Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

veiilaAvatar border
TS
veiila
Welcome orang-orang HARVARD, welcome Agus Harimurti
Welcome orang-orang Harvard, welcome Agus Harimurti
Sampai saat ini Indonesia hanya berhasil memasukkan beberapa orang saja ke Harvard, setiap tahunnya.
27 September 2016 12:15 WIB

Wisuda Harvard Mayor Inf. TNI Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., MPA., M.A

JAKARTA,- Mantan Kepala Staf Kepresidenan yang kini menjabat Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sempat sesumbar bahwa akan banyak lulusan Harvard di lingkaran pemerintahan Joko Widodo.
Mendengar pernyataan Luhut tersebut saat itu, Akbar Faisal yang merupakan bagian dari timses pemenangan Jokowi-JK marah. Politisi Hanura tersebut lantas melempar surat terbuka yang berisikan kritikan terhadap Luhut.

Intinya, Akbar mempertanyakan mengapa harus orang-orang Harvard?


"Saya minder dengan langkah pak Luhut ini. Mengapa? Saya hanyalah anak desa, yang hanya mampu menggapai kampus ITB. Itupun di luar mimpi saya. Ketika saya mengunjungi Harvard University, 1995, saya baru terasa kerdil, bahwa ada "langit di atas langit". Harvard terlalu tinggi buat saya. Saya hanya memegang sepatu patung Harvard, berdoa, agar ada keturunan saya mampu ke sana. Selebihnya bermain catur di Harvard Square, tempat catur taruhan $ 5 dollar," sepenggal isi dari surat Akbar.

Indonesia sempat mengalami krisis dahsyat pasca lengsernya Orde Baru. Namun, saat memasuki nuansa reformasi suasana pemulihan ekonomi tanah air berangsur-angsur diurusi oleh mereka-meraka yang berambut klimis dan berpenampilan rapi.

Mereka-mereka itu ialah para alumni-alumni Amerika dan Eropa yang menghiasi tanah air seiring dengan masuknya perusahaan-perusahaan keuangan dan pembiayaan kelas dunia.

"Lincah, gagah, smart dan pintar berdiplomasi menjadi ciri khas mereka. Mereka akhirnya menguasai lapisan elit profesional dan lulusan alumni terbaik lokal, menjadi pembantu mereka," sambung surat terbuka tersebut.

Banyaknya alumni eropa, Amerika dan Australia, sudah kita saksikan saat ini. Tapi kenapa Luhut Panjaitan hanya menyebut Harvard atau orang2 Harvard? Tentu hal ini tidak lepas dari nama Harvard sebagai kampus tehebat didunia atau setidaknya terhebat bersama beberapa kampus lainnya, seperti Oxford university, Massachusetts Institute of Technology, Nanyang University, dan lainnya di sepuluh besar versi QS, THE, Webranking dll.

Luhut Panjaitan tentu punya pertimbangan merekrut orang orang Harvard. Bisa jadi karena orang-orang Harvard adalah orang-orang kelas satu di dunia. Sehingga diplomasi internasional pemerintah dapat sejajar dengan negara negara maju. Atau pemerintah dapat mencari akses dari alumni Harvard, yang saat ini menjadi elit negara terbesar dunia, Amerika.Termasuk Obama, Bill Gate dan pemilik Facebook Zuckenburg
Sampai saat ini Indonesia hanya berhasil memasukkan beberapa orang saja ke Harvard, setiap tahunnya. Gita Wiryawan, 2013, mengatakan hanya lima orang saja. Sedang China dan India sudah berhasil mengirim ribuan.

"Sejauh ini orang orang Harvard pun hanya beberapa di elit nasional kita. Selain yang direkrut Luhut Panjaitan ke Istana, Jokowi juga merekrut Tim Lembong sebagai menteri perdagangan, lalu mutasi ke kepala BKPM. Di masa SBY hanya satu orang Harvard, yakni Gita Wiryawan," tulis Akbar.

Rupanya nuansa kebarat-baratan juga hadir dalam pertarungan memperebutkan kursi DKI I. Adalah putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono yang bakal menjadi duta jebolan universitas asing, yakni Universitas Harvard.
Bisa saja embel-embel Harvard bakal menjadi keuntungan bagi warga Jakarta, seandainya Agus sukses mengalahkan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga. Universitas terbaik dunia itu, melalui Agus Yudhoyono, bakal meramaikan pertarungan dengan menyumbangkan konsep-konsep kebaikan yang bakal ditawarkan kepada warga Jakarta.

Dua dimensi berbeda secara sekaligus bakal menimpa warga DKI Jakarta, apakah Agus bakal hadir dengan karakter keindonesiaannya atau justru kebarat-baratannya. Seperti halnya Bung Hatta dan Dr. Syahrir beserta nama lain yang menuntut ilmu di negara luar sebelum masa kemerdekaan. namun ketika pulang mereka justru semakin kuat karakter nasionalisnya bukan kebarat-baratannya. Mereka pulang dari sekolah di Belanda dengan jatidiri yang lebih kuat.

Welcome orang-orang Harvard, welcome Agus Harimurti.

http://www.jitunews.com/read/45189/w...#ixzz4LQsHTbwW

Keyword : Anak ingusan, Jual tampang, anak mama banteng,

emoticon-No Hope emoticon-No Hope
2
10K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan