Soeara Rakjat, Indonesia. Beberapa hari terakhir ada sebuah peristiwa yang cukup menarik perhatian bagi kita semua rakyat Indonesia, persitiwa yang oleh bahasa media disebut-sebut sebagi sindiran politik tingkat tinggi. Peristiwa yang bisa saja akan kembali membuat hangat tensi politik di negeri ini.

Adalah blusukan Presiden Jokowi ke bukit Hambalang, di mana ditempat tersebut terdapat mega proyek yang kini sedang mangkrak, yang kini sedang ramai di bahas. Kabarnya Jokowi sempat geleng-geleng kepala begitu tiba disana, Presiden merasa sedih melihat 'koompleks Olahraga' ini dipenuhi tumbuhan ilalang.

Beragam opini masyarakat pun muncul terkait blusukan Presiden Jokowi ke Hambalang ini, banyak dari kita yang menilai bahwa ini adalah aksi untuk menyindir Road Show mantan Presiden SBY, yang saat ini sedang berkeliling dan menjaring aspirasi masyarakat.

Sebelumnya publik menilai bahwa aksi keliling-keliling SBY ini adalah untuk menunjukan eksistensinya, bahkan beberapa media menyebut SBY saat ini sedang menggalang kekuatan untuk 2019 nanti. Baik SBY maupun Jokowi, adalah dua tokoh penting yang paling menjadi perhatian publik saat ini.

Apa tujuan Presiden Jokowi memblusuki Hambalang ? mungkin begitulah yang ada dibenak kita semuanya. Sebagai seorang Presiden terasa wajar jika Jokowi blusukan sana-sini, itu semua bertujuan agar pembangunan tetap berjalan dan berkelanjutan. Karena mungkin saja Hambalang, masih dianggap penting oleh penerintahan saat ini.


Apakah pembangunan Hambalang yang "mangkrak" akan kembali dilanjutkan, apakah dananya ada, uangnya ada ? Mega proyek Hambalang sendiri mangkrak karena saat ini sudah menjadi barang sitaan KPK, akibat dari kasus korupsi yang menjerat para "arsitek" nya, yang beberapa diantaranya kini sudah menjalani vonis pengadilan.

Andai dananya ada uangnya ada, Hambalang pun sulit untuk dibangun kembali, itu karena tanah dibukit Hambalang yang konon labil dan goyah. Jika terpaksa dibangun kembali, mungkin saja akan kembali mangkrak atau setengah jadi. Sebuah upaya yang akan dinilai sia-sia, dan hanya membuang-buang uang belaka.

Jika memang saat ini dananya ada uangnya ada, itu akan lebih baik jika dialokasikan ke pos lain yang lebih penting dan berarti. Guru Honor, adalah salah satu persoalan yang hingga kini masih belum ada solusi. Berkali-berkali mereka 'memblusuki' Istana, namun berkali pula mereka selalu gagal bertemu Presiden Jokowi.

Alasan batalnya pengangkatan Guru Honor sendiri adalah kelangkaan dana yang di miliki oleh pemerintah saat ini. Akankah kemudian nasib Guru Honor juga akan sama seperti Hambalang, tetap mangkrak dan batal menjadi pegawai negeri.

Sumber : http://www.sorak.in/2016/03/netizen-jika-hambalang-saja-dibulusuki.html?m=1