Saya tidak pernah merasa akan menjadi dia... mungkin lebih baik begitu, demi apapun relakan semua ini seperti dia.
Pada saat itu Merasakan hal hal yang seperti tiada rasa bukan sakit di kepalaku yang saya keluhkan tetapi arah pandangan saya tertegun dangan laba laba di ujung kotak-kotak kecil dalam kertas kotak teka - teki silang. Mungkin saya tidak mengerti keadaan mungkin tak tau apapun tp saya yakin melihatnya “ ini di dalam hati ”. sambil merehaktkan badan di tengah ruangan dalam rumah sering saya lakukan tak sering pula saya merasakan hal yang sama seperti sebelumnya berkali - kali. Saya masih sedang tidak berpikir untuk itu sampai di malam yang tiba tiba mataku terjaga dan entah kenapa di sekelilingku bukan lagi hal hal yang di kenal mataku. Ini seperti boneka tetapi bukan, ini seperti cahaya ribut berlalu lalang tanpa jejak “yang tidak asing” tapi sangat dekat.
Menangis sambil menonton, cuma itu yang Dia ”Aku” lakukan untungnya masih ada kehangatan di dada saya seketika itu muncul. sesaat mendengar suara Bibi yang mengurusku dari kecil, Ibu saya pun ada tapi samar. Mereka menemaniku terus terjaga meskipun tidak merubah segalanya...



Saya tidak menyebutkan pocong, kuntilanak, wewe gombel dll karna itu baru yang saya takuti sekarang.
Dewasa ini saya berpikir sambil….!!!!!!! gambaran yang ku dapat waktu itu mungkin seperti pasar ikan yang sering di jumpai banyak orang. Yah seperti pasar ikan yang tak terlihat “ sambil senyum tipis “.