Rangga memegang sekantung plastik kresek hitam.

"Di situ lah memang ada saya lihat, bungkusan plastik kecil. Cuman satu. Hanya saja, saya saat itu tidak melihat apakah palstik itu dari tangan orang mirip Arif, lalu memberikan plastik itu ke orang mirip Rangga, ya saya enggak tahu. Saya di sini yang jelas, memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya. Saya tidak dengar dan tidak mungkin saya foto. Terus saja, naik ke tangga menuju sarinah," ungkapnya.

Ia mengatakan, sejak melihat pertemuan kedua pria itu, keesokan harinya, yakni Rabu (6/1) ada pemberitaan kematian Mirna di Kafe Olivier.

"Besok harinya ada berita kematian Mirna, dan dua tiga hari kemudian setelah pemberitaan itu, saya melihat berita di televisi muncul lah sosok dua pria itu. Antara lain, Arief dan Rangga. Itu saya berpikir dan yakin, kedua orang itu sempat saya lihat waktu itu kan. Kok orang ini begitu miripnya dengan orang saya lihat saat itu. Jadi, kasus ini kemungkinan ada campur tangannya dengan orang dalam," katanya.

Namun tidak disebutkan apa yang dimaksud orang dalam.

Piter Siringo-ringo selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Jakarta Timur mengatakan, pihaknya merasa terpanggil untuk mendampingi Amir bersama-sama menguak kasus kematian Wayan Mirna Salihin, yang diduga dibunuh dengan zat Sianida lewat kopi Vietnam.

"Di sini kami dari pihak DPC Peradi merasa terpanggil, dan ingin mendampingi Amir. Selain itu ingin membuka terang dan jelas soal kasus yang Jessica Kumala Wongso, yang diduga membunuh Wayan Mirna Salihin. Maka dari itu kami di sini mendampingi Pak Amir sekaligus memberi semangat ke beliau.

Lalu, jangan ada yang mengintervensi atau mengintimidasi soal ini. Karenanya beliau itu hanya menunjukkan kebenaran sebenar-benarnya," papar Piter.

haiyaaa ciilaaka luuwa weelas waaa

The TRUTH must be TOLD waaa!!!

Tanpa Intervensi tanpa Intimidasi tanpa Penggiringan Opini waaa!!!

Moga2 1+1=2.....ada yg dibayar???

Ade yg kebakaran jenggot kah??? emoticon-Ngakak (S)
0
22.5K
215
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan