GUIZHOU – Badan Pengamat Astronomi Nasional di China telah menyelesaikan pembuatan teleskop radio terbesar di dunia. Berdiameter 500 meter, radar penangkap gelombang sinyal dari luar angkasa itu dinamai FAST (Five Hundred Metre Aperture Spherical Telescope).
Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ambisius ini mengungkap, teleskop tersebut akan digunakan untuk mencari gelombang gravitasi, mendeteksi emisi radio dari bintang-bintang dan galaksi. Bukan mustahil, teleskop ini juga akan mampu untuk mendengarkan tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Sebagaimana diyakini, ada makhluk asing dari planet lain (alien) yang memiliki kecerdasan lebih tinggi dari manusia.
Sementara itu, dilansir dari ITV, Senin (26/9/2016), peneliti dari Akademi Sains China, Qian Lei menegaskan tujuan utama dari FAST adalah untuk menemukan hukum-hukum perkembangan alam semesta. Benda pemantau kehidupan luar angkasa tersebut saat ini masih dalam tahap uji coba. Sinyal pertama telah diterima pada Minggu 25 September.
“Ini sangat menarik. Bertahun-tahun kami harus pergi ke luar negeri untuk melakukan pengamatan dan sekarang kami sudah memiliki teleskop terbesar. Orang banyak tidak sabar menunggu benda ini digunakan,” ujar deputi manajer proyek FAST, Profesor Peng Bo, seperti disitat dari BBC.
Meski demikian teleskop radio ini belum bisa dibuka secara resmi ke publik. Masih banyak hal yang perlu disempurnakan. Peng Bo memperkirakan masa konstruksinya akan selesai tiga tahun lagi.
“Biasanya sebuah teleskop tradisional memakan waktu dua tahun untuk bisa difungsikan secara penuh. Tetapi FAST ukurannya begitu besar, jadi saya bisa katakan, butuh tiga tahun sebelum memperlihatkannya kepada dunia,” terangnya.
Ukuran FAST telah mengalahkan rekor teleskop radio terbesar di dunia yang dipegang oleh Aricebo Observatory di Puerto Rico yang diameternya sebesar 305 meter. Bandingkan juga dengan teleskop Lovell di Jodrell Bank, utara Inggris yang hanya seukuran 76 meter.
Teleskop buatan China ini berhasil dirampungkan dalam lima tahun. Biaya yang dikeluarkan sudah mencapai USD180 juta atau Rp2,3 triliun. Untuk penempatannya di Guizhou, teleskop ini telah mengakibatkan penggusuran terhadap lebih dari 8.000 penduduk desa tersebut.
(Sil)
http://news.okezone.com/read/2016/09...p-alien?page=2