- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cerita Pejalan Domestik
Sepenggal Cerita Perjalanan Di Banyuwangi
TS
Anndhiy
Sepenggal Cerita Perjalanan Di Banyuwangi
Spoiler for Supported by:
Quote:
Spoiler for Aku Berangkat:
Penat melanda, setumpuk pekerjaan yang seperti tidak ada habisnya ini semakin membuat bosan. Selain menulis blog, saya bekerja sebagai staf disalah satu bank di Semarang. Saya bertugas sebagai pengarsipan dokumen. Masih berhubungan lah ya, dengan hobi menulis saya ini,hehe. Jadi diruangan tempat saya bekerja itu, banyak tumpukan-tumpukan kertas yang berisi data nasabah. Sebelum melakukan pengarsipan, kertas-kertas yang berisi data nasabah tersebut harus saya input kedatabase komputer.
Oke singkat cerita saya melihat ada kesempatan libur yang cukup panjang di pertengahan bulan Mei. Rencana pun mulai disusun dan Kota Banyuwangilah yang menjadi tujuan destinasi kali ini. Kota yang terletak di ujung timur pulau jawa ini memliliki beberapa destinasi alam yang tentunya sangat jarang ditemukan, bahkan di dunia. Apakah itu? iya betul, Kawah Ijen dengan Blue Firenya, di dunia hanya ada 2 fenomena api biru ini dan salah satunya adalah negeri kita Indonesia, keren kan .
Karena tidak ingin rencana saya gagal, saat itu saya persiapkan tiket untuk transportasi dijauh hari. Hal ini saya lakukan untuk memudahkan keberangkatan. Sebelumnya saya sudah meminta ijin kepada atasan, dengan sedikit basa-basi pun saya diijinkan untuk meninggalkan pekerjaan selama beberapa hari. Ijin cuti pun sudah saya kantongi, semakin tak sabar saya menantikan hari keberangkatan.
Pagi itu saya terbangun dari tidur. Tak terasa hari yang ditunggu telah tiba, pukul 11.40 adalah jadwal kereta yang akan mengantarkan saya menuju Banyuwangi. Perlengkapan yang semalam sudah dipersiapkan, saya cek lagi untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Oke, kali ini saya siap berangkat. Tiket saya siapkan, tak apalah menunggu sejenak karena saat itu saya sampai stasiun jam 10.00. Lebih baik menunggu daripada terlambat. Satu jam lebih saya menunggu menunggu, akhirnya kereta datang. Banyuwangi im coming . Cerita akan saya lanjutkan dipostingan saya berikutnya.
Update Tanggal 27 Juli 2016
Spoiler for Perjalanan Menuju Banyuwangi:
Quote:
Gambar 1. Duduk santai di kereta (saat perjalanan menuju Banyuwangi)
Hey ketemu lagi dengan Andi, wah bulan-bulan ini lagi kurang produktif nulis nih, tapi alhamdulillahnya Pandanaran Outdoor Travelling jadi tambah rame,hehe (yang belum tahu Pndanaran Outdoor Travellingklik disini). Ini adalah postingan lanjutan dari cerita saya sebelumnya (Aku Berangkat !!!), catatan perjalanan ke Banyuwangi ini akan saya bagi beberapa post. Pelan-pelan lah ya, maklum tuntutan pekerjaan juga makin banyak saat ini. Tapi nulis harus tetep jalanlah, sebelum pikun mau nyeritain tentang perjalanan yang pernah saya alami,hehe.
Ting...tung...ting...tung...dung...tung...ting...tung. Yap kira-kira begitulah nada-nada kedatangan kereta api. Jam 11.40 wib, lima menit sebelum keberangkatan kereta, terlihat banyak orang berdesak-desakan saat memasuki gerbong kereta tak terkecuali saya. Tak ada yang ingin terlinggal, karena kereta tidak akan menunggu siapa yang datang terlambat. Setelah berdesak-desakan, saya mendapat tempat duduk yang cukup nyaman. Saat itu masih ada beberapa bangku yang kosong, lumayanlah bisa selonjoran.
Kereta mulai berangkat, masih ada beberapa bangku yang kosong saat itu.
A:"Mau pergi kemana mas?" tanya seorang penumpang lain yang duduk disebelah saya,
B:"Ini mas, main ke Banyuwangi" , kemudian saya mencoba menceritakan tentang keinginan menjelajahi destinasi-destinasi alam yang ada di Banyuwangi.
Saya pun berbalik tanya dan mencoba mendengarkan ceritanya. Ternyata ia sedang pulang ke Purwodadi untuk bertemu Istrinya yang sedang hamil. Ia bekerja di Semarang dan setiap satu minggu sekali pulang ke Purwodadi.
B:Loh nggak naik kendaraan pribadi aja mas, kan deket Semarang ke Purwodadi?
A:Wah males sama macetnya mas, disana masih ada perbaikan jalan, cepetan naik kereta, paling 1 jam sampai. Jawabnya
Sekitar saju jam berlalu akhirnya obrolan kami berakhir saat dia turun Purwodadi. Bangku kembali kosong, karena tidak ada teman berbincang saya perlahan-lahan tertidur dibangku kereta.
Saat kereta berhenti di Cepu, bangku penumpang pun kembali terisi. Ada seorang bapak-bapak dan seorang wanita. Mereka bertujuan ke Surabaya. Stasiun terakhir kereta yang saya naiki ini adalah kota Surabaya. Untuk menyambung perjalanan menuju Banyuwangi akses yang tempuh selanjutnya adalah dengan mengendarai bus. Saat itu saya bertanya pada bapak-bapak disebelah, saya bertanya kepada beliau, karena dia adalah orang Surabaya. Saya berfikir pasti beliau paham betul tentang jarak dan akses yang harus ditempuh dari Stasiun Pasar Turi ke Terminal Bungur Asih. Benar saja, tidak hanya menjelaskan, ketika kereta tiba di Surabaya saya sempat di antar menuju tempat pemberhentian Bus yang bertujuan ke Terminal Bungur Asih.
Jam 17.00 Wib, setelah saya turun dari kereta dan berjalan menuju tempat pemberhentian Bus. Tempat saya menunggu bukanlah halte, namun hanya di trotoar jalan. Banyak kendaraan-kendaraan berlalulalang di depan. Saat itu saya menunggu di warung yang berada di trotoar jalan, sambil menunggu saya memesan teh hangat untuk melegakan dahaga. Sekitar 15 menit menunggu akhirnya Bus yang dinantikan tiba. Saya bertanya kepada kondektur untuk memastikan bahwa Bus ini akan menuju ke Terminal Bungur Asih. Setelah pasti saya pun duduk dengan tenang di salah satu bangku bus yang kosong.
Quote:
Gambar 2. Suasana dalam Bus yang sempat saya abadikan
Naik bus ini begitu berkesan, maka dari itu saya mengabadikannya ke sebuah foto. Apa sih yang bikin saya selalu ingat dengan bus kota yang satu ini?. Memang murah dengan jarak terminal bungur asih yang jauh, saya hanya dikenakan tarif sebesar Rp.6.000. Tetapi cara mengemudi pak sopir membuat jantung berdebar-debar dan memacu adrenalin. Layaknya Van Diesel di film Fast n Furious. Bisa dibanyangkan jika aksinya dilakukan di jalanan Surabaya yang saat itu sedang macet,haha. Salip sana, salip sini, banting setir ke kanan dan ke kiri, tapi alhamdulillah semua penumpang selamat sampai tujuan, pengguna jalan lain pun juga. Hampir dua jam berlalu, akhirnya saya tiba di terminal Bungur Asih pada jam 18.45 Wib.
Setelah tiba diterminal, saya berjalan menuju tempat pemberangkatan Bus. Saat berjalan banyak calo yang menawari dan menanyakan tujuan kepada saya. Tapi saat itu harga yang mereka tawarkan terlalu tinggi, jadi saya langsung saja ke tempat pemberhentian Bus dan langsung naik ke jurusan Jember. Disini saya mendapatkan harga Rp.60.000, lumayan selisihnya jika dibandingkan calo yang menawarkan kepada saya tadi yakni Rp 150.000 (langsung sampai Banyuwangi). Jika melalui Jember maka saya harus naik Bus lagi ke Banyuwangi. Perkiraan saya dari Jember-Banyuwangi hanya 20-30rb, karena jarak kedua kota tersebut tidak terlalu jauh. Sekitar jam 19.15,Bus yang saya tumpangi berangkat. Untuk mengistirahatkan badan saya pun mencoba tidur di sepanjang perjalanan menuju kota Jember.
Singkat cerita saya turun di Terminal Tegal Alun Jember pada jam 24.00. Saya turun di depan Terminal Bus, disini banyak warung kopi dan bus yang berlalu-lalang. Saya bersama seorang teman (bertemu di bus) berjalan menuju warung kopi di pinggir jalan. Kami memesan secangkir kopi sambil menunggu Bus ke Banyuwangi. Beberapa saat menikmati kopi panas, bus yang dinantikan tiba. Tak Sempat menghabiskan kopi, saat itu kami segera membayar kopi, kemudian segera naik ke dalam Bus.
Bus yang kami naiki adalah Bus yang bertujuan ke Bali. Saya mencoba menahan kantuk agar tidak terlewat saat pemberhentian Bus di Kota Banyuwangi. Kondisi jalan yang sepi menjadikan sang sopir melajukan Bus dengan cepat. Karena cepatnya bus melaju, ditengah-tengah perjalanan Bus sempat mogok. Terlihat kepulan asap dari Bus, saat itu mesin Bus mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga para penumpang dioper ke Bus lain termasuk saya.
Setelah ganti Bus perjalanan pun berlanjut. Tujuan saya pertama di Banyuwangi adalah Stasiun Karang Asem, tepatnya di rumah singgah Pak Rahmat (terletak tidak jauh dari Stasiun). Titik pemberhentian yang paling dekat dengan Stasiun Karangasem adalah terminal Karangente (membutuhkan waktu 10-15 menit menggunakan motor). Saat itu saya sampai Terminal Karangente pada jam 02.15 Wib, beruntung masih ada ojek di dekat terminal. Akhirnya saya ke Stasiun Karangasem naik ojek.
Saat itu saya sampai Stasiun jam 02.30 wib. Kondisi Stasiun sangat sepi, ruko-ruko dan tempat parkir juga sepi, tidak ada aktivitas disana. Karena tidak melihat orang diarea stasiun, otomatis tidak ada tempat bertanya untuk mendapat informasi. Akhirnya saat itu saya memutuskan untuk tidur di Stasiun.
Quote:
Gambar 3. Di depan Stasiun Karangasem
Sekian dulu catatan perjalanan saya kali ini, semoga dapat memberikan informasi yang berguna bagi teman-teman. Cerita lanjutan akan terus saya update di lain kesempatan, sekian dari saya terimakasih.
Update tanggal 24 Agustus 2016
Spoiler for Taman Nasional Baluran:
Quote:
Gambar 1. Savana Bekol
Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo dan Wongsorejo, Banyuwangi (sebelah utara), Jawa Timur, Indonesia. Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
Melanjutkan post sebelumnya yang berjudul Perjalanan Menuju Banyuwangi, kali ini saya akan bercerita sedikit tentang perjalanan ke Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran adalah destinasi pertama yang saya kunjungi saat berada di Banyuwangi. Sampai mana yah kemarin??? oh iya, saat itu saya tiba di stasiun Karangasem pada pukul 02.30 dini hari, karena tidak ada satu orang pun yang terlihat di stasiun, akhirnya saya memutuskan untuk tidur di Stasiun.
Jam 04.30 wib, saya terbangun dari bangku kursi stasiun. Pagi itu stasiun mulai beraktivitas seperti biasa. Beberapa orang terlihat duduk dibangku. Mereka sedang menunggu kedatangan Kereta. Saya keluar dari stasiun dan meninggakan tas ransel dibangku. Terlihat ada sebuah keran air yang terletak tidak jauh dari pintu stasiun. Dengan keran air tersebut saya membasuh muka untuk menghilangkan kantuk yang masih terasa. Setelah membasuh muka, sejenak saya mengamati sekililing stasiun, terlihat beberapa warung dan toko-toko kecil disekitar stasiun. Beberapa toko ada yang sudah buka, tapi ada pula yang masih tertutup rapat. Saya berjalan ke salah satu toko, untuk membeli makanan ringan dan mencari informasi. Setelah mengambil beberapa makanan ringan, saya mulai menggali informasi.
"Bu, di deket sini katanya ada rumah singgah, sebelah mana ya bu rumah singgahnya?", tanya saya kepada pemilik warung.
"Disana mas (sambil menunjukkan rumah sebelah), tempatnya pak rahmat", jawab pemilik warung.
Singkat cerita saya pun mendapatkan informasi tersebut, ternyata rumah singgah tersebut tak jauh dari toko. Saya pun bergegas mengambil tas ransel, kemudian berjalan menuju ke rumah singgah tersebut.
Saya berjalan menuju ke rumah singgah, terlihat ada papan bertuliskan iklan yang menyatakan bahwa rumah tersebut menyediakan jasa persewaan dan penitipan motor. Namun rumah tersebut tidak seperti rumah singgah, karena yang nampak disini adalah rumah dengan garasi besar yang digunakan sebagai tempat penitipan motor.
Terlihat seorang pria, merokok sambil menikmati kopinya. Saya menanyakan apakah disini benar rumah singgah dan tempat persewaan motor kepada pria tersebut. “Iya benar mas”, dengan ramah ia menjawabnya, beliau adalah Pak Rahmat, pemilik rumah singgah dan peyewaan motor tersebut. Saya pun diantar menuju tempat dimana teman-teman backpaker lain berkumpul. Saya berjalan disamping rumah tersebut. Terdapat gang kecil mungkin hanya selebar dua meter dan dihimpit oleh sebuah rumah. Disamping rumah tersebut ada beberapa kamar, kira-kira seperti kos-kosan. Beberapa penghuni kamar tersebut terlihat masih tidur terlelap. Disini saya diantarkan ke kamar yang masih kosong dan disarankan untuk istirahat terlebih dahulu.
Rencana saya saat pertama kali tiba di Banyuwangi adalah ke Taman Nasional Baluran. Tujuan ke Baluran sangat cocok untuk di kunjungi saat Pagi-Sore hari. Untuk teman-teman yang berkunjung jangan lupa "bawa bekal yang banyak", terutama Air Minum, karena di Taman Nasional Baluran sangat panas dan jarang di temui pedagang. Oh iya, jarak dari menuju Taman Nasional Baluran adalam sekitar 1,5 jam perjalanan, menggunakan motor bila dari Stasiun Karangasem.
Jam 09.00, saat itu saya berkenalan dengan seorang teman yang kebetulan mempunyai tujuan yang sama. Shelina, dia mengenalkan diri, begitu pun dengan saya, setelah berpanjang lebar, kami pun memutuskan untuk bergabung menuju Taman Nasional Baluran. Perjalanan ke Taman Nasional Baluran kami bisa ditempuh menggunakan beberapa alat transportasi umum, seperti : bus, angkot, sewa mobil, sewa motor dll. Agar lebih leluasa, saat itu saya dan Shelina memutuskan untuk menyewa motor kepada Pak Rahmat.
Jam 09.30, kami berangkat dari Stasiun Karang Asem menuju Taman Nasional Baluran. Dari sini cukup ikuti petunjuk jalan menuju pelabuhan Ketapang kemudian, ke arah Situbondo. Diperjalanan kami melewati Pantai Watu Dodol. Terlihat banyak pohon kelapa dengan daunya yang melambai-lambai tertiup angin sepoi. Indah, seakan-akan mengajak kami untuk sejenak singgah. Namun kami tetap konsisten dengan tujuan, Pantai Watu Dodol pun kami lewati Setelah satu jam lebih mengendarai motor akhirnya kami sampai di pintu gerbang Taman Nasional Baluran, pintu gerbang ini terletak tepat di pinggir jalan raya Banyuwangi-Situbondo, lokasinya sangat mudah dikenali dan dijangkau.
Jam 11.00, kami memasuki Taman Nasional Baluran. Tiket masuk kawasan Taman Nasional adalah Rp.15.000/orang. Di Taman Nasional Baluran ini ada beberapa tempat yang biasa dikunjungi oleh wisatawan, dan salah satunya adalah Savana Bekol. Dari pintu masuk, pengunjung tinggal mengikuti jalan beraspal kurang lebih sejauh 7 km. Perjalanan ini bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi, maupun menyewa mobil kepada pengelola. Jalan di Taman Nasional Baluran tidak begitu bagus, banyak jalan berbatu dan bergelombang. Bagi teman-teman yang mau berkunjung cek lagi kendaraan sebelum memasuki kawasan Taman Nasional, karena di dalam Taman Nasional tidak ada bengkel yang membantu, apabila terjadi kerusakan.
Setengah jam mengendarai motor akhirnya kami tiba di Savana Bekol. Di Savana Bekol kami melihat padang savana dan beberapa banteng yang berendam dikubangan lumpur. Mereka mendinginkan tubuh dari terik panas matahari. Binatang-binatang lain juga bisa ditemui di Savana Bekol, seperti rusa, kerbau dan berbagai macam jenis burung. Afrika Van Java, ya inilah sebutan yang melekat pada tempat ini. Seperti di Afrika yang banyak mempunyai banyak padang savana yang indah, disinilah kita bisa menjumpai sekeping keindahan alam Afrika yang berada di tanah Jawa (Taman Nasional Baluran).
Quote:
Gambar 2. Rusa di Savana Bekol
Quote:
Gambar 3. Savana Bekol
Quote:
Gambar 4. Savana Bekol 2
Setelah puas berkeliling di Savana Bekol, perjalanan kami lanjutkan menuju Pantai Bama. Pantai Bama ini terletak sekitar 4 km dari Savana Bekol. Hmm kira-kira ada apa aja ya di Pantai Bama? ikuti catatan perjalanan saya selanjutnya yah, sekian dulu catatan perjalanan saya kali ini, terimakasih .
Mampir juga keblog ane gan
bila berkenan &
Quote:
Mampir ketrit ane yg lain gan :
Persewaan Tenda Camping dan Perlengkapan Lainya Kota Semarang
Apa Saja Sih Yang Dibutuhkan Ketika Mendaki Gunung ?
Memancing di Pulau Panjang, Jepara Jawa Tengah
Estafet Hiking Sumbing Sindoro
Sepinya Jalur Pendakian Gunung Prau via Desa Kenjuran (Kendal)
Guyuran Hujan di Gunung Merbabu
(Singgle Trip) Menuju Puncak Tertinggi Jawa
Piknik Ceria Bersama Organisasi Karang Taruna di Kota Pacitan, Jawa Timur
Segarnya Berenang Di Umbul Cokro Tulung, Klaten
Camping di Gunung Andong, Berenang di Air Terjun Sekar Langit
Bersepeda Melewati Tempat-tempat Menarik di Kota Semarang
Gereja Ayam, Punthuk Setumbu Hingga Gunung Merapi Via Selo
Persewaan Tenda Camping dan Perlengkapan Lainya Kota Semarang
Apa Saja Sih Yang Dibutuhkan Ketika Mendaki Gunung ?
Memancing di Pulau Panjang, Jepara Jawa Tengah
Estafet Hiking Sumbing Sindoro
Sepinya Jalur Pendakian Gunung Prau via Desa Kenjuran (Kendal)
Guyuran Hujan di Gunung Merbabu
(Singgle Trip) Menuju Puncak Tertinggi Jawa
Piknik Ceria Bersama Organisasi Karang Taruna di Kota Pacitan, Jawa Timur
Segarnya Berenang Di Umbul Cokro Tulung, Klaten
Camping di Gunung Andong, Berenang di Air Terjun Sekar Langit
Bersepeda Melewati Tempat-tempat Menarik di Kota Semarang
Gereja Ayam, Punthuk Setumbu Hingga Gunung Merapi Via Selo
Diubah oleh Anndhiy 24-08-2016 08:04
tata604 memberi reputasi
1
3.1K
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan