Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Burkini, bersimpang tudingan islamofobia dan antisipasi terorisme

Seorang perempuan muslim tengah berjalan di pantai. Ia mengenakan pakaian renang yang dirancang untuk khusus untuk perempuan muslim Newport Beach, California, AS (15 Februari 2007).
Seorang perempuan tengah bersantai di pinggir pantai. Ia mengenakan jilbab, yang berpadu dengan tunik berwarna biru, dan legging. Semua tampak baik-baik saja, sebelum empat orang polisi mendatanginya.

Para polisi memintanya menanggalkan jilbab dan tunik. Seorang polisi juga terlihat mengeluarkan kertas, mencatat, dan mengeluarkan tanda denda untuk perempuan itu.

Mereka berdalih menegakkan larangan memakai burqini (atau burkini), jenis pakaian renang yang desainnya terinspirasi tradisi berpakaian perempuan muslim.

Peristiwa itu terjadi di Promenade des Anglais, satu wilayah di pesisir Nice, Prancis. Lokasinya tak jauh dari titik serangan truk yang menabrak kerumunan orang --menewaskan 86 jiwa-- pada Juli silam.

Foto-foto peristiwa tersebut menjadi sorotan media. Khalayak internet turut menyebar dan mengkritik perlakuan polisi, yang dituding rasial serta menyalahi hak asasi.
Armed french cops force woman to remove clothing on Nice beach. Has it come to this? #BurkiniBan [URL="https://S E N S O RxMg71qC111"]pic.twitter.com/xMg71qC111[/URL]
— Ian Fraser (@Ian_Fraser) August 24, 2016 You should be weeping, France. [URL="https://S E N S O RVn54GE4xlr"]pic.twitter.com/Vn54GE4xlr[/URL]
— Hend Amry (@LibyaLiberty) August 23, 2016 If you agree we must enact a #BurkiniBan to keep us safe, then you'll agree that wetsuits definitely #MustBeBanned. [URL="https://S E N S O RYlNXROj6au"]pic.twitter.com/YlNXROj6au[/URL]
— Simran Jeet Singh (@SikhProf) August 24, 2016 Such an affront to secularism! I bet they're indoctrinating kids. What weapons hide under their habits? Fine them! [URL="https://cuma1Q4M2xGsu"]pic.twitter.com/a1Q4M2xGsu[/URL]
— Kenneth Roth (@KenRoth) August 24, 2016
Perempuan dalam foto-foto nan viral itu bernama Siam (34). Dia adalah seorang ibu beranak dua, yang berdomisili di Toulouse, Prancis. Dalam peristiwa itu, Siam dikenakan denda 11 euro (sekitar Rp165 ribu)

Saat peristiwa itu terjadi Siam tengah bersantai dengan keluarganya. Siam, seperti dikutip BBC World Service, menjelaskan bahwa kala itu dia sekadar menggunakan pakaian sehari-hari, lengkap dengan jilbab --bukan burkini.

Siam mengaku diminta membuka jilbab, tapi masih diperbolehkan menggunakannya sebagai penutup kepala --seperti bandana. Walhasil hanya rambutnya yang tertutup, sedangkan lehernya terbuka.

Siam mengaku sedih karena peristiwa itu. "Hal yang paling menyedihkan, saat orang-orang menyoraki 'pulang'. Ada pula yang bertepuk tangan untuk polisi," kata Siam, dikutip The Guardian. Bahkan salah seorang putrinya menangis karena peristiwa itu.

Protes para aktivis Inggris terhadap larangan menggunakan burkini
di London (25 Agustus 2016).
Mengenai larangan burkini di Prancis

Belakangan, pemerintah Nice mengeluarkan surat edaran yang memuat larangan penyebaran foto-foto tindakan aparat terhadap Siam. Mereka menyebut penyebaran foto itu sebagai bentuk pencemaran nama baik dan ancaman terhadap petugas kepolisian.

Merujuk laporan BBC, setidaknya ada 26 kota di Prancis yang melarang penggunaan burkini di tempat umum. Larangan itu terutama berlaku di wilayah selatan Prancis --terkenal dengan pantai-pantai indah-- termasuk Nice.

Ada banyak alasan pelarangan, misalnya: larangan menggunakan pakaian sehari-hari saat berenang, menghormati sekularisme, dan menghormati aturan kebersihan. Argumen paling ekstrem: burkini adalah simbol ekstrimisme Islam.

The New York Times menulis, sejumlah organisasi masyarakat sipil, semisal Kolektif Anti-Islamofobia dan Liga Hak Asasi Manusia di Prancis sudah mengajukan keberatan atas aturan itu melalui pengadilan lokal. Namun sejauh ini larangan mengenakan burkini masih berlaku.

Adapun survei yang dilakukan Institut Opini Publik Prancis (IFOP), menyebut bahwa 64 persen warga Prancis mendukung larangan ini. Sedangkan 30 persen warga mengaku tak peduli. Hanya sekitar 6 persen, yang menyatakan tak berkeberatan dengan burkini.

Peraturan ini juga menjadi polemik di lingkungan pemerintah Prancis. Perdana Menteri, Manuel Valls mengatakan bahwa larangan burkini adalah bagian dari pertempuran budaya. Ia pun menyebut pakaian renang itu sebagai bentuk "perbudakan perempuan" --dipaksa untuk menutup tubuhnya.

Valls juga menyebutnya sebagai simbol islam radikal. "Kita harus mengobarkan perjuangan melawan Islam radikal. Menyaring simbol-simbol agama yang masuk di ruang publik," kata Valls, seperti dilansir BFM-TV (h/t Deutsche Welle).

Pandangan Valls itu ditentang Menteri Pendidikan, Vallaud-Belkacem. Ia menyebut larangan menggunakan burkini adalah bentuk rasialisme.

Sebagai feminis dan tokoh Partai Sosialis, Vallaud-Belkacem menyebut dirinya punya mimpi soal masyarakat yang menghargai kebebasan perempuan atas tubuh mereka --termasuk kebebasan memilih pakaian.

Ihwal argumen soal antisipasi serangan teroris, Vallaud-Belkacem malah menganggapnya memperkeruh suasana. "Kita seharusnya tidak menyiram minyak ke api," kata perempuan yang tumbuh di lingkungan keluarga muslim Maroko itu, dilansir The Guardian.

Informasi penting soal burkini juga datang dari perancangnya, Aheda Zaneti. Perempuan Libanon yang berbasis di Australia itu menyebut penjualan burkini justru meningkat hingga 200 persen pasca-insiden di Nice, Prancis.

Seperti dilansir Politico, Zaneti mengklaim pakaian itu tidak ada kaitannya dengan Islam. Sebaliknya, pakaian itu hadir untuk memberikan kebebasan kepada perempuan untuk memilih model pakaian yang nyaman. Bahkan, kata Zaneti, 40 persen dari konsumen burkini berasal dari kalangan non-muslim.

"Komunitas Yahudi menggunakannya. Aku pernah melihat kaum Mormon memakainya. Seorang biarawati Buddha memborong untuk teman-temannya. Aku pernah melihat wanita yang memiliki masalah dengan kanker kulit atau citra tubuh. Ibu (atau) perempuan yang tidak nyaman mengekspos mereka kulit mereka --semua mengenakannya," ujarnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...pasi-terorisme

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.6K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan