Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kurniadihusengoAvatar border
TS
kurniadihusengo
Bumi. Benarkah Planet Tunggal yang Memiliki Kehidupan?






Mungkin Bumi ini tidak terlalu istimewa. Akan mudah bagi kita untuk berdiri di Venus dan bicara seperti ini, kata Mark Jellinek, seorang geolog yang mempelajari pembentukan planet. Mark membayangkan berdiri di bawah atmosfer yang pekat dari gas-gas rumah kaca planet Venus, meleleh di permukaan planet yang berdebu. Suhu di sana cukup tinggi untuk melelehkan timbal.


Bahkan para saintis mengetahui bahwa mungkin ada lebih banyak kisah di balik iklim hangat. Kemungkinan untuk dihujani juga bukan sesuatu yang permanen. Di Mars, alur-alur sungai dan dasar danau yang telah mengering ditemukan, menunjukkan bahwa di masa lalu planet ini pernah memiliki air. Mungkin pernah ada kehidupan di dalam air itu.


Jadi apakah resep terbaru untuk sebuah planet yang bisa dihuni? Untuk memungkinkan kehidupan dan tanaman seperti di Bumi, sebuah planet harus berada di suatu zona berjarak Goldilocks dari suatu bintang, di mana planet cukup hangat agar air dapat mengalir. Namun, tidak ada ukuran yang pasti tentang jarak tersebut.


Lalu masih ada soal ukuran planet. Jika terlalu kecil, atmosfer planet akan lepas dari gravitasinya dan menghilang ke angkasa luar. Jika terlalu besar, atmosfer akan terlalu pekat dan menyesakkan dan berpotensi menjadi raksasa beku seperti Neptunus dan Uranus.


Teleskop Kepler NASA (2009) menemukan sebuah planet berdiameter 1,5 kali Bumi yang mungkin dapat dihuni. Dari 1030 planet yang telah dikenali Kepler, ada beberapa planet yang memenuhi standar Goldilocks. Tetapi kualitas-kualitas ini saja tidaklah cukup untuk menjadikannya sebagai tempat yang dapat dihuni.


Permukaan luar Bumi bersifat lentur - menarik dan mendorong digerakkan oleh bagian inti Bumi yang mendidih, dan dikenali sebagai mantel cembung. Lempeng-lempeng ini adalah bagian dari termostat Bumi. Tumbukan mereka memicu ledakan vulkanik.


Bumi adalah satu-satunya planet yang diketahui memiliki sistem lempeng yang bergerak dengan aktif - proses ini disebut tektonik. Inilah yang membedakan Bumi dari planet lain.


Simulasi komputer baru-baru ini menunjukkan bahwa kondisi di Mars, dengan campuran gas yang sempurna di langitnya, suatu sistem tektonik yang aktif akan membuat permukaan planet itu bisa dihuni.


Ketika planet pertama kali terbentuk dari suatu awan debu yang memadat, mereka mendidih dengan panas yang berasal dari inti lehernya, dan memancarkan panas dari unsur-unsur permukaan radioaktifnya. Ketika panas, permukaan melengkung dan menjulur. Namun ketika mendingin, planet akan mengeras.


Jellinek berteori bahwa pada akhirnya Bumi tiba pada suatu suhu yang tepat, untuk mematahkan keraknya, dan berkat hujan meteor yang pekat yang menyiram planet bayi kita selama 30 juta tahun pertamanya, sejumlah unsur radioaktif penghasil panas di permukaannya berhasil dilepas.








Venus adalah contoh dari apa yang terjadi ketika suhu terus tinggi. Bukannya menjadi seperti lempeng-lempeng Bumi yang terus bergeser, permukaan Venus terlalu panas dan mengalir untuk bisa patah. Pada akhirnya panas terus terbangun sampai seluruh permukaan melesak ke dalam dirinya sendiri. Terjadilah bencana vulkanik, mendorong planet ke dalam keadaan yang selalu panas. Sedangkan Mars adalah planet ekstrim yang permukaannya tidak pernah patah.


Ketika mencermati bahan dasar, kita juga tidak bisa hanya mengorek di permukaan. Pusat Bumi yang melelehkan menggerakkan lempeng-lempeng di permukaan. Jadi jika mineral Bumi terlalu padat, mereka akan membekukan mantel cembung dan melambatkannya.


Jadi faktor manakah yang paling penting penting bagi kemungkinan untuk dihuni? Ini sulit untuk dijawab.


Kita menguji segalanya berdasarkan sistem solar kita dan menganggapnya universal, ungkap Lenardic. Sampai pesawat angkasa luar Kepler-nya NASA diluncurkan pada tahun 2009 untuk mencari planet yang bisa dihuni, para saintis beranggapan bahwa sistem solar kita adalah cetak biru bagi dunia yang lain.


Ternyata kita menemukan bahwa sistem solar kita ini aneh. Pada akhirnya mungkin kita akan menemukan bahwa hal-hal yang kita temukan dengan menggunakan Bumi sebagai patokan, ternyata tidak benar. Misalnya saja, medan magnetik Bumi, yang dianggap membantu memegangi atmosfer kita. Meski mungkin ia membantu melindungi kita dari angin dan kobaran api solar, apakah ia benar-benar penting bagi kemampuan sebuah planet untuk dihuni?


Ada sebuah dunia dari kemungkinan-kemungkinan baru di cakrawala. Teleskop James Webb dari NASA akan diluncurkan pada tahun 2018, tetapi teleskop yang sangat modern ini pun hanya akan mencari di halaman belakang kita, sekitar 10 tahun cahaya dari Bumi.


Coba beralih ke teleskop, generasi berikutnya, misalnya HDST, LUVOIR, dan ATLAST. Teleskop-teleskop ini lebarnya bisa sepanjang 5 bus dan dapat mengintip calon kembaran Bumi di tempat yang lebih jauh lagi, bahkan dapat memetakan awan, benua, dan lautan di permukaannya. Meski belum tentu bisa diluncurkan sebelum tahun 2030, namun kemungkinannya sungguh menggembirakan.
0
3.5K
17
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan