Merdeka.com - Pasukan Oranye yang bertugas, antara lain, bersih-besih sungai digaji Rp 3.100.000 per bulan (jaman Foke hanya Rp 800.000), transportasi gratis, BPJS ditanggung pemda (Kalau meninggal dapat santunan 137 Juta), sekolah anak juga ditanggung Pemda. 

Sungai bersih, nyaman dilihat, warga senang, karena pajak yang mereka bayarkan memang tepat sasaran. 

Lihatlah pasukan Oranye dengan semangat dan giatnya membersihkan sungai dari sampah. Jaman dulu liat suangan hitam dan bau, saking seringnya lihat sungai hitam dan bau sampai warga merasa itu adalah lumrah. 

Namun berkat ketegasan Ahok dan Kerja keras pasukan oranye sungai bisa disulap jadi jernih.

Melihat bahwa pasukan oranye ini begitu rajin dan cepat tanggap, mematahkan stigma negatif yang ada di masyarakat : bahwa masyarakat kelas bawah yg dulunya menganggur adalah orang-orang pemalas. 

Hal ini perlu dilakukan, karena dengan adanya peluang kerja yang sesuai dengan tingkat pendidikan formal serta keahlian dan kemampuan mereka. Hal ini dapat dipergunakan untuk mendorong yg awalnya dari pengangguran, menjadi produktif.

Dengan adanya program2 padat karya yg tidak membutuhkan tingkat pendidikan yg terlalu tinggi dan tingkat keahlian yg terlalu expert, menjadikan banyak yang dahulunya dari kalangan pengangguran, kemudian bisa menjadi tenaga kerja produktif. Karena waktu dan gilirannya sekarang sudah lebih terarah untuk hal yang produktif, kesibukan kerja. 


Sehingga mengeliminasi kemungkinan ngumpul2 atau lebih tepatnya bergerombol, yang tidak produktif. Yang ujung2 nya jatuh pada minuman keras dan kemungkinan terjadi juga pesta seks dan narkoba. 


Yang mana hal ini sangat memicu terjadinya kerawanan dan keresahan sosial.
Dgn banyaknya terserap warga dari kalangan pengangguran, menjadi tenaga kerja produktif; juga akan mengurangi potensi daerah2 rawan, karena yang berpotensi menjadi preman dan pemicu kerawanan dapat terserap oleh lapangan kerja yang ada.

http://forums.merdeka.com/threads/ap...campaign=Humas