Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pakdejoyAvatar border
TS
pakdejoy
Bisakah keturunan Tionghoa jadi Presiden Indonesia? Ahok & Harry Tanoe Siap!
Pilgub DKI Jakarta
Kata Yusril, Ahok Capres 2019 Jika Menang Pilgub DKI 2017
Sabtu, 6 Februari 2016 16:42 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menjelaskan alasannya berniat maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah serentak tahun 2017 mendatang.

Menurut Yusril, sebenarnya dia masih memiliki niat besar untuk mendapatkan jabatan presiden.

Namun, mantan Menteri Kehakiman ini berpendapat dirinya harus dapat mengalahkan Gubernur DKI Jakarta pertahana, Basuki Tjahaja Purnama, sebelum mencoba menantang Joko Widodo dalam Pemilu 2019.

"Kalau seperti kata jawara banten 'ente kalau mau bertarung lawan Jokowi harus ngelangkahin mayatnya Ahok dulu'," kata Yusril Ihza Mahendra dengan nada bercanda pada acara peluncuran bukunya di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (6/2/2016).

Seolah tidak ingin dinilai hanya mengejar jabatan, Yusril menyebut bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering disapa Ahok akan mencoba bertarung pada Pemilu 2019 jika berhasil terpilih kembali pada Pilkada 2017.

"Perkiraan saya kalau 2017, Pak Ahok menang Pilgub, beliau juga akan maju ke Pilpres," kata Yusril.

Lebih lanjut, terkait upayanya ikut bertarung dalam Pilkada Jakarta 2017, Yusril mengaku telah ada sejumlah orang yang mengumpulkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan kepadanya.

Beberapa partai politik juga dia klaim telah menunjukan dukungan kepadanya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...ilgub-dki-2017



Bila Megawati Setuju, Ahok Ingin Maju Lagi di 2017 Bersama Djarot
Ahok mengungkapkan sebenarnya PDI Perjuangan sudah memberi sinyal mendukungnya.
22 Feb 2016 | 12:13


Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap dapat maju lagi di pilkada Jakarta tahun 2017 mendatang bersama Wakil Gubernur Djarot Saipul Hidayat.

"Saya sudah katakan kalau memang PDI Perjuangan ijinkan dengan Pak Djarot, ya kita maju dengan Pak Jarot," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (22/2/2016).

Djarot merupakan salah satu ketua DPP PDI Perjuangan yang sebelum dipasang di Jakarta oleh PDI Perjuangan, dia merupakan Wali Kota Blitar, Jawa Timur.

Usut Kasus Pejabat MA, KPK Periksa Ketua Dewan Peradilan Nasional
Ahok mengungkapkan sebenarnya PDI Perjuangan sudah memberi sinyal mendukungnya.

Namun, karena PDI Perjuangan juga punya modal besar, jumlah kursi di DPRD DKI Jakarta mencapai 28 kursi atau melewati batas untuk bisa mengusung calon sendiri, partai ini sangat percaya diri untuk mengusung calon sendiri.

Tolak Revisi UU KPK, Slank Temui Komisioner KPK
"PDIP sudah oke, tapi masalahnya PDIP merasa mereka mau mengusung karena dia mampu," kata Ahok.

Sekarang ini, Ahok mendapatkan dukungan kuat dari komunitas Teman Ahok untuk maju dari jalur non partai politik.

Tapi, saat ini Ahok belum mau fokus mengurusi persiapannya maju ke pilkada. Dia ingin fokus ke pemerintahan dulu.

"Kita kalau petahana ya nggak ada persiapan sebetulnya. Kita kerja saja seperti biasa. Kejar sebanyak mungkin apa yang pernah kita rencanakan semua," kata Ahok.
http://www.suara.com/news/2016/02/22...bersama-djarot


Lembaga Survei Politik SMRC:
Hary Tanoe & RK Potensial Saingi Jokowi di Pilpres 2019
Rabu, 13 Januari 2016 - 15:48 wib

JAKARTA - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) telah mengeluarkan hasil survei terbarunya yang salah satunya berisikan tentang nama-nama potensial penyaing Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Nama-nama tersebut di antaranya Prabowo Subianto, yang juga menjadi pesaing Jokowi pada Pilpres 2014, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Kota Bandung Ridwan Kamil (RK), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Dari para tokoh tersebut, nama Prabowo bercokol di posisi paling atas dengan perolehan 21,2 persen dukungan dari responden. Sementara tiga tokoh lainnya masih di bawah angka 10 persen, dan untuk Jokowi sendiri mendapat kepercayaan publik sebanyak 33,4 persen.

"Nama-nama itu sudah beredar di publik. Kalau kita pikir-pikir, empat tahun ke depan belum ada nama baru. Dan kalau terus sosialisasi, dan popularitasnya sampai 80 persen, maka akan menempel pada memori masyarakat. Saya kira, nama-nama itu yang akan menjadi pesaing Jokowi," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan kepada Okezone, di Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Selain SBY yang sudah menjabat dua periode sebagai presiden dan pernah menyatakan tidak akan maju di Pilpres 2019, Djayadi mengatakan, tokoh muda seperti Hary Tanoe, Ahok, dan lainnya bisa menyalip popularitas yang dimiliki Prabowo yang selama ini menjadi pesaing berat Jokowi.

"Mereka itu masih fresh, dan mereka potensial. Tapi apa mampu mengalahkan Jokowi, tentu tergantung pada sosialisasi yang mereka lakukan, dan kedua apakah kinerja Jokowi selama menjadi presiden dianggap positif atau tidak," tandasnya.

Sekedar diketahui, survei SMRC dilakukan kepada 1.220 responden dan yang berhasil diwawancarai sebanyak 82 persen. Margin of error dari survei yang pengambilan sample-nya menggunakan multistage random sampling itu sebesar 3,2 persen.
http://news.okezone.com/read/2016/01...i-pilpres-2019


Perindo Siap Hadapi Pilpres 2019
Jumat, 09 Oktober 2015, 21:54 WIB


Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perindo melakukan kunjungan ke Kantor Harian Umum Republika. Tujuan dari kunjungan itu adalah untuk menjalin hubungan baik dengan Republika sekaligus menyampaikan visi misi serta persepektif dari Perindo.

Ketua Umum DPP Perindo, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, partai yang didirikanya pada Oktober tahun lalu kini tengah terus mempersiapkan untuk menghadapi pilpres 2019.

"Saat ini, kami fokus untuk memperkokoh partai," ucapnya dalam kunjunganya ke Kantor Harian Umum Republika, Jakarta Selatan pada Jumat (9/10).

Ia juga mengatakan, pada prinsipnya, Perindo melakukan persiapan pilpres secara mengalir saja. Akan seperti apa nantinya, lanjut dia, yang terpenting adalah Perindo dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan Indonesia.

"Sambil menuju Pilpres, kami bekerja keras untuk memperkuat jaringan partai," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini jaringan Perindo telah mencapai tingkat kecamatan. Targetnya, lanjut Hary, tahun depan sudah dapat memperluas jaringan hingga ke seluruh kelurahan di Indonesia.

Dengan begitu, ia berharap Perindo dapat segera mengakar di masyarakat. Baginya, mengakar itu mutlak diperlukan oleh sebipuah partai agar dapat lebih memasyarakat.
http://www.republika.co.id/berita/na...i-pilpres-2019


Hary Tanoe Bakal Gunakan Semua Resources untuk Besarkan Perindo
Jumat 30 Oct 2015, 17:36 WIB

Jakarta - Hary Tanoesoedibjo menegaskan dirinya tak main-main mendirikan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Hary mengaku akan menggunakan semua resources yang dimilikinya untuk mendongkrak elektabilitas partainya itu.

Hary Tanoe punya alasan tersendiri kenapa dirinya memilih mendirikan partai baru, bukan bertahan di NasDem atau Hanura yang pernah dipimpinnya.

"Kenapa nggak berjuang di partai sebelumnya? Permasalahan politik memang begitu, begitu parpol mulai berkembang di situlah kelihatan tujuan berpartai itu apa. Kami berpartai itu sasaran antara saja bukan tujuan akhir. Tapi banyak terjadi siapa yang menggunakan parpol sebagai tujuan akhir," kata Hary yang juga Ketua umum Partai Perindo, mengawali perbincangan saat berkunjung ke kantor detikcom di Jl Warung Buncit, Jakarta Selatan, Jumat (30/10/2015).

Hary pun mengajak teman-temannya yang punya idealisme untuk mendirikan partai baru. "Saya bersama dengan teman-teman yang sama-sama punya idealisme kita putuskan lebih cepat, kita bergerak dengan visi, misi, dan chemistry yang sama," kata Hary.

Hary kemudian mendirikan Partai Perindo pada 8 Oktober 2014 dan dideklarasikan secara resmi 7 Februari 2015. "Hari ini sekitar 9 bulan hampir semua DPC selesai kepengurusannya sampai tingkat kecamatan. SK sudah dapat kami tinggal menunggu verifikasi," kata Hary Tanoe yang dalam kunjungan ini didampingi Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq.

Hary menegaskan perjuangan Perindo berbeda dengan NasDem dan Hanura yang pernah diikutinya. "Kami mendirikan Perindo untuk memperjuangkan supaya tidak ada lagi kesenjangan sosial. Sejak zaman Orba pemerintah fokus makro namun distribusinya tidak menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Indonesia sudah 70 tahun merdeka tapi kesenjangan makin melebar. Masyarakat bawah harus naik kelas," katanya.

Lantas bagaimana upaya Hary Tanoe membesarkan Perindo yang belum genap berumur setahun? Simak wawancara selengkapnya:

Bagaimana kekuatan riil Perindo saat ini dan seperti apa upaya memperkenalkan ke masyarakat?

Kalau ditanya bagaimana kekuatan Perindo, kekuatan terus dibangun dan sekarang kita membangun kekuatan. Karena kita ada konkret, dan kita tahu untuk mewujudkan apa yang saya sampaikan itu kita harus menang. Cuma kapan? Nah itu sedang kita perjuangkan.

Jadi kita sekarang ini militan, bagaimana membangun kekuatan dengan cara yang benar. Yang kita bangun infrastruktur, kita bangun sistem yang kuat, SDM yang kuat.

Jika lolos verifikasi maka Perindo bisa ikut Pemilu sekaligus Pilpres 2019, apakah Pak Hary yang akan nyapres atau legowo mendukung tokoh potensial lainnya?

Kita tinggal militan kita coba kerja keras terus, masalah Pilpres 2019 pasti kita ikut dan kita tetap punya visi bagaimana mewujudkan itu baik melalui kita sendiri atau melalui koalisi atau orang yang kita tunjuk. Jadi terlalu dini untuk bicara soal itu (Pilpres).

Sebagai bos MNC, apakah Pak Hary Tanoe akan menggunakan semua resources MNC untuk membesarkan partai?

Jadi begini saya kira masyarakat itu perlu, saya kira semua orang pengin Indonesia maju, nggak ada yang ingin Indonesia hancur. Cuma ngerti apa nggak, paham atau nggak, cuma sekarang bagaimana kita mensosialisasikan itu.

Tinggal bagaimana kita hadir ini bertujuan betul-betul tulus mewujudkan hal tersebut. Apakah kita pakai media kita atau tidak saya kira kita harus menggunakan seluruh resources yang kita miliki tapi dengan cara yang baik. Termasuk jaringan infrastruktur yang saya katakan tadi.

Jadi apa adanya saja supaya masyarakat tahu bahwa kita itu datang punya tujuan. Bukan wah saya pengin power terus masuk ke politik wah ya...nggak nyucuk kalau orang Jawa bilang.

Semakin banyak politikus terjerat korupsi, bagaimana jika kader Perindo terlibat?

Ya dikeluarkanlah pastinya. Namanya manusia bisa takabur, mengontrol orang dengan jaringan nasional tidak mudah. Yang jelas kita harus punya sikap kalau korupsi keluar tapi saya sebagai pemimpin harus memberikan contoh.

Ada kepala daerah datang ke saya bicara jujur saja tolong dibantu kami nanti kalau kami menang proyek ini dikasih. Saya katakan, Pak kami hadir bukan untuk itu, kalau Bapak punya kapasitas kami akan bantu tapi kalau tidak punya ya tidak. Jangan bicara seperti itu. Sebab kalau kepala daerah naik karena transaksi kapan Indonesia maju.

Apakah pilihan politik Perindo sekarang lebih dekat ke KMP?

KMP saya selalu bilang saya kadang ada di rapat KMP kadang tidak ada. Perindo bukan KMP atau KIH kalau KMP punya program bagus kita ikuti kalau tidak ya tidak kita ikuti. Bisa dilihat rapat-rapat kita di KMP, jadi semangat kita Indonesia bukan KMP atau KIH.
http://news.detik.com/berita/3058193...sarkan-perindo


Bisakah keturunan Tionghoa jadi Presiden Indonesia?
Kamis, 30 Januari 2014 07:34



Merdeka.com - Sejak dulu negara Indonesia belum pernah mempunyai presiden yang beretnis Tionghoa. Sebab sejak periode kepemimpinan Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hampir semuanya berdarah Jawa.

Salah satu keturunan Tionghoa yang kini selalu mendapat sorotan adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama . Namun bisakah Ahok menjadi presiden?

Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, mengatakan bahwa saat ini cara pandang masyarakat sudah mulai terbuka untuk menerima siapa pemimpinnya. Apalagi jika suatu saat Indonesia bisa dipimpin oleh presiden beretnis Tionghoa.

"Sangat dimungkinkan, karena budaya-budaya yang bersifat keterbukaan berpikir sudah ada di Indonesia. Publik sudah mulai terbuka," kata Yunarto kepada merdeka.com, Rabu (29/1).

Kendati demikian, Yunarto menilai bahwa Ahok belum bisa maju menjadi presiden. Menurutnya dengan berbekal hasil survei yang masih rendah, akan susah membawa politisi Gerindra itu maju ke kursi presiden di tahun 2014.

"Ahok saja pun juga belum bisa kalau jadi presiden berdasarkan prestasi survei. Di tahun 2014 ini juga belum ada kandidat kuat (etnis Tionghoa) yang bisa ke arah sana," ujarnya.

Yunarto menambahkan, Indonesia saat ini sudah banyak memiliki banyak masyarakat yang terbuka cara berpikirnya. Apalagi mayoritas masyarakat Tionghoa di Indonesia saat ini tak hanya melulu menginginkan pemimpinnya berdarah sama.

"Ya memang harus diakui masyarakat kadang masih terjebak isu agama dan ras, non jawa pun masih sulit, sekat itu masih tersisa pada sebagian masyarakat yang belum terdidik. Contoh Obama dulu waktu menjadi presiden, beberapa rakyat di sana juga masih rasialis. Tapi untuk negara yang maju pasti mereka akan tetap patuh pada hasil pemilu," paparnya.

"Tapi kan logikanya sederhana, kalau sudah terpilih masyarakat pasti akan melihat dari hasil pemilu juga. Masyarakat pasti juga mau memilih. Pola pikir dari etnis Tionghoa sendiri sekarang yang terpenting mereka akan mencari siapa saja pemimpin mereka, tak harus dari Tionghoa juga," imbuh Yunarto.
http://www.merdeka.com/politik/bisak...indonesia.html

------------------------------------

Amerika Serikat aja, yang merupakan negara embahnya demokrasi, bisa menerima kehadiran Barrack Obama yang kulit hitam itu, menjadi Presidennya, bahkan sampai 2 periode. Secara Konstitusi yang sudah di amandemen di zaman Amien Rais menjabat Ketua MPR dulu, sarat untuk menjadi Presiden dan Wapres RI sudah tak ada lagi diskriminasi tentang kesukuan, wni asli atau wni keturunan, termasuk agamanya yang tidak harus muslim tentunya.

Bapak Reformasi Amien Rais patut disebut disini sebagai tokoh visioner Indonesia yang sudah melihat NKRI di masa depan. beliau tampaknya sudah menyadari bahwa NKRI yang maju dan beradab di masa depan, tak harus dipimpin oleh wni-asli saja, dan muslim saja, tetapi membuka kesempatan tokoh-tokoh nasional yang berpotensi seperti Ahok dan Harry Tanoe itu, meskipun mereka dikenal sebagai orang chinese-kapir. Indonesia memang surganya negeara demojrasi di dunia ketiga pada era zaman ini



emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh pakdejoy 23-02-2016 02:05
0
48.2K
225
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan