BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Cela angka nol bikin peserta olimpiade biologi tinggal kelas

Foto sekadar ilustrasi, diambil pada 31 Desember, 2013. Menampilkan seorang siswa sedang membuka internet di Banda Aceh, Indonesia.
Malang menimpa seorang siswi SMA Negeri 4 Bandung, Jawa Barat. Satu nilai nol di rapor membuatnya tak naik kelas. Konon nilai nol itu diberikan karena dia tak mengumpulkan sejumlah tugas yang diwajibkan gurunya.

Padahal, ada kondisi-kondisi khusus yang bikin siswa tersebut tak mengumpulkan tugas. Antara lain masalah kesehatan, serta kegiatan bimbingan olimpiade biologi yang diikutinya.

Orang tua siswa itu tak tinggal diam, dan mengadukan kasus ini kepada Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Mereka menggelar jumpa pers di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Minggu (4/9).

"Ada guru Bahasa Indonesia yang memarahi dia. Dia (guru) bilang penting mana pelajaran biologi sama pelajaran bahasa Indonesia? Guru matematikanya juga bilang hal yang sama," kata Danny Daud Setiana, ayah siswa itu, sebagaimana dilansir Pikiran Rakyat.

Daud pun menyesalkan sikap guru-guru yang terkesan mengancam. Selain ancaman, Daud mengaku anak gadisnya juga dilekatkan dengan "stigma sebagai siswa pemalas" oleh kedua guru tersebut.

Masalahnya, kata Daud, selama beberapa waktu anaknya memang kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah karena sakit Astigmat Miopia Compositus --satu jenis gangguan penglihatan. Bahkan sempat dirawat selama dua pekan karena matanya mengalami pembengkakan.

Pada waktu nyaris bersamaan, remaja putri itu juga harus mengikuti bimbingan olimpiade biologi selama sepekan. Perihal keikutsertaan itu termuat pula dalam surat keterangan Kepala SMAN 4 Bandung Nomor 421.3/848-SMA.04/2016 --olimpiade tingkat kota Bandung.

Menurut Daud, kendala-kendala macam itu malah tidak menjadi pertimbangan para guru.

Daud pun mempertanyakan koordinasi di tingkat guru. Pasalnya, di satu sisi anaknya mendapat kepercayaan mewakili sekolah dalam olimpiade biologi, tapi justru tinggal kelas.

Ia juga mengaku kesulitan mendapat penjelasan dari pihak sekolah soal penyebab anaknya tinggal kelas. "Nah itu yang tidak kami ketahui. Kami kesulitan untuk mengetahui hal tersebut," kata Daud, dilansir Okezone.

Nilai nol jadi beban psikis

Daud juga mengaku bahwa anaknya sempat mengalami gangguan kepercayaan diri akibat kasus ini. Mulai dari turunnya minat belajar, hingga ancaman bunuh diri.

"Saya coba datangkan psikolog, guru agama,. Alhamdulillah sekarang anak mulai percaya lagi (terhadap) sistem pendidikan, walau masih fluktuatif," kata dia.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti turut mempertanyakan mekanisme pemberian nilai nol, yang menurutnya tak pantas terjadi.

Menurut Retno hal itu ganjil, sebab merujuk ketentuan penilaian rapor dalam kurikulum 2013, nilai semester akhir adalah akumulasi nilai semester ganjil dan genap. Sedangkan, dalam kasus ini, siswa sudah mendapatkan nilai pada semester ganjil.

Lebih lanjut, Retno menganggap pemberian nilai nol itu sebagai bentuk kekerasan psikis terhadap anak. "Sekolah telah melakukan pelanggaran dalam undang-undang (tentang perlindungan anak). Kasus ini dampaknya luar biasa," tutur Retno, dilansir Pojok Satu.

Orang tua siswa itu bersama FSPGI berencana mengadukan kasus ini kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Adapun Wakil Ketua KPAI, Budiharjo sudah angkat bicara seputar kasus ini. Kata Budiharjo, guru tak patut menghukum siswa dengan memberi nilai nol.

"Seorang guru seyogyanya melakukan pembinaan dan tak melakukan hukuman itu bila siswanya bersalah," ujar Budiharjo, dillansir detikcom. Cela nilai nol di rapor itu juga dianggapnya tidak mendidik dan memberi beban psikis.

Bila nilai tak masuk standar, kata Budiharjo, bisa saja diikutsertakan dalam ujian ulang. Lebih-lebih mengingat status sang siswa yang terbilang berprestasi.

Di sisi lain, pihak sekolah mengaku telah memberikan penilaian ojektif berdasarkan perilaku dan pencapaian akademik.

Seperti dilansir Pikiran Rakyat, Kepala SMAN 4 Bandung Dadang Yani menyebut bahwa nilai itu sudah sesuai denan sistem informasi yang diterapkan sekolah.

"Ketika komponen nilai tidak lengkap, secara otomatis, keluar angka nol," kata Dadang.

Adapun komponen yang tidak dilengkapi adalah tugas dan ujian tengah semester. Pun menurut Dadang Sudah dilakukan upaya perbaikan, tapi nilainya hanya 50 untuk salah satu komponen. Walhasil ketika dirata-ratakan angkanya hanya 20.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-tinggal-kelas

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
15.9K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan